Sukses

Dijual Murah Rp 80 Ribu per Kg, Beli Daging Kerbau Dibatasi 2 Kg Selama Ramadhan

Bulog membatasi pembelian daging kerbau tersebut sebanyak 2 kilogram per orang selama masa Ramadhan dan Lebaran. Namun setelah Lebaran, masyarakat bebas membeli daging tersebut sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan.

Liputan6.com, Jakarta Perum Bulog menjaga ketersediaan daging sekaligus menjamin tidak adanya gejolak harga daging selama Ramadhan dan menjelang Idul Fitri 1444 H dengan menyediakan daging kerbau beku murah dengan harga Rp 80.000 per kg di ritel Alfamidi.

“Untuk tahap awal Bulog menggelar operasi pasar berupa komoditas daging kerbau beku seharga Rp80.000 per kg melalui 88 cabang Alfamidi yang tersebar di Jabodetabek. Dengan demikian masyarakat bisa memiliki pilihan untuk membeli daging tanpa kesulitan,” kata Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso saat meninjau penjualan daging beku di Alfamidi Super Bangka Raya di Jakarta, Jumat.

Budi Waseso mengemukakan kerja sama dengan Alfamidi nantinya akan diperluas sampai ke luar Jabodetabek, hal ini dilakukan sebagai salah satu upaya memenuhi kebutuhan daging melalui jaringan ritel modern. Harapannya, masyarakat dapat memperoleh bahan pangan khususnya daging dengan cepat, mudah dan murah.

“Sebagai bagian dari pemerintah, Bulog memahami situasi kebutuhan daging yang meningkat belakangan ini. Bulog akan menggunakan seluruh instrumen yang ada untuk menjamin ketersediaan pangan pokok tersebut dan saya sudah mengeluarkan instruksi ke seluruh jajaran Bulog di Tanah Air untuk menyiapkan stok daging beku yang bisa langsung dibeli masyarakat,” ucapnya.

Layaknya operasi pasar atau program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) lainnya, Bulog akan terus memasok daging kerbau beku dengan merek DagingKita tersebut selama sepanjang tahun, sesuai dengan jumlah permintaan dari Alfamidi.

Sebagai upaya stabilisasi, Bulog membatasi pembelian daging kerbau tersebut sebanyak 2 kilogram per orang selama masa Ramadhan dan Lebaran. Namun setelah Lebaran, masyarakat bebas membeli daging tersebut sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan. “Untuk sementara ini iya (dibatasi). Tapi kalau next ya boleh aja mau 10 kg boleh aja,” ujar dia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kerja Sama dengan Ritel

Sementera itu Kepala Badan Pangan Nasional Arief Presetyo Adi yang turut hadir saat peninjauan mengatakan kerjasama Bulog dengan ritel modern seperti Alfamidi merupakan salah satu tindak lanjut dari arahan Presiden agar harga daging sesuai dengan HET yang ditetapkan.

"Di sini kita saksikan bersama bahwa stok daging beku sudah tersedia di Alfamidi dengan harga jual sesuai Harga Eceran Tertinggi sesuai harapan pemerintah yaitu Rp80.000 per kilogram," katanya.

Arief menuturkan bahwa selama ini pemerintah telah melalukan pengadaan daging kerbau beku, namun harganya masih di atas HET lantaran biaya distribusi. Oleh karena itu, mulai saat ini Bulog langsung mendistribusikan ke ritel modern sehingga dapat memangkas rantai pasok dan harga distribusi.

“Di supermarket ini bisa menjadi patokan karena ada price cart di situ dituliskan Rp80.000. Mengenai kualitas Pak Budi Waseso sempat komplain sama vendor kenapa banyak lemaknya dan hari ini kita lihat sudah beda. 1 kilogram ini dianggap ideal karena tidak perlu potong-potong lagi seperti daging yang besar dan kenapa hari ini ada di Alfamidi, tinggal kita percepat,” jelas Arief.

3 dari 4 halaman

Pengusaha Warteg Ogah Beli Daging Kerbau Impor: Lebih Murah Tetelan

Ketua Komunitas Warung Tegal Nusantara (Kowantara) Mukroni menilai, daging kerbau impor beku asal India yang kini dijual Rp 85.000 per kg di pasar ritel masih terlalu mahal untuk dijual di warteg.

Menurut dia, pengusaha warteg masih memilih jual menu olahan tetelan daging sapi yang harganya lebih murah dua kali lipat dibanding daging kerbau impor.

Meskipun daging kerbau impor tersebut dijamin halal dan dijanjikan empuk, tapi Mukroni menilai, pelanggan warteg masih lebih memilih daging tetelan yang harganya ramah di kantong.

"Masih mahal (daging kerbau impor beku), belum masuk, paling daging tetelan yang masih murah. Daging tetelan di harga Rp 30-40 ribu, sama dengan harga ayam," ujar Mukroni kepada Liputan6.com, Jumat (14/4/2023).

Di sisi lain, ia menambahkan, menu olahan daging sapi sejauh ini sudah jarang dihidangkan di warteg. Pelanggan juga cenderung lebih suka menu-menu murah andalan kios nasi, semisal telur ayam atau tempe tahu.

"Warteg sedikit yang jual daging. Pelanggan warteg biasanya (beli) daging yang tetelan yang murah. Semenjak pandemi peminat daging kurang, mungkin mahal dan daya beli belum mampu," ungkapnya.

"Mereka (pelanggan) paling ke ayam, ikan, dan yang murah telur terus turun ke tempe dan tahu," kata Mukroni. 

4 dari 4 halaman

Impor Bertahap

Kendati demikian, Buwas menegaskan, kedepan Perum Bulog akan melakukan impor daging kerbau secara bertahap hingga mencapai target 100 ribu ton.

"Saya ngecek kedatangannya hari ini dengan pak Dirjen Perdagangan, kita ngecek kedatangan daging impor untuk kebutuhan puasa lebaran ini dari alokasi kita 100 ribu ton baru datang 18 ribu ton yang seyogyanya kita harapkan 20 ribu, tapi yang baru datang 18 ribu ton nanti ini bertahap," jelas Buwas.

Adapun daging kerbau impor tersebut sebagai pengganti daging sapi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia menjelang lebaran 2023. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.