Sukses

Suhu Normal Manusia, Pahami Juga Cara Menghitung dan Faktor yang Memengaruhinya

Informasi seputar suhu normal manusia dan faktor-faktor yang memengaruhinya.

Liputan6.com, Jakarta Suhu normal manusia adalah suatu kondisi dimana tubuh manusia berada pada suhu yang optimal untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Suhu normal manusia dapat bervariasi tergantung usia seseorang. Pada orang dewasa, suhu normal manusia biasanya berkisar antara 36-37 derajat Celcius. Namun, pada bayi dan anak-anak, suhu normal manusia bisa sedikit lebih tinggi, berkisar antara 36.5-37.5 derajat Celsius. Untuk mengetahui suhu normal manusia secara akurat, pengukuran suhu tubuh perlu dilakukan dengan benar.

Terdapat beberapa cara umum untuk mengukur suhu normal manusia, salah satunya adalah dengan menggunakan termometer. Termometer dapat ditempatkan di dalam mulut, ketiak, atau rektum untuk mendapatkan suhu tubuh yang akurat. Selain itu, ada juga alat pengukur suhu tubuh digital yang kini semakin populer digunakan karena lebih praktis dan akurat.

Mengetahui suhu normal manusia sangat penting dalam memantau kesehatan seseorang. Anak-anak dan orang dewasa hendaknya rutin memeriksa suhu tubuh mereka agar dapat segera mengambil tindakan jika terjadi perubahan suhu yang tidak normal. Dengan memahami suhu normal manusia berdasarkan usia dan cara mengukurnya, kita dapat lebih memperhatikan kesehatan dan mengambil tindakan yang tepat saat suhu tubuh tidak dalam kondisi optimal.

Untuk informasi lebih lengkapnya, berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber informasi seputar suhu normal manusia dan faktor-faktor yang mempengaruhinya pada Selasa (6/2).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Berapa Suhu Normal Manusia?

Suhu tubuh merupakan parameter penting yang mencerminkan kemampuan tubuh untuk mengatur suhu internalnya. Faktor-faktor seperti suhu lingkungan, aktivitas fisik, dan kondisi kesehatan secara keseluruhan dapat mempengaruhi suhu tubuh seseorang. Dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang rentang suhu tubuh normal berdasarkan kelompok usia, kita dapat mengidentifikasi perbedaan yang mungkin terjadi dalam kondisi fisik yang berbeda.

Penting untuk diingat bahwa suhu tubuh normal dapat bervariasi antara individu dan dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk hormon, metabolisme, dan kondisi kesehatan tertentu. Salah satu contoh yang dapat dicatat adalah perbedaan suhu tubuh normal pada wanita menopause yang cenderung lebih tinggi karena penurunan hormon estrogen yang mempengaruhi regulasi suhu tubuh.

Berikut adalah rentang suhu tubuh normal manusia berdasarkan kelompok usia:

Bayi (0-1 tahun):

  • Suhu normal: 36,5–37,5 derajat Celcius.

Anak-anak (1-10 tahun):

  • Suhu normal: 36,5–37 derajat Celcius.

Remaja dan Orang Dewasa (11–65 tahun):

  • Suhu normal: 36,5–37,6 derajat Celcius.

Lansia (65 tahun ke atas):

  • Suhu normal: 35,8–36,9 derajat Celcius.

Dalam melihat rentang suhu tubuh ini, penting untuk memahami bahwa angka-angka ini dapat memberikan petunjuk umum, namun pengukuran suhu tubuh yang akurat dapat bervariasi tergantung pada metode pengukuran yang digunakan, seperti termometer oral, rektal, atau timpani.

Memahami suhu tubuh normal setiap kelompok usia membantu dalam mendeteksi perubahan suhu yang tidak wajar, yang dapat menjadi tanda adanya masalah kesehatan seperti infeksi atau gangguan sistem pengaturan suhu tubuh. Jika seseorang memiliki kekhawatiran terkait suhu tubuhnya, penting untuk berkonsultasi dengan profesional medis untuk evaluasi lebih lanjut.

3 dari 5 halaman

Faktor yang Mempengaruhi Suhu Normal Manusia

Suhu normal tubuh manusia dipengaruhi oleh berbagai faktor yang dapat bervariasi antar individu. Beberapa faktor utama yang mempengaruhi suhu tubuh normal manusia meliputi:

1. Usia:

Bayi dan anak-anak cenderung memiliki suhu tubuh yang sedikit lebih tinggi daripada orang dewasa. Suhu tubuh normal pada bayi umumnya berkisar antara 36,5–37,5 derajat Celsius.

2. Suhu Lingkungan:

Suhu di sekitar lingkungan tempat seseorang berada dapat mempengaruhi suhu tubuh mereka. Pada suhu lingkungan yang lebih tinggi, tubuh cenderung memproduksi lebih banyak keringat untuk membantu mendinginkan diri. Sebaliknya, pada suhu lingkungan yang lebih rendah, tubuh dapat merespon dengan menggigil untuk mempertahankan suhu tubuh.

3. Aktivitas Fisik:

Aktivitas fisik dapat meningkatkan suhu tubuh karena metabolisme yang lebih tinggi. Selama olahraga atau aktivitas berat, tubuh menghasilkan panas sebagai hasil dari kerja otot, yang dapat meningkatkan suhu tubuh secara sementara.

4. Jenis Kelamin:

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa suhu tubuh normal pada wanita cenderung sedikit lebih tinggi daripada pada pria. Selain itu, perubahan hormonal, seperti selama menstruasi atau menopause, dapat memengaruhi suhu tubuh.

5. Siklus Menstruasi:

Pada wanita, suhu tubuh basal (suhu tubuh setelah istirahat yang panjang) dapat berubah selama siklus menstruasi. Setelah ovulasi, suhu tubuh basal cenderung sedikit meningkat sebagai respons terhadap peningkatan produksi hormon progesteron.

6. Kesehatan:

Kondisi kesehatan umum dan adanya penyakit atau infeksi dapat mempengaruhi suhu tubuh. Demam adalah respons umum tubuh terhadap infeksi dan dapat menyebabkan kenaikan suhu tubuh.

7. Ovulasi:

Pada wanita, suhu tubuh basal dapat meningkat setelah ovulasi sebagai hasil dari pelepasan hormon progesteron. Hal ini digunakan dalam metode pengukuran suhu basal tubuh (BBT) sebagai alat bantu dalam menentukan waktu subur.

8. Hormon:

Fluktuasi hormonal, seperti penurunan estrogen selama menopause, dapat memengaruhi suhu tubuh. Hormon tiroid juga berperan dalam mengatur suhu tubuh.

Memahami faktor-faktor ini membantu dalam menafsirkan perubahan suhu tubuh dan memahami bahwa variasi dalam suhu tubuh adalah respons normal terhadap kondisi dan aktivitas tertentu. Jika ada kekhawatiran atau perubahan suhu tubuh yang tidak wajar, konsultasikan dengan profesional medis untuk evaluasi lebih lanjut.

4 dari 5 halaman

Cara Mengukur Suhu Tubuh

Penting untuk memahami metode pengukuran suhu tubuh dan jenis termometer yang tersedia, karena hal ini dapat memberikan informasi yang akurat tentang kondisi kesehatan seseorang. Berikut adalah penjelasan lebih rinci mengenai beberapa jenis termometer yang umum digunakan untuk mengukur suhu tubuh:

1. Termometer Raksa:

Termometer raksa merupakan termometer konvensional yang terbuat dari kaca dan mengandung air raksa. Meskipun dahulu banyak digunakan, termometer raksa sekarang dianggap tidak aman karena risiko merkuri yang dapat berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Oleh karena itu, banyak negara telah menghentikan produksi dan penggunaan termometer raksa.

2. Termometer Elektronik:

Termometer elektronik, atau sering disebut sebagai termometer digital, menjadi pilihan modern yang lebih aman. Termometer ini dapat menunjukkan suhu tubuh secara digital pada layar, memudahkan pembacaan. Termometer elektronik dapat digunakan di berbagai bagian tubuh, seperti di bawah ketiak, di dalam mulut, atau rektum, tergantung pada jenis termometer yang dimiliki.

3. Termometer Telinga:

Termometer telinga, atau termometer timpani, dirancang khusus untuk mengukur suhu tubuh melalui saluran telinga. Alat ini menggunakan teknologi inframerah untuk mengukur suhu pada gendang telinga. Penggunaan termometer telinga biasanya cepat dan nyaman, terutama pada anak-anak yang sulit diukur suhunya dengan cara konvensional.

4. Termometer Sekali Pakai:

Termometer sekali pakai biasanya terbuat dari plastik dan dirancang untuk digunakan sekali saja. Meskipun termometer ini tidak dapat digunakan untuk jangka waktu yang lama, mereka cocok untuk penggunaan sementara, terutama pada bayi yang memerlukan pemantauan suhu reguler selama beberapa hari.

5. Termometer Dahi atau Arteri Temporal:

Termometer dahi menggunakan sensor inframerah untuk mengukur suhu arteri temporal pada permukaan dahi. Alat ini cukup populer karena penggunaannya yang non-invasif dan cepat. Terutama berguna untuk bayi dan anak-anak yang mungkin tidak nyaman dengan metode pengukuran lain.

6. Termometer Dot:

Termometer dot adalah termometer berbentuk stiker yang dapat ditempelkan pada kulit untuk mengukur suhu tubuh bayi. Mereka dapat memberikan indikasi visual tentang suhu tubuh, memudahkan pemantauan oleh orang tua.

Dalam memilih termometer yang sesuai, penting untuk memperhatikan petunjuk penggunaan dan keamanan alat tersebut. Penggunaan yang benar dan higienis termometer sangat penting untuk mendapatkan hasil pengukuran yang akurat dan mencegah penyebaran infeksi.

5 dari 5 halaman

Bahaya Suhu Tubuh Tidak Normal

Suhu tubuh adalah indikator vital yang dapat memberikan wawasan tentang kondisi kesehatan seseorang. Suhu tubuh yang rendah atau tinggi dapat menjadi tanda-tanda yang perlu diperhatikan karena bisa menunjukkan adanya gangguan atau kondisi medis tertentu. Mari kita eksplorasi lebih lanjut mengenai bahaya suhu tubuh rendah dan tinggi.

1. Suhu Tubuh Rendah:

Suhu tubuh yang berada di bawah batas normal, terutama jika mencapai tingkat hipotermia (di bawah 35 derajat Celcius), dapat menandakan adanya masalah serius. Hipotermia dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk hipotiroidisme, konsumsi minuman beralkohol berlebihan, efek samping obat-obatan, anoreksia, malnutrisi, penyakit Parkinson, kerusakan saraf, strok, dan sepsis.

Hipotermia sendiri merupakan kondisi darurat medis yang memerlukan perhatian segera. Suhu tubuh yang terlalu rendah dapat mengakibatkan fungsi tubuh melambat, termasuk pernapasan dan denyut jantung. Jika suhu tubuh berada di bawah 35 derajat Celcius, segera berkonsultasi dengan profesional medis untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

2. Suhu Tubuh Tinggi:

Suhu tubuh yang melebihi batas normal (di atas 38 derajat Celcius) dapat menunjukkan adanya demam, yang umumnya merupakan respons tubuh terhadap infeksi. Demam dapat diatasi dengan perawatan mandiri seperti kompres air hangat, konsumsi obat penurun demam, pemakaian pakaian yang nyaman, dan istirahat yang cukup.

Namun, suhu tubuh tinggi juga dapat menjadi tanda dari kondisi medis tertentu. Gangguan sistem endokrin, seperti hipertiroidisme, dapat meningkatkan suhu tubuh secara signifikan. Selain itu, hipertermia, yang terjadi ketika suhu tubuh meningkat di luar kendali sistem pengaturan tubuh, dapat terjadi dalam situasi darurat seperti sengatan panas (heatstroke). Hipertermia dapat menyebabkan kerusakan permanen pada organ tubuh hingga kematian, sehingga penanganan segera sangat penting.

Jika demam tidak mereda dalam dua hari atau suhu tubuh terus meningkat, segera konsultasikan dengan dokter untuk diagnosis lebih lanjut dan penanganan yang sesuai.

Dalam kedua kasus suhu tubuh rendah dan tinggi, pemantauan terhadap perubahan suhu tubuh dan konsultasi dengan profesional medis merupakan langkah-langkah yang sangat penting untuk memastikan deteksi dini dan penanganan yang tepat terhadap masalah kesehatan yang mungkin muncul.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.