Sukses

Pengaruh Health Belief Model pada Kebiasaan Hidup Seseorang, Begini Penerapannya

Elemen kunci dari Health Belief Model berfokus pada keyakinan individu tentang kondisi kesehatan, yang memprediksi perilaku terkait kesehatan individu.

Liputan6.com, Jakarta Health Belief Model (HBM) adalah sebuah model teoritis yang dapat digunakan sebagai panduan dalam promosi kesehatan dan program pencegahan penyakit. Model ini digunakan untuk menjelaskan dan memprediksi perubahan individu dalam perilaku kesehatan. Ini adalah salah satu model yang paling banyak digunakan untuk memahami perilaku kesehatan.

Elemen kunci dari Health Belief Model berfokus pada keyakinan individu tentang kondisi kesehatan, yang memprediksi perilaku terkait kesehatan individu. Model ini mendefinisikan faktor-faktor kunci yang mempengaruhi perilaku kesehatan sebagai ancaman yang dirasakan terhadap sakit atau penyakit (persepsi kerentanan), keyakinan akan konsekuensi (persepsi keparahan), manfaat positif potensial dari tindakan (persepsi manfaat), hambatan yang dirasakan terhadap tindakan, paparan terhadap faktor-faktor yang memicu tindakan (tanda untuk bertindak), dan keyakinan dalam kemampuan untuk berhasil (self-efficacy).

Berikut ulasan lebih lanjut tentang pengaruh health belief model pada kebiasaan hidup seseorang yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (6/3/2024).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Bagaimana Health Belief Model Memengaruhi Seseorang

Seperti sudah dijelaskan, Health Belief Model adalah kerangka teoritis yang digunakan untuk memahami dan memprediksi perilaku kesehatan individu. Dilansir dari laman verywellmind.com, HBM dikembangkan pada tahun 1950-an oleh Godfrey Hochbaum, Irwin Rosenstock, dan Rosenstock dan Kirscht, model ini bertujuan untuk menjelaskan mengapa seseorang mungkin atau mungkin tidak mengadopsi perilaku kesehatan tertentu.

Model ini didasarkan pada premis bahwa perilaku kesehatan dipengaruhi oleh keyakinan individu tentang kesehatan dan penyakit. Menurut HBM, ada enam komponen utama yang memengaruhi kebiasaan kesehatan seseorang, berikut diantaranya.

1. Persepsi Keparahan (Perceived Severity)

Individu cenderung mengubah perilaku kesehatan mereka jika mereka percaya konsekuensi dari tidak mengubah perilaku tersebut sangat serius. Contohnya, seseorang mungkin akan berhenti merokok jika mereka percaya bahwa merokok dapat menyebabkan kanker paru-paru yang fatal.

2. Persepsi Kerentanan (Perceived Susceptibility)

Jika seseorang merasa rentan terhadap penyakit atau kondisi kesehatan tertentu, mereka lebih cenderung untuk mengadopsi perilaku pencegahan. Sebagai contoh, seseorang yang menyadari bahwa mereka memiliki riwayat keluarga dengan penyakit jantung mungkin lebih memperhatikan diet dan olahraga mereka.

3. Persepsi Manfaat (Perceived Benefits)

Individu akan cenderung mengadopsi perilaku kesehatan jika mereka percaya bahwa tindakan tersebut akan memberikan manfaat bagi mereka. Misalnya, seseorang mungkin akan mulai berolahraga secara teratur jika mereka percaya bahwa ini akan meningkatkan kesehatan jantung mereka.

4. Persepsi Hambatan (Perceived Barriers)

Hambatan-hambatan seperti biaya, kenyamanan, atau kesulitan teknis dapat menghambat seseorang untuk mengadopsi perilaku kesehatan. Untuk mengatasi hambatan-hambatan ini, program-program kesehatan dapat dirancang untuk menyediakan solusi yang mudah diakses dan terjangkau.

5. Tanda untuk Bertindak (Cues to Action)

Faktor eksternal seperti informasi kesehatan, kampanye promosi kesehatan, atau pengalaman pribadi dapat menjadi pemicu bagi seseorang untuk mengambil tindakan kesehatan. Misalnya, melihat iklan tentang manfaat berhenti merokok bisa menjadi tanda untuk seseorang untuk mencoba berhenti merokok.

6. Self-Efficacy

Keyakinan individu dalam kemampuan mereka untuk mengadopsi dan mempertahankan perilaku kesehatan tertentu juga memainkan peran penting dalam Health Belief Model. Jika seseorang percaya bahwa mereka memiliki kemampuan untuk mengubah perilaku mereka dan mengatasi hambatan yang mungkin muncul, mereka lebih mungkin untuk berhasil dalam mengadopsi perilaku kesehatan tersebut.

Dengan memahami faktor-faktor ini, para ahli kesehatan dapat merancang intervensi yang lebih efektif untuk mendorong perubahan perilaku kesehatan yang positif. Melalui pendekatan yang sesuai dengan Health Belief Model, program-program kesehatan dapat membantu individu untuk meningkatkan kesadaran mereka tentang pentingnya kesehatan dan mendorong mereka untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan mereka.

3 dari 5 halaman

Bahan Perimbangan Pengaplikasian Health Belief Model

Dilansir dari ruralhealthinfo.org, dalam menerapkan Health Belief Model, ada beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan agar intervensi yang dirancang efektif dalam mengubah perilaku kesehatan. Berikut beberapa hal penting yang perlu dipertimbangkan.

1. Pengumpulan Informasi

Melakukan evaluasi kebutuhan kesehatan dan pendekatan lainnya untuk menentukan siapa yang berisiko dan populasi yang menjadi fokus intervensi. Dengan memahami populasi yang dituju, intervensi dapat dirancang secara lebih tepat dan sesuai dengan kebutuhan mereka.

2. Komunikasi Konsekuensi

Menyampaikan konsekuensi dari perilaku berisiko dengan jelas untuk memahami tingkat keparahan yang dirasakan. Informasi yang diberikan harus mampu meningkatkan kesadaran akan dampak negatif dari perilaku tersebut.

3. Komunikasi Langkah-langkah Tindakan dan Manfaat

Menjelaskan langkah-langkah yang terlibat dalam mengambil tindakan yang direkomendasikan serta menyoroti manfaat dari tindakan tersebut. Ini dapat membantu individu memahami pentingnya mengubah perilaku mereka dan mendorong mereka untuk bertindak.

4. Mengidentifikasi dan Mengurangi Hambatan

Membantu mengidentifikasi dan mengurangi hambatan-hambatan yang mungkin menghalangi individu untuk mengambil tindakan yang direkomendasikan. Ini bisa termasuk hambatan finansial, sosial, atau psikologis yang perlu diatasi.

5. Demonstrasi Tindakan melalui Pengembangan Keterampilan

Mengembangkan kegiatan yang membantu individu mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk mengubah perilaku mereka dan menyediakan dukungan untuk meningkatkan keyakinan diri (self-efficacy) dan kemungkinan perubahan perilaku yang sukses.

4 dari 5 halaman

Contoh Pengaplikasian Health Belief Model

Health Belief Model dapat diterapkan dalam berbagai situasi untuk membantu merancang program-program yang mendorong orang untuk mengadopsi perilaku sehat. Salah satu aspek penting dari kesehatan masyarakat adalah desain program-program yang mendorong orang untuk melakukan perilaku sehat, sehingga memahami bagaimana model ini dapat diterapkan dalam berbagai situasi dapat bermanfaat.

Sebagai contoh, para ahli mungkin tertarik untuk memahami sikap masyarakat tentang pemeriksaan kanker. Memperhatikan faktor-faktor seperti persepsi risiko terkena kanker, manfaat dari melakukan pemeriksaan kanker, dan hambatan-hambatan dalam melakukan pemeriksaan dapat membantu profesional kesehatan mencari cara untuk mendorong orang untuk melakukan pemeriksaan tersebut.

Model ini juga dapat digunakan untuk program-program kesehatan masyarakat yang digunakan dalam berbagai setting. Misalnya, sekolah-sekolah mungkin mengandalkan program-program pendidikan untuk membantu anak-anak memahami tantangan terkait kesehatan, penggunaan zat, aktivitas fisik, nutrisi, dan keamanan pribadi. Program-program semacam itu sering didasarkan pada Health Belief Model dan bertujuan untuk mendidik, menawarkan pelatihan keterampilan, mengurangi hambatan, dan meningkatkan self-efficacy.

Para profesional kesehatan dan ahli kesehatan masyarakat dapat menerapkan Health Belief Model untuk menciptakan program-program dan intervensi yang dirancang untuk membantu mencegah masalah kesehatan, mendorong perilaku perawatan, dan mendukung perubahan perilaku. Dengan memahami keyakinan dan persepsi individu tentang kesehatan, program-program tersebut dapat lebih efektif dalam mencapai tujuannya untuk meningkatkan kesehatan masyarakat.

5 dari 5 halaman

Seberapa Efektif Health Belief Model Memengaruhi Kebiasaan Hidup Seseorang

Health Belief Model telah digunakan selama beberapa dekade untuk membantu menghasilkan intervensi perubahan perilaku. Penelitian menunjukkan bahwa Health Belief Model dapat membantu merancang strategi untuk mempromosikan perilaku sehat dan meningkatkan pencegahan serta pengobatan kondisi kesehatan.

Dalam sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Health Psychology Review, para peneliti menemukan bahwa dalam studi-studi yang mempertimbangkan Health Belief Model, 78% melaporkan peningkatan yang signifikan dalam ketaatan perilaku. Dari studi-studi yang mereka tinjau, 39% melaporkan efek moderat hingga besar terkait dengan intervensi kesehatan.

Meski demikian, Health Belief Model tidak luput dari kritik. Beberapa keterbatasan dari pendekatan ini dalam memahami kesehatan antara lain,

  1. Tidak memperhitungkan bagaimana keputusan seseorang dapat dipengaruhi oleh perilaku yang bersifat kebiasaan.
  2. Memusatkan pada alasan terkait kesehatan untuk perilaku tetapi mengabaikan kenyataan bahwa orang sering melakukan tindakan atas alasan lain, seperti penerimaan sosial.
  3. Tidak mengatasi faktor ekonomi dan lingkungan yang dapat memengaruhi perilaku kesehatan seseorang.
  4. Model ini tidak mengatasi keyakinan, sikap, dan karakteristik individu lainnya yang memengaruhi seberapa mudah seseorang dapat mengubah perilakunya.

Para kritikus juga menyarankan bahwa model ini berfokus pada deskripsi perilaku kesehatan daripada menjelaskan cara mengubahnya. Peningkatan model ini untuk lebih mempertimbangkan faktor-faktor individu dan lingkungan yang memengaruhi perilaku kesehatan dapat meningkatkan efektivitasnya dalam merancang intervensi yang lebih holistik dan relevan.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.