Sukses

Mengenal Ovulasi, Ciri-Ciri, Proses, dan Kapan Terjadinya

Ovulasi adalah tahap penting dalam siklus menstruasi wanita.

Liputan6.com, Jakarta Ovulasi adalah tahap penting dalam siklus menstruasi wanita. Selama ovulasi, ovarium melepaskan sel telur matang yang siap untuk dibuahi oleh sperma. Proses ini biasanya terjadi setiap bulan, sekitar pertengahan siklus menstruasi, dan menjadi tanda bahwa seorang wanita sedang subur. Namun, tidak semua wanita memiliki siklus menstruasi yang teratur, sehingga mengenali tanda-tanda dan menjaga kebiasaan kesehatan yang baik dapat membantu dalam perencanaan kehamilan.

Selama ovulasi, wanita biasanya mengalami beberapa perubahan fisik dan emosional. Beberapa gejala yang mungkin terjadi adalah nyeri di perut bagian bawah atau panggul, peningkatan lendir serviks yang mirip putih telur, serta perubahan suhu tubuh. Beberapa wanita juga merasa lebih sensitif dan cenderung memiliki libido yang lebih tinggi selama masa ini. Mengenali tanda-tanda ini dapat membantu wanita dalam mengatur waktu berhubungan seksual untuk meningkatkan peluang kehamilan.

Selain itu, ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi atau mengganggu ovulasi, seperti stres, gangguan hormonal, penyakit tertentu, atau penggunaan obat-obatan tertentu. Oleh karena itu, sangat penting bagi wanita untuk menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan dan memeriksakan diri secara teratur ke dokter kandungan untuk memastikan bahwa ovulasi berjalan dengan normal. Konsultasi dengan dokter juga penting bagi mereka yang mengalami masalah kesuburan atau sedang merencanakan kehamilan.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (29/3/2024) tentang ovulasi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

Apa itu Ovulasi?

Ovulasi adalah proses yang terjadi secara periodik pada siklus menstruasi wanita. Ini adalah saat ketika ovarium melepaskan sel telur matang yang siap untuk dibuahi. 

Proses ovulasi dimulai ketika kelenjar pituitari di otak melepaskan hormon luteinizing (LH) ke dalam aliran darah. LH ini merangsang ovarium agar melepaskan sel telur matang, yang kemudian masuk ke tuba falopi. Jika sperma bertemu dan membuahi sel telur di tuba falopi, ini akan menghasilkan kehamilan.

Periode ovulasi merupakan waktu yang paling subur dalam siklus menstruasi wanita. Banyak wanita yang menggunakan pemantau ovulasi untuk membantu mereka menentukan waktu terbaik untuk berhubungan seks dalam upaya untuk hamil. Selain itu, pemantauan ovulasi juga dapat membantu mengidentifikasi masalah kehamilan atau ketidaksuburan.

Namun, beberapa wanita mungkin juga mengalami masalah dengan ovulasi. Misalnya, ovulasi tidak terjadi secara teratur atau tidak sama sekali, yang dapat menyebabkan sulitnya hamil. Jika ada masalah dengan ovulasi, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan bantuan dan perawatan yang sesuai.

3 dari 6 halaman

Ciri-Ciri Ovulasi

Ovulasi adalah proses pelepasan sel telur oleh ovarium dalam siklus menstruasi seorang wanita. Ini adalah fase penting dalam fertilitas karena sel telur yang dilepaskan dapat dibuahi oleh sperma, menyebabkan kehamilan. Berikut adalah beberapa ciri-ciri ovulasi:

1. Perubahan pada lendir serviks: Saat ovulasi, lendir serviks menjadi lebih bening, licin, dan elastis. Ini bertujuan untuk membantu sperma bergerak dengan mudah melalui saluran reproduksi.

2. Nyeri panggul: Beberapa wanita mengalami nyeri pada satu atau kedua sisi panggul mereka saat ovulasi. Sensasi ini dapat berlangsung beberapa hari dan dikenal sebagai nyeri ovulasi.

3. Peningkatan suhu basal tubuh: Ovulasi menyebabkan peningkatan suhu tubuh basal wanita setelah bangun tidur. Ini bisa menjadi petunjuk yang berguna untuk mengetahui kapan ovulasi terjadi.

4. Perubahan sensitivitas payudara: Beberapa wanita melaporkan perubahan sensitivitas payudara saat ovulasi. Mereka bisa lebih sensitif atau terasa sedikit sakit.

5. Peningkatan gairah seksual: Beberapa wanita merasakan peningkatan hasrat seksual saat ovulasi, yang merupakan hasil dari fluktuasi hormon dalam tubuh mereka.

6. Pendarahan bercak: Beberapa wanita mungkin mengalami pendarahan bercak ringan saat ovulasi. Ini disebabkan oleh perubahan hormonal dalam tubuh.

Mengetahui ciri-ciri ovulasi dapat membantu wanita memahami tubuh mereka dan meningkatkan kesadaran akan masa subur mereka. Jika memiliki keinginan untuk hamil, penting untuk memantau tanda-tanda ini untuk pencapaian kehamilan yang lebih baik.

4 dari 6 halaman

Proses Ovulasi

Proses ovulasi dimulai dengan pelepasan hormon perangsang folikel (FSH) dari tubuh. Ini biasanya terjadi antara hari ke 6 dan 14 dari siklus menstruasi. Hormon ini membantu sel telur di dalam ovarium menjadi matang sebagai persiapan untuk melepaskan sel telur nanti.

Setelah telur matang, tubuh melepaskan lonjakan hormon luteinizing (LH), yang memicu pelepasan sel telur. Ovulasi dapat terjadi dalam 28 hingga 36 jam setelah lonjakan LH.

Setelah dilepaskan, sel telur bergerak ke tuba falopi, di mana ia dapat bertemu dengan sperma dan siap dibuahi. Jika dibuahi, sel telur dapat melakukan perjalanan ke rahim dan ditanamkan untuk berkembang menjadi kehamilan. Jika dibiarkan tidak dibuahi, telur akan hancur, lapisan rahim terlepas dan terjadilah menstruasi.

5 dari 6 halaman

Kapan Ovulasi Terjadi?

Ovulasi adalah proses yang bisa diprediksi, sama seperti menstruasi. Secara umum, ovulasi terjadi dalam empat hari sebelum atau empat hari setelah titik tengah siklus menstruasi.

Menstruasi seorang wanita berlangsung rata-rata antara 28 dan 32 hari. Awal siklus menstruasi dimulai saat hari pertama menstruasi. Dalam siklus menstruasi rata-rata 28 hari, ovulasi biasanya terjadi sekitar 14 hari sebelum dimulainya periode menstruasi berikutnya.

Namun pada kebanyakan wanita, ovulasi terjadi dalam empat hari sebelum atau sesudah titik tengah siklus menstruasi. Jika siklus menstruasi bukan 28 hari, kamu masih bisa menghitung tanggal ovulasi dengan kalender menstruasi.

Ovulasi biasanya berhenti setelah menopause, antara usia rata-rata sekitar 50 hingga 51 tahun.

6 dari 6 halaman

Cara Menghitung Masa Subur

Bagi kamu yang memiliki siklus menstruasi teratur, cara menghitung masa subur pada wanita akan lebih mudah. Siklus menstruasi rata-rata sekitar 28 hari. Siklus ini dimulai pada hari pertama menstruasi hingga hari pertama menstruasi berikutnya.

Cara menghitung masa subur wanita dengan siklus menstruasi teratur yaitu dengan mengurangi hari pertama menstruasi berikutnya dengan 14.

Misalnya: menstruasi mulai tanggal 2 Juli, jika kamu memiliki siklus menstruasi 28 hari, tambahkan dengan 28. Hasilnya adalah hari pertama menstruasi berikutnya, jadi 30 Juli. Setelah itu kurangi 30 dengan 14, dan ketemulah masa subur. 30 - 14 = 16, maka masa suburnya jatuh tanggal 16 Juli.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.