Sukses

7 Peristiwa Penting yang Terjadi di Bulan Ramadhan, Memperingati Turunnya Al-Qur'an

Peristiwa penting yang terjadi di bulan Ramadhan salah satunya adalah memperingati turunnya Al-Qur'an.

Liputan6.com, Jakarta Bulan Ramadan adalah bulan yang istimewa bagi umat Muslim di seluruh dunia. Selama satu bulan penuh, umat Muslim berpuasa dari fajar hingga terbenam, memperbanyak ibadah dan memperdalam hubungan dengan Allah SWT. Selain itu, bulan Ramadan juga dikenal dengan beberapa peristiwa penting yang terjadi di dalamnya. 

Peristiwa penting yang terjadi di bulan Ramadhan, adalah Nuzulul Qur'an. Pada bulan Ramadan, umat Muslim memperingati turunnya Al-Qur'an yang merupakan kitab suci bagi umat Islam. Terjadi pada malam 17 Ramadhan, di mana menjadi salah satu momen yang paling dihormati, serta dijadikan saat untuk beribadah lebih khusyu'.

Peristiwa penting yang terjadi di bulan Ramadhan selanjutnya, adalah malam Lailatul Qadar. Menurut Al-Qur'an, malam Lailatul Qadar adalah lebih baik dari seribu bulan. Malam ini dikisahkan sebagai malam turunnya wahyu pertama kepada Nabi Muhammad SAW. Umumnya terjadi di 10 terakhir bulan Ramadhan, sehingga umat Muslim dianjurkan untuk memperbanyak ibadah dan berdoa di malam ini.

Dengan memahami dan menghargai peristiwa penting ini, umat Islam diharapkan dapat mengambil inspirasi dalam mempertahankan nilai-nilai kebenaran, keadilan dan kedamaian dalam kehidupan sehari-hari. Berikut ini Liputan6.com merangkum dari berbagai sumber, tentang sejumlah peristiwa penting yang terjadi di bulan Ramadhan, Kamis (28/3/2024). 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

1. Turunnya Al-Qur'an

Bulan Ramadhan, yang dipenuhi dengan keberkahan dan rahmat, menjadi saat yang sangat istimewa bagi umat Islam karena di dalamnya Al-Qur'an mulia diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Peristiwa ini tidak hanya menandai awal dari kenabian Nabi Muhammad, tetapi juga merupakan momen yang paling penting dalam sejarah Islam. Wahyu pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad, Surat Al-Alaq, membawa pesan-pesan ilahi yang membimbing umat manusia menuju jalan kebenaran, keadilan, dan kasih sayang. Sejak saat itu, Al-Qur'an menjadi pedoman utama bagi umat Islam dalam menjalani kehidupan mereka, memberikan petunjuk moral, hukum dan spiritual.

2. Wafatnya Khadijah

Kehilangan Khadijah, istri tercinta Nabi Muhammad dan pendukung utama dalam dakwah Islam, merupakan titik patah yang mendalam dalam kehidupan Nabi dan umat Islam. Khadijah bukan hanya seorang istri yang setia, tetapi juga mitra yang kuat dalam menyebarkan ajaran Islam di tengah tantangan dan kesulitan. Wafatnya Khadijah mengingatkan kita akan pentingnya kesetiaan, pengabdian dan keberanian dalam menegakkan kebenaran, serta bahwa dukungan moral dari orang-orang terdekat, dapat menjadi kekuatan yang besar dalam menghadapi cobaan hidup.

3. Wafatnya Fatimah Az-Zahra 

Fatimah Az-Zahra, putri Nabi Muhammad SAW dan Khadijah, wafat pada tanggal 3 Ramadan. Kepergiannya meninggalkan duka yang mendalam bagi para sahabat dan umat Islam. Fatimah, sebagai bagian dari keluarga Rasulullah, memberikan teladan yang luar biasa dalam kesetiaan, keteguhan, dan kasih sayang. Wafatnya Fatimah mengingatkan umat Islam akan pentingnya menghormati, menghargai, dan mencintai keluarga Nabi Muhammad SAW.

3 dari 4 halaman

4. Perang Badar

Perang Badar yang juga dikenal sebagai Ghazwah Badr al-Kubra, adalah momen penting dalam sejarah Islam yang menandai awal dari kejayaan kaum Muslimin. Perang ini menjadi pembeda yang memuliakan Islam, meneguhkan kebenaran, dan menghapuskan kekuatan berhala-berhala yang berdiri di jalan dakwah Islam. Dalam perang ini, Nabi Muhammad SAW memimpin 313 pasukan Muslim yang berani menghadapi kekuatan yang jauh lebih besar, yakni 950 pasukan non-Muslim. Meskipun jumlah pasukan mereka jauh lebih sedikit, kaum Muslimin tidak gentar. Dengan tekad yang kuat dan keyakinan yang teguh pada kebenaran, mereka berhasil memporak-porandakan pasukan kafir Quraisy. Di tengah pertempuran, mereka dikuatkan oleh bantuan malaikat-malaikat dari Allah SWT, yang menjadikan kemenangan semakin dekat.

Meskipun pasukan Muslim mengalami kehilangan dengan gugurnya 14 orang syuhada, mereka berhasil mengatasi pasukan kafir dengan jumlah korban yang lebih besar. Di antara mereka yang tewas adalah Abu Jahal, salah satu musuh bebuyutan Islam.  Selepas perang, Nabi memerintahkan untuk mengebumikan Muslim yang gugur, demikian pula memakamkan kafir yang terbunuh. Beliau kembali ke Madinah disambut senandung nan indah oleh pemuda-pemuda Madinah: 

“Telah datang sang purnama kepada kami, dari bukit Tsaniyyah al-Wada’. Wajib bagi kita bersyukur, selagi orang berdoa senantiasa memanjatkan do’a. Duhai Rasul kami, engkau datang dengan membawa ketaatan”.  Peristiwa perang badar terjadi pada hari Jumat 17 Ramadhan tahun 2 Hijriyah bertepatan dengan 13 Maret 624 Masehi.

 

5. Wafatnya Aisyah

Aisyah, istri tercinta Nabi Muhammad SAW, juga wafat pada tanggal 17 Ramadan. Kepergiannya menambah daftar kehilangan yang mendalam bagi umat Islam. Aisyah tidak hanya memainkan peran penting sebagai istri Nabi Muhammad, tetapi juga sebagai seorang guru yang sangat berpengaruh dalam menyampaikan dan menjelaskan ajaran Islam kepada generasi selanjutnya. Kesederhanaan, kebijaksanaan, dan ketegasannya dalam menyampaikan ajaran Islam menjadikannya sosok yang dihormati dan dicintai oleh umat Islam.

Meskipun telah berpulang, warisan ilmu dan teladan yang ditinggalkannya tetap menjadi sumber inspirasi bagi umat Islam di seluruh dunia. Dengan memahami dan menghargai peran penting serta jasa-jasa mereka, umat Islam dapat mengambil inspirasi dan pembelajaran yang berharga dari kehidupan mereka. Kepergian mereka menjadi momentum untuk meningkatkan keimanan dan pengabdian dalam menjalani ajaran Islam dengan lebih baik menjelang datangnya bulan Ramadan.

4 dari 4 halaman

6. Pembebasan Kota Makkah

Tanggal 20 Ramadhan tahun 8 Hijriyah menyisakan jejak yang mendalam dalam lembaran sejarah Islam. Pada hari yang bersejarah itu, Rasulullah Muhammad SAW beserta para sahabatnya berhasil membebaskan kota suci Makkah dalam sebuah peristiwa yang dikenal sebagai perang Fathu Makkah atau penaklukan Makkah. Peristiwa ini tidak hanya mencatatkan kemenangan militer, tetapi juga mengisyaratkan kemuliaan moral dan ketulusan hati yang tercermin dalam ajaran Islam.

Penaklukan Makkah terjadi sebagai akibat dari pelanggaran yang dilakukan oleh orang Quraisy, terhadap perjanjian-perjanjian yang telah disepakati sebelumnya, terutama perjanjian Hudaibiyyah. Perlakuan ini menimbulkan ketidakadilan dan melanggar prinsip perdamaian yang telah disepakati. Dalam situasi ini, Rasulullah dan para sahabatnya dipicu untuk mengambil tindakan yang tegas demi mempertahankan keadilan dan kebenaran. Dalam persiapan menghadapi pertempuran, Rasulullah menyatukan kekuatan dengan mengumpulkan 10.000 pasukan Muslim yang bersemangat, untuk membebaskan kota Makkah dari penindasan. Salah satu langkah strategis yang diambil adalah pengutusan sahabat Khalid bin Walid sebagai panglima perang, dengan perintah untuk bertindak defensif dan tidak memulai serangan tanpa adanya provokasi.

Keunikan lain dari perang Fathu Makkah adalah kondisi perang yang terjadi saat bulan Ramadhan. Meskipun dalam kondisi berpuasa, Rasulullah dan para sahabatnya tetap melanjutkan perjuangan mereka. Bahkan, ketika mengalami kesulitan dan keberatan yang disebabkan oleh panas dan kehausan, mereka bersikap adil dengan memutuskan untuk berbuka di tengah jalan (masyaqqah), menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan. Penaklukan Makkah tidak hanya mengubah peta kekuatan politik dan militer di wilayah itu, tetapi juga menandai perubahan besar dalam penyebaran ajaran Islam. Keberhasilan ini memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya mempertahankan prinsip-prinsip keadilan, perdamaian, dan kesetiaan, bahkan dalam kondisi perang sekalipun.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.