Sukses

Kisah Bocah 16 Tahun Pencipta AI Seharga Rp 188 Miliar, Rela Bolos Sekolah

Untuk mewujudkan mimpinya, Pranjali Awasthi bahkan rela untuk bolos sekolah.

Liputan6.com, Jakarta Bolos sekolah menjadi momok di dunia pendidikan. Tak heran jika saat siswa harus mengenyam pendidikan, murid bolos mengisinya dengan aktivitas yang tak seharusnya. Namun berbeda dengan seorang siswi berusia 16 tahun yang kisahnya mencuri perhatian dunia. 

Pranjali Awasthi, seorang remaja berusia 16 tahun, telah berhasil mengumpulkan dana sebesar $450.000 (Rp 7 miliar) untuk startup teknologinya. Bagi kebanyakan siswa sekolah menengah, mungkin tujuan utamanya adalah mendapatkan uang saku tambahan, namun Awasthi memiliki ambisi yang lebih besar untuk meningkatkan kualitas mesin pencari dengan kecerdasan buatan (AI).

Untuk mewujudkan mimpinya, Pranjali Awasthi bahkan rela untuk bolos sekolah. Namun, tak disangka, pandemi membukakan pintu bagi remaja ini. Selama masa pandemi, siswa sekolah menengah seperti Awasthi terpaksa belajar secara virtual, yang akhirnya memungkinkannya untuk magang di Florida International University.

Selama magangnya, yang berlangsung singkat, Awasthi terlibat dalam penelitian di laboratorium dan diberi tugas untuk mengekstraksi data serta menulis tinjauan literatur. Inilah yang akhirnya menginspirasinya. Berikut selengkapnya Liputan6.com merangkum kisah inspirasi gadis SMA punya AI seharga Rp 188 miliar, Rabu (11/10/2023).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kesulitan Jadi Inspirasi Menciptakan AI

Melansir Unilad, Awasthi menyadari betapa sulitnya mencari informasi melalui mesin pencari konvensional. Ini memicunya untuk mendirikan Delv.AI, sebuah perusahaan yang menggunakan pembelajaran mesin untuk mengekstrak data.

Setahun kemudian, di acara Hack Week di Miami, dia bertemu dengan investor dari Back End Capital yang sangat tertarik untuk mendukung ide inovatifnya. Sebagai imbalan, Awasthi diundang untuk mengikuti residensi selama 12 minggu untuk mengasah keterampilan teknologinya.

Pada tahun 2021, versi beta Delv.AI diluncurkan secara online, dan sejak itu, Pranjali Awasthi, remaja berusia 16 tahun ini, berhasil mendapatkan banyak pendukung dan mengumpulkan lebih dari Rp 7 miliar untuk usaha rintisannya.

Dengan perusahaan yang dinilai sekitar $12 juta (Rp 188 miliar) oleh para ahli, tak heran jika Awasthi memutuskan untuk fokus sepenuhnya pada startup teknologinya. Perusahaannya juga berhasil merekrut insinyur pertama tahun lalu.

 

 

3 dari 4 halaman

Usaha Meyakinkan Orang Tua

Namun, keputusan ini tidak datang tanpa hambatan. Awasthi harus meyakinkan orang tuanya, yang sangat peduli dengan pendidikan putrinya, bahwa memilih teknologi daripada buku teks adalah pilihan yang tepat. 

Awasthi menjelaskan bahwa meskipun mereka 'berkompromi' dengan penyelesaian sekolahnya, mereka akhirnya harus menerima kenyataan bahwa Awasthi tidak akan mendaftar ke perguruan tinggi dalam waktu dekat.

Dengan pertumbuhan perusahaannya yang pesat, banyak yang bertanya-tanya apakah Pranjali Awasthi akan menjadi miliarder AI berikutnya. Hanya waktu yang akan menjawab pertanyaan ini, namun satu hal pasti, perjalanannya adalah inspirasi bagi banyak orang yang bermimpi besar di dunia teknologi.

4 dari 4 halaman

Aktivitas Awasthi Menjalankan Perusahaan AI

Melansir dari Insider, Pranjali Awasthi mengungkapkan rutinitas harian penuh tantangan. Meskipun merupakan salah satu yang termuda di tim, Awasthi menekankan pentingnya komunikasi efektif dan inisiatif.

Menjaga fokus dan kejelasan dalam menyampaikan visi perusahaan adalah kunci bagi startup, terutama dalam lingkungan kerja jarak jauh. Setelah rapat tim, Awasthi terlibat dalam pengembangan perangkat lunak dan manajemen tim. 

Sehari-harinya mencakup tugas seperti mengirim email, menangani permintaan pengguna, makan malam, dan tidur. Awasthi juga menyempatkan waktu untuk hobi pribadinya, seperti bermain alat musik dan bulutangkis.

Ketika masih muda, ia merasa mendapat lebih banyak bantuan dan tanggapan positif terhadap pertanyaan-pertanyaannya. Namun, saat ia mencari dukungan lebih lanjut, ia menyadari bahwa terkadang ia dihadapi dengan pandangan skeptis dan mencoba untuk lebih jelas dalam tujuan dan isi percakapannya.

Salah satu kunci kesuksesannya adalah selektif dalam menerima informasi dari media sosial dan berita. Ia tidak ragu untuk mengurangi kebisingan dan menghentikan mengikuti akun yang tidak relevan.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.