Sukses

10 Penyebab Nyeri di Kepala dan Leher yang Sering Terjadi, Jangan Anggap Sepele

Sumber nyeri di kepala dan leher bisa disebabkan oleh berbagai faktor yang sering kali saling berkaitan.

Liputan6.com, Jakarta Rasa nyeri di kepala dan leher adalah masalah kesehatan yang umum dialami oleh banyak orang dan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Sumber nyeri di kepala dan leher bisa disebabkan oleh berbagai faktor yang sering kali saling berkaitan.

Stres dan ketegangan otot adalah penyebab umum yang dapat memicu ketegangan di area tersebut, menyebabkan ketidaknyamanan dan sakit kepala tegang. Mengidentifikasi penyebab nyeri yang tepat sangat penting untuk mendapatkan penanganan yang efektif.

Berikut ini Liputan6.com ulas mengenai penyebab nyeri di kepala dan nyeri leher yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Jumat (24/5/2024).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

1. Stres

Stres dapat menyebabkan ketegangan otot di area kepala dan leher, yang sering kali berujung pada sakit kepala tegang dan ketidaknyamanan di leher. Ketika seseorang mengalami stres, otot-otot di daerah kepala dan leher cenderung menegang sebagai respons terhadap reaksi "fight or flight" tubuh terhadap situasi yang menekan. Ketegangan otot ini dapat menyebabkan rasa sakit atau ketidaknyamanan di area tersebut.

Pada tingkat yang lebih lanjut, stres dapat memicu kondisi yang dikenal sebagai sakit kepala tegang atau tension-type headache. Sakit kepala ini sering kali ditandai dengan sensasi rasa nyeri seperti diperas atau ditekan di bagian kepala, seringkali terasa di bagian belakang kepala dan menyebar ke leher bagian belakang. Ketegangan otot yang berhubungan dengan stres dapat menimbulkan perasaan kaku dan terbatasnya gerakan leher, yang menyebabkan nyeri tambahan.

2. Postur yang Buruk

Duduk atau berdiri dengan postur yang buruk dalam waktu yang lama dapat menimbulkan stres pada otot leher dan tulang belakang, menyebabkan rasa nyeri di daerah tersebut. Ketika seseorang mempertahankan postur yang tidak alami untuk waktu yang lama, seperti duduk dengan bahu yang condong ke depan atau menundukkan kepala saat menggunakan komputer, otot-otot di daerah kepala dan leher menjadi tegang untuk menopang berat tubuh dengan cara yang tidak normal. Tekanan yang berlebihan pada otot-otot leher dan daerah sekitarnya dapat menyebabkan ketegangan yang berujung pada rasa sakit atau ketidaknyamanan di daerah tersebut.

3. Migrain

Migrain adalah jenis sakit kepala yang sering kali menyebabkan nyeri yang hebat di satu sisi kepala, namun dapat juga menyebabkan ketidaknyamanan di leher. Migrain disebabkan oleh kompleksitas faktor yang melibatkan perubahan kimia dalam otak, termasuk pelebaran pembuluh darah dan perubahan dalam neurotransmitter otak seperti serotonin.

Selama serangan migrain, seseorang dapat mengalami nyeri kepala yang parah, seringkali terlokalisasi di satu sisi kepala, namun dapat juga menyebar ke bagian belakang kepala dan leher. Nyeri ini sering disertai dengan gejala lain seperti mual, muntah, sensitivitas terhadap cahaya dan suara, serta perubahan penglihatan.

3 dari 4 halaman

4. Arthritis

Kondisi arthritis, terutama arthritis serviks, dapat menyebabkan peradangan dan nyeri pada persendian leher, yang bisa menyebar ke area kepala. Kondisi ini dapat memengaruhi sendi-sendi di leher, tulang belakang, dan tulang rawan di antaranya, menyebabkan peradangan dan nyeri kronis. Peradangan dan kerusakan pada sendi serta jaringan di leher dapat menyebabkan ketegangan otot dan nyeri yang berlanjut.

5. Herniasi Diskus

Herniasi diskus leher dapat menyebabkan tekanan pada saraf di leher, menyebabkan nyeri di leher yang kemudian bisa menjalar ke kepala. Tekanan yang diberikan oleh herniasi diskus pada saraf di daerah leher dapat menyebabkan rasa nyeri, kelemahan, kesemutan, atau mati rasa yang menjalar ke atas ke arah kepala. Selain itu, peradangan yang mungkin terjadi di sekitar area herniasi diskus juga dapat menimbulkan ketegangan otot di leher dan kepala, yang juga dapat menyebabkan nyeri yang menjalar.

Herniasi diskus biasanya disebabkan oleh faktor-faktor seperti cedera, penuaan, atau tekanan berulang pada daerah leher, seperti yang terjadi dalam pekerjaan yang memerlukan banyak gerakan kepala dan leher. Ketika diskus hernia, sebagian dari isi diskus bisa menekan saraf-saraf yang terletak di sekitarnya, yang menghasilkan gejala nyeri dan kelemahan di daerah tersebut.

Pengobatan untuk herniasi diskus biasanya melibatkan kombinasi istirahat, terapi fisik, obat penghilang rasa sakit, dan dalam kasus yang parah, intervensi bedah untuk mengurangi tekanan pada saraf yang terjepit.

6. Infeksi

Infeksi pada saluran pernapasan atas atau sinus dapat menyebabkan nyeri di kepala dan leher karena peradangan pada jaringan di sekitar area tersebut. Ketika seseorang mengalami infeksi seperti flu, pilek, atau sinusitis, peradangan pada jaringan di sekitar area hidung, sinus, dan tenggorokan dapat menyebabkan rasa nyeri yang menyebar ke area kepala dan leher.

Infeksi pada sinus atau saluran pernapasan atas seringkali disertai dengan gejala seperti sakit kepala, tekanan di area wajah dan kepala, serta nyeri di leher bagian belakang. Peradangan dan pembengkakan di daerah tersebut dapat menyebabkan ketegangan otot di leher dan kepala, yang memperburuk rasa nyeri. Pengobatan biasanya melibatkan istirahat yang cukup, konsumsi cairan yang cukup, dan penggunaan obat pereda nyeri atau antipiretik sesuai anjuran dokter.

7. Ketegangan Otot

Ketegangan otot di leher, yang sering kali disebabkan oleh aktivitas fisik yang berlebihan atau posisi tidur yang buruk, dapat menghasilkan nyeri yang menyebar ke kepala. Ketika seseorang mengalami ketegangan otot di kepala dan leher, otot-otot tersebut menjadi tegang dan terkadang terasa kaku. Ketegangan ini dapat menyebabkan rasa nyeri atau ketidaknyamanan yang menjalar dari kepala hingga ke leher bagian belakang. Terutama di bagian belakang leher, ketegangan otot ini dapat menciptakan sensasi rasa sakit yang menyebar dan membuat gerakan leher menjadi terbatas.

Cara menguranginya dengan melakukan meditasi atau pernapasan dalam, melakukan latihan fisik yang membantu merenggangkan otot, dan memperhatikan postur tubuh yang baik saat duduk, berdiri, atau tidur.

4 dari 4 halaman

8. Trauma atau Cedera

Cedera fisik atau trauma pada kepala atau leher, seperti dari kecelakaan mobil atau olahraga, dapat menyebabkan nyeri dan ketidaknyamanan di area tersebut. Hal ini disebabkan oleh peradangan atau kerusakan pada jaringan otot, saraf, atau tulang belakang di daerah tersebut.

Cedera pada leher, seperti cedera pada tulang belakang leher atau otot-otot di sekitarnya, juga dapat menyebabkan rasa nyeri yang menjalar ke kepala dan leher bagian belakang. Selain rasa nyeri, trauma atau cedera pada kepala atau leher juga dapat disertai dengan gejala lain seperti kelemahan otot, kesemutan, atau kaku pada leher. Gejala ini bisa mengindikasikan adanya kerusakan serius pada struktur di dalam kepala atau leher yang memerlukan perhatian medis segera.

9. Gangguan Temporomandibular (TMJ)

Gangguan Temporomandibular (TMJ) adalah kondisi yang mempengaruhi sendi temporomandibular, yang menghubungkan rahang dengan tengkorak. Gangguan ini dapat menyebabkan nyeri yang menjalar dari rahang hingga ke kepala dan leher bagian belakang.

10. Kelelahan

Ketika seseorang merasa lelah, otot-otot di kepala dan leher cenderung menjadi tegang sebagai respons terhadap kelelahan. Ketegangan otot ini dapat menyebabkan rasa nyeri atau ketidaknyamanan yang menjalar dari kepala hingga ke leher bagian belakang.

Selain itu, kelelahan juga dapat menyebabkan gangguan tidur, yang pada gilirannya dapat menyebabkan nyeri kepala dan leher. Kurangnya istirahat yang cukup dapat membuat otot-otot menjadi tegang dan mudah lelah, yang kemudian menyebabkan ketidaknyamanan di daerah tersebut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.