Sukses

SBY: Jadi Presiden Jangan Tipis Telinga

Pada masa Pilpres 2004, SBY mengaku kedatangan seoarang pengamat, yang menyampikan dua hal.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berbagi pengalamannya sebagai veteran Pilpres. Saat menjadi calon presiden pada 2004, SBY mengaku mendapat pesan khusus.

Saat itu, SBY kedatangan seorang pengamat yang menyampikan 2 hal. Pertama, SBY diminta untuk tidak tipis telinga alias tidak tahan kritikan atau makian dari rakyatnya jika terpilih menjadi presiden pada Pilpres 2004 lalu.

"Begini, dulu dalam Pilpres 2004, saya kedatangan pengamat. Ada dua yang disampaikan, pertama dia bilang Pak SBY, kalau bapak terpilih jadi presiden nanti, telinganya jangan tipis. Katanya presiden Indonesia itu telinganya tipis-tipis, artinya tidak tahan dengan kritik, kecaman dan sebagainya," kenang SBY.

Kala itu, SBY pun menyepakati akan menjalankan nasihat dari sang pengamat tersebut. "Saya katakan insya Allah saya akan jalankan, meskipun waktu itu saya tidak punya bayangan akan seperti apa kritikan dari rakyat?" ungkap presiden yang menjabat 2 periode sejak 2004 itu.

Nasihat kedua dari pengamat tersebut, terkait janji kampanye. Sang pengamat rupanya tahu tentang visi misi SBY di bidang ekonomi saat itu, yang akan menargetkan pertumbuhan ekonomi 6%. Lalu, sang pengamat meminta SBY menjanjikan 8% kepada rakyat saat berkampanye. Namun SBY menolaknya.

"Dia sebeneranya mengerti ekonomi. Ketika dalam visi misi yang saya sampaikan target pertumbuhan ekonomi rata-rata 6%, dia menyalahkan. Terlalu rendah katanya. Bikin saja 8%. Saya bilang bagaimana caranya? Bikini aja, nanti itu urusan belakangan, dijalankan atau tidak," pungkas SBY. (Mut)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.