Sukses

Meski Berprofesi Ojol, Ibu-Ibu Ini Tetap Berbagi Setiap Jumat

13 perempuan tukang Ojek Online (Ojol) di Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel) yang tergabung dalam grup Hasena Banjarmasin punya kegiatan sosial setiap jumat.

Liputan6.com, Banjarmasin - Bulan Ramadan, bulan yang penuh berkah untuk berbuat kebaikan antar sesama manusia, tidak memandang golongan, jabatan, bahkan profesi sekalipun. Demikianlah yang dilakukan oleh 13 perempuan tukang Ojek Online (Ojol) di Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel) pada Ramadan 1444 Hijriah, tahun lalu.

Mereka mengatasnamakan grupnya dengan nama "Hasena Banjarmasin",  yang dianggap sebagai perempuan kuat. Adapun visi mereka mendirikan komunitas kecil-kecilan ini sebagai wadah untuk berbagi kebaikan yang rutin dilaksanakan setiap hari Jumat, dengan sebutan "Jumat Berkah".

Jumiati (35 tahun), dipercaya oleh rekan-rekannya sebagai koordinator untuk mengurus ibadah berbagi berkah. Ia menyebutkan jika aksi ini telah lahir sejak tahun lalu, tatkala itu mereka melakukan buka puasa bersama sekaligus berkomitmen untuk melakukan kegiatan ibadah dengan modal patungan.

"Jumat Berkah ini rutin kami laksanakan setiap hari Jumat, untuk modal kami biasanya patungan tanpa ada patokan angka atau jumlahnya sebab berapa pun yang terkumpul, kita belikan secukupnya dan kita bagikan," sebut Jumiati, Jumat (22/03/2024) malam.

Ia menjelaskan jika bentuk Jumat Berkah yang mereka lakoni yakni berbagi makanan dan minuman, adapun jumlah paket yang dibagikan menyesuaikan dengan jumlah setoran dari rezeki masing-masing anggota. Sedangkan paket yang dibagikan tidak memandang siapa yang akan diberikan.

Untuk pembagian Jumat Berkah, mereka memilih tidak berjalan namun hanya di satu titik. Ramadan tahun ini pembagian difokuskan di jalan Ahmad Yani Pal 5 di depan Richeese atau seberang Hero Supermarket Kota Banjarmasin. Pasalnya di tempat tersebut pihaknya telah mendapat izin.

"Kami fokuskan di situ karena kami pikir untuk berbagi dengan berjalan mungkin bisa tapi memerlukan banyak waktu, namun jika di tempat atau satu titik bisa lebih gampang proses membaginya," ujar Jumiati yang telah menggeluti Ojol sejak lima tahun yang lalu.

"Pembagian kita berikan kepada siapa pun, ojol pun bisa dapat, karena memang kita tidak terfokus pembagian ini hanya kepada ojol saja tetapi juga kita berikan kepada masyarakat umum," lanjutnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Mayoritas Ojol

Dari 13 anggota, sebagian besar mata pencahariannya adalah menjadi tukang Ojol, sedangkan yang lainnya Ojol hanya sebagai sampingan. Ada yang sebagai asisten rumah tangga, bekerja di rumah produksi roti, jasa antar jemput anak sekolah, pembuat kue, dan berdagang.

Kegiatan sosial yang mereka lakukan setiap hari Jumat ini tidak serta merta di jalan raya, namun juga kadang dilakukan dengan berbagi kepada anak-anak panti asuhan. Lagi-lagi, apa yang mereka berikan menyesuaikan dari hasil patungan rezeki masing-masing anggota.

Di luar bulan puasa, paket yang mereka bagikan biasanya berkisar 20 hingga 30 bungkus makanan dan minuman. Sedangkan di bulan puasa ada penambahan sehingga dapat melebih dari 50 paket.

Hingga Jumat kedua di bulan Ramadan ini, Jumiati menyebutkan jika aksi sosial yang mereka lakukan mendapatkan bantuan dari dua orang hamba Allah. Orang tersebut turut andil dan peduli dengan aksi yang dilakukan bersama anggota grup Hasena Banjarmasin.

"Hamba Allah ini turut berpartisipasi, turut membantu sehingga jumlah paket semakin bertambah, kemudian sebelum kami melakukan pembagian biasanya kami bagikan informasinya di grup Ojol jika ada yang kebetulan lewat bisa mampir jika memang masih ada," kata Jumiati yang suaminya juga seorang Ojol.

Kehadiran hamba Allah sebagai partisipan, Jumiati bersama seluruh anggota tetap kompak untuk menyalurkan Jumat Berkah. Ia mengakui jika kegiatan ini murni ibadah, tidak sebagai bentuk kegiatan komersial untuk memperoleh keuntungan finansial.

"Untuk sementara penambahan anggota belum, jika nanti bisa jadi grup yang besar, kami ini sebenarnya tujuannya bukan untuk komersil, kita cuma kebetulan untuk menyalurkan dengan niat beribadah, yang jelas saat menggelar kami menghentikan aktivitas mengojek," lanjut Jumiati.

Ia juga menjelaskan jika nantinya ada yang berminat gabung jadi anggota grup, ataupun sebagai hamba Allah yang lainnya maka akan diterima. Pada dasarnya kegiatan ini sebagai ladang beribadah semata, sehingga penambahan anggota ataupun donatur bisa diberikan ruang untuk bersama-sama.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.