Sukses

Pemfigus Vulgaris Penyakit Kulit Akibat Kelainan Autoimun, Ketahui Gejalanya

Pemfigus vulgaris adalah kondisi medis yang serius dan memerlukan perawatan jangka panjang.

Liputan6.com, Jakarta Pemfigus vulgaris adalah penyakit autoimun yang ditandai dengan munculnya vesikel, atau bulla pada kulit dan selaput lendir. Pemfigus vulgaris terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel kulit dan selaput lendir, menyebabkan kerusakan dan pembentukan lepuhan yang tidak nyaman.

Gejala utama dari penyakit ini adalah lepuhan yang mudah pecah, meninggalkan luka terbuka yang rentan terhadap infeksi. Penyebab pasti dari pemfigus vulgaris masih belum sepenuhnya dipahami, namun diduga ada faktor genetik dan lingkungan yang memainkan peran dalam perkembangannya.

Penyakit ini juga lebih umum terjadi pada usia dewasa, terutama di antara orang-orang dengan latar belakang etnis tertentu. Pengobatan untuk pemfigus vulgaris bertujuan untuk mengendalikan gejala, mencegah infeksi dan memperbaiki kualitas hidup pasien. Pengobatan umumnya melibatkan penggunaan obat antiinflamasi dan imunosupresan, untuk mengendalikan reaksi autoimun tubuh. 

Berikut ini gejala dan penanganan penyakit pemfigus vulgaris yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Senin (26/2/2024). 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Apa yang menyebabkan Pemfigus Vulgaris?

Pemfigus adalah kondisi kulit autoimun, di mana penyakit ini akan menyebabkan terbentuknya luka, lepuh, atau benjolan berisi cairan di permukaan kulit. Fenomena serupa juga dapat terjadi pada selaput lendir, yang meliputi area seperti mata, hidung, mulut, tenggorokan, dan alat kelamin. Lepuh yang muncul dalam pemfigus memiliki karakteristik lunak dan rentan pecah, seringkali berkembang menjadi luka yang menyakitkan. Jika tidak diobati, penyakit ini dapat menyebar ke berbagai area tubuh, meningkatkan risiko terjadinya infeksi yang dapat memberikan dampak serius.

Penting untuk diingat bahwa pemfigus terkadang sulit dibedakan dari kondisi kulit autoimun lainnya, seperti pemfigoid bulosa dan lupus eritematosus. Meskipun demikian, perlu dicatat bahwa pemfigus tidak bersifat menular antarindividu. Meskipun demikian, kondisi ini termasuk dalam kategori penyakit seumur hidup yang memerlukan manajemen melalui perawatan medis berkelanjutan untuk menjaga kualitas hidup penderita.

Perlu dipahami, bahwa kelainan autoimun ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh salah mengenali sel-sel tubuh, sebagai benda asing dan mulai menyerangnya. Meskipun penyebab pastinya tidak diketahui, beberapa faktor yang diduga berperan dalam munculnya pemfigus vulgaris termasuk genetik, faktor lingkungan dan infeksi virus.

3 dari 4 halaman

Gejala Pemfigus Vulgaris

Berdasarkan gejalanya, pemfigus dibagi menjadi beberapa macam jenis:

1. Pemfigus Vulgaris merupakan bentuk pemfigus yang paling umum, menandai dirinya dengan kemunculan lepuhan yang lunak pada kulit. Meskipun dapat muncul di berbagai bagian tubuh, pemfigus vulgaris cenderung terutama muncul di sekitar area mulut, dan sisa tubuh termasuk daerah kelamin. Lepuhan pada pemfigus vulgaris memiliki kecenderungan untuk mudah pecah, menciptakan rasa nyeri yang signifikan dan seringkali sulit untuk sembuh.

2. Pemfigus Vegetans, sebagai subjenis dari pemfigus vulgaris, dicirikan oleh adanya massa yang bervegetasi, khususnya di daerah fleksor atau lipatan kulit. Pemfigus vegetans dapat memberikan tantangan tambahan dalam diagnosis, karena manifestasinya yang unik. Pemahaman mendalam terhadap sifat dan distribusi massa ini diperlukan untuk mengarahkan penanganan yang sesuai.

3. Pemfigus Foliaceus mengenai kulit dan cenderung tidak mempengaruhi membran mukosa tubuh, seperti mulut atau alat kelamin. Namun, lepuhan yang muncul pada pemfigus ini memiliki kecenderungan untuk lebih mudah pecah, yang dapat membuatnya sulit ditemukan secara visual. Gejala tambahan mungkin termasuk daerah kulit yang bersisik, meskipun tanpa spesifikasi yang jelas.

4. Pemfigus Eritematosus sebagai varian spesifik, fokus pada daerah wajah dan sering kali menunjukkan kemiripan dengan lupus eritematosus dalam presentasinya. Penelitian yang cermat dan pemahaman mendalam terhadap gambaran klinis ini penting untuk memastikan diagnosis yang akurat dan perencanaan perawatan yang sesuai.

4 dari 4 halaman

Pengobatan Pemfigus

1. Kortikosteroid

Kortikosteroid merupakan salah satu jenis obat yang sering digunakan untuk mengobati pemfigus vulgaris. Obat ini bekerja dengan cara mengurangi peradangan, serta meredakan gejala seperti rasa gatal dan nyeri yang seringkali muncul akibat penyakit ini. Selain itu, kortikosteroid juga dapat membantu mengurangi jumlah vesikel atau bulla yang muncul pada kulit penderita. Namun demikian, penggunaan kortikosteroid untuk mengobati pemfigus vulgaris perlu dilakukan dengan hati-hati dan sesuai dengan resep dokter. Hal ini dikarenakan penggunaan jangka panjang dari obat ini dapat menimbulkan efek samping yang serius, seperti penurunan imunitas tubuh, osteoporosis, serta gangguan pada sistem pencernaan. Oleh karena itu, konsultasikan dengan dokter mengenai dosis dan durasi pengobatan yang tepat untuk mengurangi risiko efek samping.

2. Plasmaferesis

Plasmaferesis adalah salah satu tindakan medis yang dapat dilakukan untuk mengobati Pemfigus vulgaris, yaitu penyakit kulit yang disebabkan oleh kelainan autoimun. Pemfigus vulgaris ditandai dengan munculnya vesikel atau bulla pada kulit yang rentan pecah dan meninggalkan luka terbuka yang menyakitkan. Plasmaferesis merupakan prosedur yang bertujuan, untuk membersihkan darah dari antibodi yang menyebabkan reaksi autoimun dalam tubuh.

Selama prosedur ini, darah pasien akan dialirkan melalui mesin plasmaferesis yang akan memisahkan plasma yang mengandung antibodi penyebab penyakit. Plasma yang telah dipisahkan, akan diganti dengan cairan lain atau albumin. Dengan demikian, plasma yang telah dibersihkan dapat kembali ke tubuh pasien. Prosedur ini bertujuan untuk mengurangi jumlah antibodi yang terdapat dalam darah pasien, sehingga gejala Pemfigus vulgaris dapat dikontrol dengan lebih efektif. Namun, plasmaferesis tidak bersifat sebagai pengobatan jangka panjang melainkan sebagai tindakan medis yang membantu mengendalikan gejala.

3. Imunoglobulin

Pemfigus vulgaris adalah penyakit autoimun yang menyebabkan vesikel atau bulla pada kulit dan selaput lendir. Penyakit ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel kulit dan membran mukosa, menyebabkan kerusakan dan luka terbuka. Salah satu metode pengobatan yang dapat diberikan kepada penderita pemfigus vulgaris adalah dengan pemberian imunoglobulin. Imunoglobulin merupakan protein yang diproduksi oleh sel darah putih dan berperan dalam melawan infeksi, serta melindungi tubuh dari kuman dan benda asing. Pemberian imunoglobulin pada penderita pemfigus vulgaris bertujuan untuk mengontrol reaksi autoimun yang terjadi dalam tubuh. Dengan memberikan imunoglobulin, maka sistem kekebalan tubuh penderita dapat diatur kembali sehingga kerusakan pada kulit dan membran mukosa dapat dikendalikan. Pemberian imunoglobulin bisa melalui suntikan intravena atau suntikan subkutan, tergantung pada kondisi penderita.

4. Perawatan luka

Perawatan luka pada penderita pemfigus vulgaris sangat penting untuk mencegah infeksi dan mempercepat proses penyembuhan. Pertama-tama, luka harus dibersihkan secara rutin dengan cairan antiseptik untuk mencegah infeksi. Selain itu, penderita juga perlu menjaga kebersihan luka dengan cara membersihkannya secara lembut dan menghindari gosokan yang kuat yang dapat memperparah kondisi luka. Selain itu, penderita pemfigus vulgaris juga perlu melakukan perawatan luka dengan mengonsumsi obat-obatan yang diresepkan oleh dokter spesialis kulit. Penggunaan salep atau krim yang mengandung steroid atau immunosupresan juga dapat membantu mengurangi peradangan dan mempercepat penyembuhan luka. Tidak hanya itu, penderita juga perlu memperhatikan pola makan yang sehat dan bergizi untuk mempercepat proses penyembuhan. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.