Sukses

10 Nama Lain Bulan Ramadhan, Penuh Makna Kebaikan

Nama-nama lain dari bulan Ramadhan dan artinya

Liputan6.com, Jakarta Bulan Ramadhan, sebagai bulan yang mulia dan penuh keistimewaan dalam agama Islam, memiliki beberapa sebutan atau nama lain yang menggambarkan makna dan arti yang baik. Nama-nama ini mencerminkan nilai-nilai spiritual, keberkahan, dan pengampunan yang terkandung dalam bulan Ramadhan. Keistimewaan Ramadhan juga tercermin dalam eksplisitnya penyebutan bulan ini oleh Allah SWT dalam Al-Qur'an.

Salah satu sebutan bulan Ramadhan yang dikenal menggambarkan keagungan dan keberkahan yang terdapat dalam bulan tersebut. Nama ini menjadi representasi dari nilai-nilai kesucian, kesabaran, dan ibadah yang diperintahkan selama Ramadhan. Selain itu, bulan Ramadhan juga disebut dengan nama lain yang menyoroti aspek pengampunan dan pembebasan dari dosa-dosa yang telah lalu. 

Nama ini menggambarkan bulan Ramadhan sebagai waktu yang penuh rahmat, pengampunan, dan kesempatan untuk memperbaiki diri serta mendekatkan diri kepada Allah SWT. Secara keseluruhan, nama-nama lain bulan Ramadhan mencerminkan kekayaan makna dan keberkahan yang terkandung dalam bulan ini. 

Berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber nama-nama lain dari bulan Ramadhan dan artinya, pada Senin (18/3).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

1. Syahrush Shobr (Bulan Kesabaran)

Selama bulan Ramadhan, umat Islam diberikan kesempatan untuk memperdalam nilai kesabaran. Hal ini tercermin dalam ajaran Rasulullah SAW yang mengajarkan pentingnya menjaga kesabaran dalam menghadapi ujian dan cobaan, termasuk ketika seseorang mengalami celaan atau gangguan. Hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari menggambarkan ajaran ini dengan jelas.

Dalam hadis tersebut, Rasulullah SAW mengatakan, "Puasa itu adalah perisai, jika salah seorang dari kalian sedang berpuasa, maka janganlah mengucapkan ucapan kotor, dan jangan pula bertindak bodoh. Jika ada seseorang yang mencelanya atau mengganggunya, hendaklah mengucapkan: 'Sesungguhnya aku sedang berpuasa.'" (HR Bukhari)

Dalil ini menggarisbawahi pentingnya menjaga kesucian lisan dan perilaku saat berpuasa, serta menunjukkan bahwa kesabaran adalah nilai yang sangat ditekankan dalam Islam, terutama selama bulan Ramadhan.

2. Syahrul Jud (Bulan Memberi atau Bulan Kedermawanan)

Rasulullah SAW juga mencontohkan sikap kedermawanan yang luar biasa selama bulan Ramadhan. Beliau dikenal sebagai sosok yang sangat dermawan, terutama ketika Malaikat Jibril bertemu dengan beliau untuk mempelajari Al-Qur'an setiap malam dalam bulan Ramadhan. Hal ini dicatat dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim.

Dalam hadis tersebut, Ibnu Abbas RA menyampaikan, "Rasulullah SAW adalah orang yang paling dermawan, dan saat beliau paling dermawan adalah di bulan Ramadhan ketika Malaikat Jibril menemui beliau. Malaikat Jibril senantiasa menemui beliau pada setiap malam dalam bulan Ramadhan untuk saling mempelajari Al-Qur'an. Pada saat itu, Rasulullah lebih dermawan dalam melakukan amal kebajikan (sedekah) melebihi (cepat dan luasnya) hembusan angin." (HR Bukhari dan Muslim)

Dari dalil ini, kita dapat memahami bahwa bulan Ramadhan bukan hanya tentang menahan lapar dan haus, tetapi juga tentang memberi dengan sukarela dan kedermawanan yang tulus kepada sesama, mengikuti jejak Rasulullah SAW yang sangat mulia dalam berbuat kebaikan dan memberikan kepada yang membutuhkan.

3 dari 6 halaman

3. Syahrul Shiyaam (Bulan Puasa)

Bulan Ramadhan, atau yang juga dikenal sebagai Syahrul Shiyaam, memiliki makna yang sangat penting dalam agama Islam. Allah SWT dalam Al-Qur'an mewajibkan umat Islam untuk menjalankan ibadah puasa selama bulan ini sebagai salah satu rukun Islam yang lima. Firman Allah dalam Surat Al-Baqarah ayat 183 menggarisbawahi kewajiban ini, "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa."

Dalil ini menegaskan bahwa puasa Ramadhan adalah perintah Allah yang harus dipatuhi oleh umat Islam sebagai bentuk ketaqwaan kepada-Nya. Selain itu, puasa juga memiliki banyak manfaat fisik, mental, dan spiritual bagi individu yang menjalaninya dengan penuh kesadaran dan keikhlasan.

4. Syahrul Qiyaam (Bulan untuk Banyak Berdiri untuk Salat)

Selain ibadah puasa, bulan Ramadhan juga dikenal sebagai Syahrul Qiyaam, yaitu bulan untuk banyak berdiri dalam salat malam. Salah satu amalan yang sangat dianjurkan selama Ramadhan adalah salat sunah Tarawih, yang dilakukan setelah salat Isya' di masjid-masjid atau secara individu di rumah.

Rasulullah SAW memotivasi umat Islam untuk melaksanakan salat malam dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, "Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." Ini menunjukkan pentingnya melakukan salat malam sebagai pelengkap ibadah puasa Ramadhan, sebagai bentuk peningkatan ibadah dan ketaqwaan selama bulan yang penuh berkah ini.

4 dari 6 halaman

5. Syahrut Tarbiyah (Bulan Pendidikan dan Pembinaan)

Bulan Ramadhan tidak hanya menjadi waktu untuk berpuasa fisik dan menjalankan ibadah ritual semata, tetapi juga merupakan periode penting bagi umat Islam dalam memperdalam aspek pendidikan dan pembinaan diri. Selama bulan ini, kaum Muslimin dididik dan dibina untuk meningkatkan kesabaran, menjauhi kemaksiatan, aktif dalam ibadah, berperilaku baik, meningkatkan derma, dan berbagai aspek kebaikan lainnya.

Rasulullah SAW memberikan contoh dalam kehidupannya bagaimana Ramadhan menjadi bulan pembinaan dan pendidikan bagi umat Islam. Selama bulan ini, Rasulullah mengajarkan nilai-nilai kebaikan, kesabaran, dan keikhlasan dalam beribadah kepada para sahabatnya. Dengan demikian, Ramadhan bukan hanya tentang menahan lapar dan haus, tetapi juga tentang memperkaya diri secara spiritual dan moral.

6. Syahrul Khair (Bulan Kebaikan)

Rasulullah SAW menyebut Ramadhan sebagai Syahrul Khair, yaitu bulan kebaikan yang penuh berkah dari Allah SWT. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Thabrani dalam Musnad Asy-Syammiyyin, Rasulullah SAW bersabda, “Telah datang pada kalian Ramadhan, bulan keberkahan, Allah melimpahkan kebaikan untuk kalian di dalamnya. Rahmat diturunkan, dosa-dosa dihapuskan, doa dikabulkan. Allah melihat orang-orang yang berlomba-lomba di antara kalian, serta membangga-banggakan kalian di hadapan para Malaikat-Nya. Maka perlihatkanlah kepada Allah kebaikan. Karena orang yang merugi adalah yang diharamkan dari rahmat Allah Azza wa Jalla."

Dari hadis ini, kita memahami bahwa Ramadhan bukan hanya bulan ibadah, tetapi juga bulan penuh berkah dan kebaikan. Allah SWT melimpahkan rahmat-Nya, menghapus dosa-dosa, dan mengabulkan doa-doa hamba-Nya yang ikhlas dalam beribadah. Selama Ramadhan, umat Islam diajak untuk berlomba-lomba dalam kebaikan dan menunjukkan kepada Allah amal kebaikan yang menjadi bukti ketaatan dan ketakwaan kepada-Nya.

5 dari 6 halaman

7. Syahrul Mubarok (Bulan yang Penuh Keberkahan)

Ramadhan, atau yang disebut Syahrul Mubarok dalam Islam, merupakan bulan yang dipenuhi dengan berbagai kebaikan dan keberkahan. Istilah "mubarok" memiliki makna yang dalam, mencakup keberkahan yang bersifat fisik dan spiritual. Secara bahasa, "barokah" mengandung arti kebaikan yang terus menerus atau bertambah dalam segala hal, baik secara nyata maupun secara maknawi, seperti perasaan dan kebahagiaan.

Keberkahan Ramadhan tidak hanya terwujud dalam ketaatan berpuasa dan menjalankan ibadah, tetapi juga terdapat dalam momen-momen istimewa yang ada di dalam bulan ini. Salah satunya adalah malam Lailatul Qadar, yang terletak pada 10 hari terakhir Ramadhan. Keistimewaan malam ini dijelaskan dalam Al-Qur'an Surat Al-Qadr ayat 3, "Malam itu lebih baik dari seribu bulan."

Hadis juga menguatkan pentingnya malam Lailatul Qadar, di mana Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang melakukan ibadah di malam Lailatul Qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni." (HR Bukhari dan Muslim)

8. Syahrul Qur'an (Bulan Al-Qur'an)

Ramadhan juga disebut sebagai Syahrul Qur'an, yaitu bulan Al-Qur'an. Hal ini karena Al-Qur'an pertama kali diturunkan ke langit dunia pada bulan Ramadhan sebagai petunjuk bagi umat manusia. Penurunan Al-Qur'an secara berangsur-angsur kepada Rasulullah SAW selama 23 tahun juga dimulai pada bulan ini.

Allah SWT menjelaskan keistimewaan Al-Qur'an dalam Surat Al-Baqarah ayat 185, "Bulan Ramadhan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)." Al-Qur'an menjadi pedoman hidup bagi umat Islam, mengajarkan nilai-nilai moral, etika, hukum-hukum, dan ajaran-ajaran spiritual yang membimbing umat manusia menuju kebaikan dan keselamatan.

Dengan Al-Qur'an sebagai sumber petunjuk dan pencerahan, umat Islam diajak untuk mendalami dan mengamalkan ajaran-ajaran yang terkandung di dalamnya selama bulan Ramadhan dan sepanjang tahun sebagai bagian dari ibadah dan pengabdian kepada Allah SWT.

6 dari 6 halaman

9. Syahrul Ibadah (Bulan Ibadah)

Ramadhan, yang juga dikenal sebagai Syahrul Ibadah, adalah waktu yang sangat istimewa bagi umat Islam karena pahala ibadah di bulan ini memiliki keistimewaan yang besar dibandingkan dengan pahala ibadah di luar Ramadhan. Rasulullah SAW mengajarkan pentingnya ibadah yang dikerjakan dengan keimanan dan keikhlasan selama bulan Ramadhan. Bahkan, menurut hadis sahih, pahala melakukan ibadah umrah di bulan Ramadhan sebanding dengan pahala ibadah haji.

Hadis yang menggambarkan keistimewaan ibadah di bulan Ramadhan adalah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim. Dalam hadis ini, Rasulullah SAW bersabda, "Siapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan keikhlasan maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah berlalu." (HR Bukhari Muslim)

Dengan demikian, Ramadhan bukan hanya menjadi bulan untuk menahan lapar dan haus, tetapi juga bulan untuk meningkatkan ibadah dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Setiap ibadah yang dilakukan dengan keimanan dan keikhlasan di bulan Ramadhan memiliki nilai pahala yang sangat besar dan berbeda dibandingkan dengan ibadah di luar bulan Ramadhan.

10. Syahrul Ghufron atau Syahrul Maghfiroh (Bulan Penuh Pengampunan)

Ramadhan juga dikenal sebagai Syahrul Ghufron atau Syahrul Maghfiroh, yaitu bulan yang penuh dengan pengampunan dari Allah SWT. Dalam hadis yang sahih riwayat Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW menjelaskan pentingnya beribadah dengan keimanan dan keikhlasan selama bulan Ramadhan.

Dalam hadis tersebut, Rasulullah SAW bersabda, "Salat lima waktu, hari Jumat sampai hari Jumat berikutnya, bulan Ramadhan sampai bulan Ramadhan berikutnya merupakan penghapus dosa antara waktu-waktu tersebut, selama tidak mengerjakan dosa-dosa besar." (HR Muslim)

Dari hadis-hadis ini, kita memahami bahwa bulan Ramadhan adalah waktu yang penuh dengan rahmat dan pengampunan dari Allah SWT. Melakukan ibadah dengan penuh keimanan, keikhlasan, dan meningkatkan amal ibadah selama bulan Ramadhan dapat membawa pengampunan atas dosa-dosa yang telah lalu. Oleh karena itu, umat Islam diajak untuk memanfaatkan bulan Ramadhan dengan sebaik-baiknya untuk mendapatkan keberkahan, pengampunan, dan rahmat dari Allah SWT.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.