Sukses

Tim Transisi Gadungan Masuk Kementerian, Deputi Minta Maaf

Kendati, tim Transisi tidak merasa terganggu dengan kemunculan tim 'abal-abal' itu.

Liputan6.com, Jakarta - Tim Transisi Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) kini mulai sibuk berkomunikasi dengan kabinet Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Tapi, pekerjaan itu diganggu munculnya Tim Transisi gadungan yang langsung datang ke kementerian teknis.

Tim Transisi akhirnya mengetahui kemunculan Tim Transisi gadungan yang mengirim surat ke beberapa kementerian teknis. Tim Transisi pun meminta maaf terkait kemunculan Tim Transisi gadungan itu. Terlebih mereka sudah membawa nama Jokowi-JK untuk kepentingan mereka.

"Kami juga dari Kantor Tim Transisi mungkin minta maaf ke pemerintah, jika memang ada pihak-pihak yang menggunakan nama Transisi, menggunakan nama Jokowi, menggunakan nama Pak JK untuk langsung berinteraksi dengan masyarakat," ujar Deputi Tim Transisi Andi Widjajanto di Rumah Transisi, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (5/9/2014).

Kendati, Tim Transisi tidak merasa terganggu dengan kemunculan tim 'abal-abal' itu. Selama ini mereka bekerja dengan nyaman. "Selama ini nggak (terganggu)," ujar Andi.

Andi menjelaskan, tim Transisi memiliki mekanisme tersendiri setiap berkomunikasi, terlebih dengan pemerintahan SBY. Semua tercatat dengan resmi, lengkap dengan surat rekomendasi. "Kami dari Kantor Transisi prosedurnya jelas," tukas Andi.

"1 Ada surat mandat, 2 hanya kepala staf dan para deputi, dan 3 permintaannya resmi dengan kop surat Kantor Transisi, di bawahnya ada tanda tangan kepala staf deputi dengan cap dari Kantor Transisi. Dengan itu maka permintaannya di luar tanggung jawab dari Kantor Transisi," pungkas Andi.

Sekretaris Kabinet (Seskab) Dipo Alam sebelumnya juga mengedarkan surat imbauan kepada seluruh jajaran Menteri Kabinet Indonesia Bersatu jilid II untuk mengikuti aturan yang berlaku, jika ingin berkomunikasi dengan Tim Transisi yang dibentuk pasangan Presiden dan Wapres terpilih Jokowi-JK.

Surat edaran ini dikeluarkan lantaran pihaknya telah menduga terdapat menteri yang sudah menjalin komunikasi dengan pihak pemerintahan Jokowi-JK.

Seharusnya lanjut Dipo, komunikasi oleh pembantu presiden yang masih tergabung dalam menteri Kabinet Indonesia Bersatu jilid II dengan Tim Transisi Jokowi dilakukan melalui prosedur yang telah ditetapkan. (Ans)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini