Sukses

6 Contoh Pelampiasan Emosi dalam Hubungan Cinta, Simak Bedanya dengan Pelarian

Pelampiasan adalah suatu cara yang digunakan oleh manusia, untuk melepaskan atau menyalurkan emosi atau energi negatif yang ada dalam diri.

Liputan6.com, Jakarta Pelampiasan adalah proses melepaskan, atau menyalurkan emosi melalui aktivitas atau perilaku tertentu. Dalam dunia cinta, pelampiasan seringkali menjadi cara seseorang mengatasi perasaan yang sulit, baik itu kesedihan, kekecewaan, atau rasa frustasi.

Memahami arti dari pelampiasan cinta dapat membantu individu, untuk mengatasi emosi yang terpendam dengan cara yang lebih produktif, serta tidak merugikan diri sendiri maupun orang lain. Salah satu contoh pelampiasan cinta yang umum dilakukan adalah melalui seni atau kreativitas. Bagi beberapa orang, melukis, menulis puisi, atau membuat musik dapat menjadi sarana untuk mengekspresikan perasaan yang sulit diungkapkan secara verbal. 

Selain melalui seni, contoh pelampiasan yang kerap dilakukan adalah mencari pasangan baru untuk mengatasi rasa kesepian. Terkadang, seseorang berharap bahwa dengan memulai hubungan baru, bisa mengalihkan perhatian dan menghabiskan energi. Namun, perlu diingat bahwa memulai hubungan baru hanya sebagai pelampiasan seringkali tidak sehat

Jika pelampiasan tersebut malah merugikan diri sendiri atau orang lain, sebaiknya segera mencari bantuan dari ahli psikologi atau terapis untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Berikut ini contoh pelampiasan emosi dalam hubungan asmara yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Minggu (14/4/2024). 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Contoh Pelampiasan dalam Hubungan Asmara

1. Menjalin hubungan baru meski belum lama putus

Menjalin hubungan baru meski belum lama putus, adalah salah satu contoh pelampiasan yang sering dilakukan oleh seseorang setelah mengalami putus cinta. Proses ini dilakukan dengan harapan dapat membantu mengalihkan perasaan sedih dan kesepian ke seseorang yang baru. Menjadi manusia berarti memiliki emosi yang kompleks, termasuk ketika mengalami perasaan putus cinta. Beberapa orang mungkin mencari pelarian dengan menjalin hubungan baru dalam waktu yang relatif singkat setelah putus. Mereka berpikir bahwa dengan menjalin hubungan baru, mereka dapat mengalihkan perhatian dan menyalurkan energi yang sebelumnya diberikan kepada pasangan mereka yang telah berakhir.

Namun, perlu diingat bahwa menjalin hubungan baru yang hanya didasarkan pada kebutuhan pelampiasan seringkali tidak sehat. Sangat penting bagi seseorang untuk memberi diri mereka waktu untuk menyembuhkan luka dan refleksi diri setelah putus sebelum melibatkan diri dalam hubungan baru. Dalam proses pelampiasan, seseorang juga perlu belajar untuk menerima dan menghadapi emosi-emosi yang muncul setelah putus cinta. Ini dapat dilakukan melalui olahraga, hobi, atau terapi konseling yang dapat membantu individu merangkul dan memahami emosi mereka dengan lebih baik.

2. Mencari kesibukan baru

Sastra medis telah membuktikan, bahwa pelampiasan emosi negatif sangat penting untuk menjaga kesehatan mental dan fisik seseorang. Salah satu cara yang efektif untuk melakukannya adalah dengan mencari kesibukan baru. Kesibukan baru dapat mengalihkan perhatian dan energi dari masalah, atau emosi negatif yang sedang dirasakan seseorang. Beberapa contoh pelampiasan melalui mencari kesibukan baru antara lain adalah dengan melakukan aktivitas fisik seperti berolahraga, berjalan-jalan, atau hiking. Aktivitas fisik dapat membantu melepaskan energi negatif, mengurangi stres, dan meningkatkan suasana hati.

Selain itu, mengembangkan hobi baru dapat menjadi pelampiasan yang efektif. Misalnya, belajar memasak, berkebun, atau menggambar. Menghabiskan waktu untuk melakukan hobi yang disukai dapat membantu mengisi waktu luang dengan kegiatan yang menyenangkan dan bermanfaat. Mencari kesibukan baru juga dapat dilakukan dengan mengikuti kursus atau pelatihan. Mengembangkan keterampilan baru seperti memainkan alat musik, memasak makanan baru, atau mengikuti kursus seni dapat memberikan tantangan baru dan energi positif.

3. Menyalahkan diri sendiri

Salah satu bentuk pelampiasan emosi yang sering dilakukan, adalah dengan menyalahkan diri sendiri. Ketika seseorang mengalami kegagalan, frustasi, atau kesalahan, seringkali ia merasa perlu mencari penyebabnya pada dirinya sendiri. Menyalahkan diri sendiri dapat memberikan rasa lega dan pembebasan emosional secara sementara. Rasa bersalah dan penyesalan yang dirasakan akan terbayar dengan menjadikan diri sebagai pihak yang bertanggung jawab atas masalah atau kegagalan tersebut. Namun, dalam jangka panjang, perilaku ini dapat berdampak negatif pada kesehatan mental seseorang.

Sering kali, menyalahkan diri sendiri secara berlebihan menjadikan seseorang terjebak dalam siklus negatif dan rendah diri. Rasa penyesalan yang berlebihan dapat membuat seseorang kehilangan kepercayaan pada dirinya sendiri dan sulit untuk bangkit kembali. Untuk mengelola perilaku menyalahkan diri sendiri, penting untuk mengubah pola pikir dan sikap yang merugikan diri sendiri. Mengakui kesalahan adalah hal yang baik, namun tidak perlu terlalu keras pada diri sendiri. Belajar untuk menerima diri sendiri dengan segala kelebihan dan kekurangan adalah langkah awal dalam memulihkan kesehatan mental.

4. Menyindir mantan

Pelampiasan adalah suatu cara yang digunakan oleh manusia, untuk melepaskan atau menyalurkan emosi atau energi negatif yang ada dalam diri. Salah satu contoh pelampiasan yang sering dilakukan oleh banyak orang adalah dengan menyindir mantan. Meskipun terdengar negatif, namun beberapa orang menganggap ini sebagai cara yang efektif untuk mengeluarkan perasaan penyesalan, amarah, atau kekecewaan terhadap mantan pasangan. Menyindir mantan dapat dilakukan melalui berbagai cara, misalnya melalui status atau tulisan di media sosial yang secara tidak langsung merujuk pada mantan pasangan. Beberapa orang juga memilih untuk mengunggah foto atau video yang menggambarkan kehidupan mereka yang bahagia dan sukses setelah putus dengan mantan.

Tujuannya adalah untuk membuat mantan merasa menyesal, atau menunjukkan bahwa mereka lebih baik tanpa kehadiran mantan dalam hidup mereka. Namun, penting untuk diingat bahwa menyindir mantan sebaiknya dilakukan dengan bijak dan tidak berlebihan. Sebagai manusia, kita tidak bisa mengontrol perasaan negatif yang muncul setelah putus dengan pasangan, tetapi kita masih memiliki tanggung jawab untuk menjaga etika dan rasa hormat terhadap orang lain.

5. Mengunggah kata bijak atau galau

Banyak orang seringkali mencari cara untuk melepaskan, atau menyalurkan emosi negatif yang mereka rasakan. Salah satu cara yang sering digunakan adalah dengan mengunggah kata bijak atau galau melalui media sosial. Mengunggah kata bijak atau galau di media sosial, bisa menjadi pelampiasan yang efektif untuk melepaskan emosi negatif. Dengan menulis dan membagikan kata-kata yang menggambarkan perasaan kita, kita dapat merasakan lega dan merasa didengar oleh orang lain. Berbagi pemikiran yang dalam dan emosional juga dapat membantu memahami dan menghadapi emosi yang kita rasakan.

Namun perlu diingat, saat mengunggah kata bijak atau galau di media sosial, penting untuk tetap bijaksana dalam memilih kata-kata yang akan diunggah. Hindari penggunaan kata-kata yang kasar atau menyinggung orang lain, karena tujuan sebenarnya adalah untuk melepaskan emosi bukan untuk menyakiti orang lain. Selain itu, penting juga untuk tidak hanya bergantung pada mengunggah kata bijak atau galau sebagai satu-satunya cara untuk melepaskan emosi negatif. Cobalah untuk melibatkan diri dalam aktivitas fisik seperti olahraga atau meditasi, atau menghabiskan waktu dengan teman-teman dan keluarga yang bisa menjadi teman curhat.

6. Sering menangis dan marah

Pelampiasan adalah proses melepaskan atau menyalurkan emosi atau energi negatif melalui aktivitas, atau perilaku tertentu. Salah satu contoh pelampiasan yang sering terjadi adalah dengan menangis dan marah. Menangis dan marah adalah respons alami dari tubuh ketika menghadapi perasaan sedih, kecewa, atau marah yang terlalu besar. Dalam situasi seperti ini, menangis dan marah bisa menjadi cara yang efektif untuk melepaskan emosi negatif yang kita rasakan.

Menangis adalah upaya alami tubuh dalam melepaskan ketegangan dan stres. Ketika menangis, tubuh mengeluarkan hormon endorfin yang dapat memberikan efek menenangkan dan mengurangi rasa sakit emosional yang kita rasakan. Sementara itu, dengan marah kita dapat mengeluarkan emosi negatif dengan lebih terkontrol. Marah dapat membantu mengarahkan energi negatif ke dalam tindakan produktif atau kreatif. Namun, penting untuk mengelola kemarahan dengan bijak agar tidak merugikan diri sendiri maupun orang lain.

3 dari 4 halaman

Perbedaan Pelampiasan dan Pelarian

Definisi dan Tujuan

Pelampiasan merujuk pada proses melepaskan, atau mengarahkan emosi atau energi negatif melalui aktivitas atau perilaku tertentu. Tujuan dari pelampiasan adalah untuk mengurangi tekanan atau ketegangan yang dialami oleh individu. Contoh umum dari pelampiasan termasuk berolahraga, berkesenian, mendengarkan musik, menulis, atau berbicara dengan seseorang tentang masalah yang dihadapi. Pelampiasan membantu individu menghadapi dan mengatasi emosi negatif tanpa harus melarikan diri dari situasi yang sulit.

Di sisi lain, pelarian merujuk pada tindakan individu yang menghindari atau melarikan diri dari situasi yang sulit atau tidak menyenangkan. Tujuan utama dari pelarian adalah untuk menghindari atau mengurangi tekanan atau ketidaknyamanan yang dirasakan oleh individu. Contoh dari pelarian termasuk menghindari konfrontasi, mengabaikan masalah, menggunakan obat-obatan atau alkohol untuk menghilangkan emosi, atau bahkan melarikan diri fisik dari lingkungan yang sulit.

Konsekuensi dan Dampak Jangka Panjang

Pelampiasan yang sehat dapat membantu individu mengelola dan mengatasi stres atau tekanan dengan cara yang konstruktif. Dengan mengarahkan emosi negatif melalui aktivitas yang produktif, individu dapat merasa lebih tenang dan memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang diri mereka sendiri. Pelampiasan yang sehat juga dapat meningkatkan kreativitas, mengurangi kecemasan, dan mempromosikan kesehatan mental yang baik. Namun, pelarian yang berkelanjutan dan tidak sehat dapat memiliki dampak negatif jangka panjang pada individu.

Melarikan diri dari masalah yang sulit, atau tidak menyenangkan hanya memberikan pemindahan sementara dari tekanan tersebut, tanpa menyelesaikan akar permasalahannya atau membantu individu mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk menghadapi situasi tersebut. Pelarian yang tidak sehat dapat memperburuk masalah, menciptakan ketergantungan pada perilaku yang merugikan, dan mempengaruhi kualitas hidup serta hubungan sosial individu.

Kemampuan Penyelesaian Masalah

Pelampiasan dapat membantu individu mengembangkan kemampuan penyelesaian masalah yang sehat. Dengan mengarahkan emosi melalui aktivitas kreatif atau refleksi, individu dapat mendapatkan wawasan baru tentang situasi yang sulit dan mencari solusi yang konstruktif. Selain itu, pelampiasan memungkinkan individu untuk mengungkapkan diri dengan cara yang lebih positif, yang pada gilirannya memfasilitasi komunikasi dan pemahaman yang lebih baik dalam hubungan interpersonal. Di sisi lain, pelarian cenderung menghindari penyelesaian masalah. Dengan menghindari atau melarikan diri dari masalah, individu mungkin tidak pernah menghadapinya atau mencari solusi yang efektif. Hal ini dapat memperburuk masalah yang ada, merusak hubungan sosial, dan menghambat pertumbuhan pribadi serta pengembangan keterampilan.

4 dari 4 halaman

Kata Kata tentang Pelampiasan, Lepaskan Emosi dan Energi Negatif

1. "Aku menulis semua kekesalanku dalam sebuah diary, merasa lega ketika menceritakannya pada halaman kosong."

2. "Berlarilah sejauh kamu bisa, rasakan betapa beban emosionalmu terbuang."

3. "Dengarkan musik yang menggerakkan tubuhmu, biarkan ritme itu melampiaskan kemarahan yang ada."

4. "Menyanyi dengan keras seperti tak ada yang bisa mendengarmu, bebaskan suaramu dari tekanan emosional."

5. "Menggambar dan melukis menjadi alatku untuk mengungkapkan apa yang tidak dapat kuungkapkan dengan kata-kata."

6. "Menghancurkan kertas, mengguntingnya, dan memasukkan ke dalam kardus sebagai simbol menghilangkan frustasi."

7. "Berteriak ke almari kosong, melepaskan perasaan tanpa harus menyakiti orang lain."

8. "Bermain drum atau instrumen musik lainnya untuk mengeluarkan energi negatif"

9. "Berlatih yoga atau meditasi untuk menenangkan pikiran dan mengurangi tekanan."

10. "Menulis surat kemarahan dan tidak pernah mengirimkannya, hanya untuk mengekspresikannya secara rinci."

11. "Bermain game video untuk sementara waktu dan melepaskan kekesalan dengan virtual."

12. "Memasak makanan favorit dan menemukan ketenangan dan kepuasan dalam prosesnya."

13. "Bermain dengan binatang peliharaan atau menghabiskan waktu bersama mereka yang bisa memberikan kebahagiaan dan kedamaian."

14. "Melakukan latihan fisik yang intens seperti angkat beban atau berlari untuk mengeluarkan energi negatif."

15. "Membaca buku atau menonton film yang menghibur dan memberikan pelarian sejenak dari realitas yang sulit."

16. "Mengatur kebun atau merawat tanaman sebagai terapi yang menenangkan dan pembebasan emosi."

17. "Menulis puisi atau cerpen untuk mengekspresikan perasaan benci atau amarah dengan indah."

18. "Menonton film lucu atau video lucu untuk mengganti suasana hati menjadi lebih ceria dan positif."

19. "Memukul bantal berulang kali dan melepaskan tekanan dengan aman di dalam ruangan."

20. "Mengunjungi alam bebas dan merasakan kebebasan alam serta terhubung dengan alam."

21. "Berbicara dengan teman atau anggota keluarga yang bisa mendengarkan dan memberikan dukungan."

22. "Mengatur waktu untuk menjalani hobi seperti memasak, berkebun, atau memainkan instrumen musik."

23. "Menggambar atau melukis menggunakan cat air, memadukan warna-warna untuk meresapi ketenangan."

24. "Bermain permainan olahraga seperti sepak bola atau bola basket untuk melepaskan energi negatif melalui gerakan fisik."

25. "Menghadiri kelas tari atau aerobik untuk menghilangkan stres dan meningkatkan suasana hati."

26. "Menghabiskan waktu di alam, berjalan-jalan, atau bersepeda dalam lingkungan yang tenang dan alami."

27. "Membaca buku motivasi atau mendengarkan podcast yang mendukung pemulihan emosi."

28. "Menghabiskan waktu sendirian untuk merenung dan menyejukkan pikiran di tempat-tempat yang tenang."

29. "Bermain puzzle atau teka-teki untuk merangsang pikiran dan mengalihkan perhatian dari emosi negatif."

30. "Mendengarkan musik klasik atau meditasi yang menenangkan untuk mengurangi ketegangan dan mencapai ketenangan dalam diri."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.