Sukses

Kumpulkan Penyedia Katering Jemaah Haji di Makkah, Kemenag Ancam Sanksi jika Distribusi Telat

Liputan6.com, Jakarta Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Daerah Kerja (Daker) Makkah mengumpulkan para penyedia konsumsi jemaah haji Indonesia di kota kelahiran Nabi.

Mereka diingatkan memberi pelayanan terbaik untuk jemaah haji Indonesia. Jika ada keterlambatan, maka akan dikenakan sanksi.

Jemaah haji Indonesia dijadwalkan akan mulai tiba di Makkah Al-Mukarramah pada 1 Juni 2023 mendatang. Kloter 1 embarkasi Jakarta-Pondok Gede (JKG-01) akan menjadi rombongan pertama yang tiba di Kota Makkah.

Mereka diberangkatkan dari Madinah usai menjalani ibadah Arbain atau salat wajib berjamaah di Masjid Nabawi selama 40 waktu.

Kepala Bidang Katering Haji PPIH Arab Saudi, Muhammad Agus Syafi' menyebutkan, ada 54 dapur yang akan menyuplai makanan bagi seluruh jemaah haji Indonesia di Kota Makkah. Mereka diminta untuk cermat dalam distribusi agar makanan layak dikonsumsi saat diterima jemaah haji.

"Tiap dapur harus cermat memperhatikan semua aturan yang sudah disepakati, baik dari segi menu hingga waktu distribusi makanan," ujar Agus saat memimpin rapat pelayanan konsumsi bagi jemaah haji, di Kantor Daker Makkah, Senin (29/5/2023).

"Saya juga mengingatkan bahwa ada pengawas yang mengawasi setiap pelayanan konsumsi. Perlu juga diingat bahwa akan ada sanksi bagi dapur yang terlambat dalam melakukan distribusi makanan kepada jemaah," sambungnya.

Selama di Makkah, jemaah haji Indonesia akan mendapat tiga kali makan dalam sehari. Untuk makan pagi, distribusi dilakukan dari 05.00 sampai 08.00 Waktu Arab Saudi (WAS), dengan batas maksimal waktu konsumsi adalah jam 09.00 WAS.

Untuk makan siang, distribusi dari jam 12.00 sampai 14.00 WAS, dengan batas maksimal konsumsi jam 16.00 WAS. Sementara untuk makan malam, distribusi dilakukan dari jam 17.00 sampai 19.00 WAS, dengan batas maksimal konsumsi jam 21.00 WAS.

"Kita akan rutin melakukan visitasi ke dapur secara langsung untuk pengawasan proses produksi, pengolahan, dan distribusi," ucap Agus.

Hal senada disampaikan Kepala Seksi Pelayanan Konsumsi Daker Makkah PPIH Arab Saudi, Benny Darmawan. Dia mengatakan, penyedia konsumsi jemaah haji harus benar-benar memperhatikan jadwal distribusi makanan.

Proses distribusi ini sangat penting karena berhubungan dengan asupan makanan yang akan menunjang kesehatan para jemaah haji.

"Kemasan konsumsi jemaah harus mempersiapkan tutup boks lebih awal karena jemaah diperkirakan akan tiba di Makkah tanggal 1 Juni mendatang," terang Benny.

"Jika ada dapur yang tidak menggunakan standar tutup boks makan sesuai ketentuan yang telah disepakati, maka akan ada sanksi yang diberikan," pungkasnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Jemaah Makan 3 Kali Sehari, Menunya dari Nasi Uduk, Rendang hingga Opor Ayam

Pemerintah Indonesia melalui Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi terus meningkatkan pelayanan terhadap jemaah selama pelaksanaan ibadah haji di Tanah Suci. Salah satunya terkait layanan katering jemaah haji.

Ketua PPIH Arab Saudi Subhan Cholid menyatakan, jemaah haji 2023 ini akan kembali mendapatkan jatah makan tiga kali sehari selama di Madinah dan Makkah. Untuk melayani ratusan ribu jemaah, PPIH Arab Saudi telah meneken kontrak kerja sama dengan 21 perusahaan penyedia katering.

"Kita sudah lakukan konsolidasi dengan 21 dapur katering beserta para juru masaknya," ujar Subhan saat ditemui di Kantor Urusan Haji Indonesia di Kota Madinah, Senin (22/5/2023).

Tak hanya soal kuantitas, PPIH juga meningkatkan kualitas makanan jemaah haji Indonesia, mulai dari segi kebersihan, nilai gizi, hingga cita rasa. Menurut Subhan, mereka diharuskan menyediakan katering bercita rasa masakan nusantara agar mudah diterima di lidah para jemaah.

"Kita teguhkan komitmen mereka untuk memberikan layanan terbaik bagi jemaah. Sudah dilakukan juga demo menu jemaah bercita rasa Indonesia," tuturnya.

Kepala Seksi Konsumsi PPIH Daerah Kerja (Daker) Madinah, Suviyanto menyatakan bahwa dalam kontrak kerja sama yang ditandatangani dengan penyedia katering memang menekankan pada kualitas masakan dengan cita rasa dapur Indonesia.

"Yang jelas intinya semua jemaah akan merasakan menu dari Indonesia, contoh nasi uduk pada pagi hari, nasi goreng, nasi kuning, ada juga telur dadar, ayam goreng, opor ayam, rendang ayam, tongseng, termasuk juga tumis timun dan wortel," ucapnya.

Namun begitu, PPIH Arab Saudi belum bisa menyediakan menu khusus bagi jemaah lanjut usia (lansia). Sebab selain sulit diidentifikasi, pembuatan menu khusus lansia juga akan merepotkan katering dan berpotensi berdampak pada pelayanan konsumsi jemaah lainnya.

"Semua dapur membuat menu yang sama, tidak membedakan ini lansia atau tidak, karena akan merepotkan yang di dapur, nanti ada minta bubur dan sebagainya," ucap Suviyanto.

 

 

 

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.