Sukses

Lirik Qasidah Nahdliyah 1 Abad NU, Sejarah dan Harapan 100 Tahun Nahdlatul Ulama

Banyak hal yang disuguhkan Nahdlatul Ulama (NU) untuk menyambut 1 abad NU, di antaranya Qasidah Nahdliyah. Qasidah Nahdliyah adalah senandung lagu yang di dalamnya mengandung makna sejarah dan harapan 100 tahun NU.

Liputan6.com, Jakarta - Banyak hal yang disuguhkan Nahdlatul Ulama untuk menyambut momentum 1 Abad NU, di antaranya Qasidah Nahdliyah. Qasidah Nahdliyah adalah senandung lagu yang di dalamnya mengandung makna sejarah dan harapan 100 tahun NU.

Penulis lirik, KH Afifuddin Muhajir mengawali qasidah dengan optimisme NU sebagai organisasi yang membangkitkan tekad dengan tetap menjaga kemuliaan Islam dan Tanah Air.

Kemudian menceritakan bagaimana sejarah NU didirikan oleh para ulama. Beberapa ulama yang berperan dalam pendirian NU seperti Hadratus Syekh KH Hasyim Asy’ari disebutkan dalam qasidah ini.

Selain itu, dalam qasidah juga ditegaskan bahwa NU sangat menjaga akidah Ahli Sunnah wal Jamaah. NU juga selamanya menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Qasidah diakhiri dengan harapan-harapan mulia NU di usianya yang menapaki 1 abad. NU diharapkan mampu menghadapi segala tantangan zaman yang di depan mata.

Berikut adalah lirik dari Qasidah Nahdliyah 1 Abad NU. Untuk mendengarkan bagaimana nada dan iramanya, Anda dapat menggunakan tautan berikut

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Qasidah 1 Abad NU

Lirik: KH Afifuddin Muhajir

بِنَهْضَةِ العُلَمَا اَنْهِضْ عَزَائِمَنَا : نَرْعَى بِهَا الْمَجْدَ وَالْإِسْلَامَ وَالْوَطَنَا

“Dengan Nahdlatul Ulama, kita bangkitkan tekad # Melalui Nahdlatul Ulama kami menjaga kemulian, Islam dan tanah air.

جَمْعِيَّةٌ أَسَّسَتْهَا خَيْرُ كَوْكَبَةٍ   : كَأَنَّهَا البَرْقُ فِي الظَّلْمَاءِ حِيْنَ سَنَا 

“Nahdlatul Ulama didirikan bintang-bintang ulama terbaik # Nahdlatul Ulama seperti kilat di kegelapan”

 لَقَدْ بَنَى حَضْرَةُ الشَّيْخِ الْأَسَاسَ لَهَا: أَيْ هَاشِمٌ أَشعَرِي أَعْظِمْ بِهِ مِنَنَا

“Hadlratus Syaikh meletakkan pondasi Nahdlatul Ulama#Yaitu Hasyim Asy’ari yang sosoknya merupakan anugerah luar biasa!” 

مِنْ شَيْخِنَا أَيْ خَلِيْلٍ فِي إِشَارَتِهِ : قُطْبِ الْوِلَايَةِ مَنْ رَبَّى مَشَايِخَنَا

“Melalui isyarat Syaikhona Kholil# seorang wali qutub yang mendidik ulama-ulama kami”

فِي كُلِّ أَرْجَاءِ أَرْضٍ يَنْزِلُوْنَ بِهَا : كَانُوْا عَلَى كُلِّ بَحْرِ الْفِتْنَةِ السُّفُنَا

“Mereka tersebar di seluruh penjuru bumi # Mereka laksana bahtera dalam mengarungi lautan fitnah”

إِلَيْهِ أَرْسَلَ يَوْمًا سُبْحَةً وَعَصَا : مِنْ شَيْخِنَا أَسْعَدٍ يَا بَهْجَةَ الْفُطَنَا 

“Suatu hari Syaikhona Khalil mengirimkan tasbih dan tongkat kepada Hadlratus Syaikh Hasyim Asy’ari# melalui Syaikh As’ad, kebanggaan para cerdik-pandai”

وَقَدْ تَلاَ آيَةً في هَاشِمٍ فَبَكَى : بُكَاءَ مَنْ سُرَّ فِيْمَا قَدْ رَجَاهُ دَنَا

“Syaikh As’ad membacakan ayat (al-Qur’an) kepada Hadlratus Syaikh Hasyim, dan Syaikh Hasyim menangis # tangis bahagia karena apa yang diharapkannya akan terwujud dengan segera”

وَقَالَ أَسْعَدُ يَا قَهَّارُ مُرْتَجِفَا : وَقَالَ أَسْعَدُ يَا جَبَّارُ مُؤْتَمِنَا 

“Syaikh As’ad memaba Yâ Qohhâr dengan gemetar # dan mengucapkan Yâ Jabbâr dengan keyakinan tak tergoyahkan”

عَبْدُ الْوَهَّابِ لَنَا شَيْخٌ وَقُدْوَتُنَا : وَبَعْدَهُ شَيْخُنَا بِشْرِى مُعَلِّمُنَا

“Syaikh Abdul Wahab (Hasbullah) adalah syaikh dan panutan kami, dan setelahnya adalah Syaikh Bisri (Syansuri), guru kami”

أُوْلَئِكَ الْعُلَمَاءُ الأَوْلِيَاءُ لَهُمْ : فَضْلٌ وَسَبْقٌ وَإِحْسَانٌ لِنَهْضَتِنَا

“Mereka adalah para ulama dan wali-wali Allah # yang memiliki kelebihan, persembahan dan kebaikan untuk memajukan jam’iyah kami”

صَانَتْ عَقِيْدَةَ أَهْلِ السُّنَّةِ الكُرَمَا : مِنْ كُلِّ زَيْغٍ غَوِيٍّ يَبْعَثُ الفِتَنَا

“Nahdlatul Ulama menjaga akidah Ahli Sunnah yang mulia#dari setiap penyimpangan yang menimbulkan fitnah”

تَصُوْنُ وَحْدَةَ إِنْدُونِيْسِيَا أَبَدَا : مِنِ افْتِرَاقٍ كَرُوحٍ صَانَتِ البَدَنَا

“Selamanya Nahdlatul Ulama menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia#dari perpecahan, seperti ruh memelihara raga”

لَقَد بَلَغْتِ سَنَامَ الْعِزِّ فِي مِئَةٍ : سِنِيْنَ يَا نَهْضَةَ الدُّنْيَا انْهَضِي زَمَنَا

“Sungguh, Nahdlatul Ulama telah menapaki puncak kejayaan dalam seratus# tahun, wahai kebangkitan dunia, bangkitlah untuk menghadapi tantangan zaman”

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.