Sukses

10 Dampak Terlalu Banyak Makan Daging, Harus Hati-Hati

Konsumsi daging secara berlebihan juga dapat membawa dampak buruk bagi kesehatan tubuh.

Liputan6.com, Jakarta Hari Raya Idul Adha sangat identik dengan berbagai sajian olahan daging. Hal ini karena pada momen ini, umat Muslim melaksanakan ibadah sunnah muakad, yakni berkurban, sebagai bentuk kepatuhan dan penghormatan terhadap ajaran agama. Setiap tahunnya, penyembelihan hewan kurban menjadi pusat dari perayaan ini, yang kemudian dagingnya dibagikan dan diolah menjadi berbagai hidangan lezat.

Banyak orang memilih untuk mengolah daging kurban menjadi berbagai masakan seperti sate, rendang, atau semur. Tujuannya agar daging dapat awet dan bisa disimpan dalam waktu yang lama, sehingga dapat dinikmati dalam beberapa hari atau minggu ke depan. Mengonsumsi daging memiliki banyak manfaat, terutama dalam hal pembentukan otot, meningkatkan kekebalan tubuh, serta mencegah anemia. Protein dan zat besi yang tinggi dalam daging adalah komponen penting untuk kesehatan dan vitalitas tubuh manusia.

Namun, konsumsi daging secara berlebihan juga dapat membawa dampak buruk bagi kesehatan tubuh. Meskipun daging kaya akan nutrisi, asupan yang berlebihan dapat meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan. Lantas, apa saja dampak buruk lain dari mengonsumsi daging secara berlebihan?

Berikut Liputan6.com ulas mengenai dampak terlalu banyak makan daging kurban Idul Adha yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Rabu (19/6/2024).

2 dari 4 halaman

1. Kantuk dan Kelelahan

Mengonsumsi daging secara berlebihan dapat menyebabkan tubuh merasa lelah dan mengantuk. Hal ini disebabkan oleh tubuh yang kehilangan banyak energi saat mencerna protein dari daging yang dikonsumsi. Proses pencernaan memerlukan lebih banyak darah yang dialirkan ke usus, sehingga aliran darah yang seharusnya menuju organ lain teralihkan ke sistem pencernaan. Kondisi ini membuat tubuh merasa lelah setelah mengonsumsi daging dalam jumlah besar. Selain itu, beberapa jenis daging, seperti daging sapi dan kalkun, mengandung tinggi triptofan yang dapat meningkatkan produksi melatonin, hormon yang memicu rasa kantuk dan mengatur siklus tidur.

2. Masalah Pencernaan

Konsumsi daging secara berlebihan tanpa diimbangi dengan asupan serat dapat menyebabkan berbagai gangguan pencernaan. Gangguan tersebut meliputi kembung, sembelit, dan diare. Pola makan rendah serat tidak hanya menyebabkan masalah pencernaan, tetapi juga dapat mempengaruhi pengaturan kadar gula darah. Sejumlah penelitian mengungkapkan bahwa kekurangan serat dalam diet dapat berdampak negatif pada kesehatan pencernaan dan metabolisme tubuh.

3. Dehidrasi

Efek samping lain dari mengonsumsi terlalu banyak daging adalah dehidrasi. Tubuh memerlukan banyak air untuk mencerna protein yang dikonsumsi. Meskipun protein adalah makronutrien penting, banyak orang cenderung mengonsumsi lebih banyak protein daripada yang sebenarnya dibutuhkan tubuh. Rekomendasi asupan protein harian hanya sekitar 0,8 gram per kilogram berat badan. Jadi, seseorang dengan berat badan 75 kg seharusnya tidak mengonsumsi lebih dari 60 gram protein dalam sehari.

 

3 dari 4 halaman

4. Napas Tidak Sedap

Mengonsumsi daging dalam jumlah berlebihan juga dapat menyebabkan napas tidak sedap. Saat tubuh mencerna daging, amonia diproduksi sebagai produk sampingan. Bau amonia ini dapat menyelinap ke mulut dan menyebabkan bau napas yang tidak sedap.

5. Bau Badan

Selain jarang mandi, konsumsi daging berlebihan juga dapat menyebabkan bau badan. Asam amino dalam daging merah dapat meninggalkan residu di usus selama proses pencernaan. Enzim usus memecah residu ini, yang kemudian bercampur dengan bakteri di kulit saat berkeringat dan memperburuk bau badan.

6. Keringat Berlebihan

Mengonsumsi daging dalam jumlah besar dapat menyebabkan tubuh mengeluarkan banyak keringat, fenomena yang dikenal sebagai 'meat sweats'. Dikutip dari Business Insider, 'meat sweats' terjadi ketika tubuh berusaha mencerna makanan yang dikonsumsi. Saat makan, tubuh akan mengerahkan sejumlah energi untuk bisa memproses makanan tersebut. Kondisi ini disebut juga sebagai termogenesis dan dapat meningkatkan suhu tubuh. Karena protein memerlukan lebih banyak energi untuk dicerna, efek termogenesis yang dihasilkan lebih besar, menyebabkan suhu tubuh meningkat dan memicu keluarnya keringat.

7. Sakit Kepala

Mengonsumsi daging dapat menyebabkan sakit kepala karena dapat menyebabkan dehidrasi. Selain itu, karbohidrat adalah bahan bakar utama untuk otak. Ketika kita makan banyak daging dan tidak cukup karbohidrat, ini dapat menyebabkan sakit kepala dan penurunan fungsi mental.

4 dari 4 halaman

8. Peningkatan Risiko Kehilangan Penglihatan

Konsumsi daging merah yang tinggi dikaitkan dengan peningkatan risiko degenerasi makula terkait usia, penyebab utama kebutaan di kalangan orang tua. Lemak jenuh dalam daging dianggap berbahaya bagi pembuluh darah kecil di mata. Beberapa bahan kimia dalam daging olahan, seperti nitrosamin, juga dianggap dapat merusak mata.

9. Tulang Lemah

Konsumsi protein dalam jumlah sangat tinggi dapat meningkatkan kehilangan kalsium melalui urin, yang penting untuk membangun tulang yang kuat. Meskipun kondisi ini dapat dicegah dengan mengonsumsi cukup kalsium, banyak orang tidak memikirkan hal ini saat mengonsumsi makanan berprotein tinggi. Kekurangan kalsium dapat menyebabkan tulang menjadi lemah dan rentan terhadap patah tulang.

10. Masalah Usus

Kesehatan usus sangat dipengaruhi oleh keseimbangan bakteri yang ada di dalamnya. Bakteri baik dan jahat yang hidup dalam usus kita memainkan peran penting dalam menjaga kesehatan secara keseluruhan. Apa yang kita konsumsi setiap hari dapat berdampak besar pada komposisi bakteri ini, khususnya terlalu banyak makan daging. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa jumlah bakteri baik lebih dominan daripada bakteri jahat.

Agar keseimbangan bakteri tetap terjaga, mengonsumsi daging saja tidak cukup. Anda harus mengimbanginya dengan asupan serat yang cukup. Serat dapat diperoleh dari buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian. Nutrisi ini tidak hanya membantu memperlancar pencernaan tetapi juga menyediakan makanan bagi bakteri baik di usus, membantu mereka berkembang biak dan mendominasi bakteri jahat.