Sukses

Resistensi adalah Wujud Penolakan, Ketahui Pemicunya

Resistensi adalah perilaku yang menolak.

Liputan6.com, Jakarta Apa itu resistensi? Resistensi adalah bentuk tidak baku dari resistansi. Makna dari istilah resistansi atau resistensi adalah berhubungan dengan perilaku yang menolak atau melakukan penolakan atau ketahanan dalam kondisi tertentu. Bagaimana contohnya?

Contoh dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), penggunaan pada kalimat “kuman itu mempunyai daya resistansi yang tinggi.”

Dalam jurnal penelitian berjudul Resistensi Masyarakat Kelurahan Gunung Anyar Kecamatan Gunung Anyar Surabaya oleh Savonda Rizky Komorina dan Diyah Utami, mengutip pendapat Barnard dan Jonathan, resistansi atau resistensi adalah perlawanan ataupun penolakan untuk memprotes perubahan yang terjadi dan tidak sesuai.

Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang resistansi atau resistensi serta pemicunya, Senin (24/1/2022).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Memahami Resistansi atau Resistensi

Memahami resistensi adalah bentuk tidak baku dari istilah resistansi. Apa itu resistansi atau resistensi? KBBI menjelaskan resistansi atau resistensi adalah bentuk ketahanan. Contohnya penggunaan pada kalimat “kuman itu mempunyai daya resistansi yang tinggi,” dijelaskan.

Pemaknaan yang lain dari istilah resistansi atau resistensi adalah berhubungan dengan perilaku. Dalam kajian teori penelitian yang diterbitkan Universitas Mercu Buana Yogyakarta, mengutip pendapat Folger & Skarlicki resistansi atau resistensi adalah perilaku karyawan dalam menolak atau mengacaukan asumsi, wacana, dan kekuatan organisasi yang berlaku.

“Resistansi atau resistensi adalah sikap atau perilaku yang mengindikasikan tidak adanya keinginan untuk mendukung atau membuat sebuah perubahan,” dijelaskan Mullins, Schermerhorn, Hunt, dan Osbo.

Dalam jurnal penelitian berjudul Resistensi Masyarakat Kelurahan Gunung Anyar Kecamatan Gunung Anyar Surabaya oleh Savonda Rizky Komorina dan Diyah Utami, mengutip pendapat Barnard dan Jonathan, resistansi atau resistensi adalah suatu perlawanan ataupun penolakan untuk memprotes perubahan-perubahan yang terjadi dan yang tidak sesuai.

“Resistensi adalah sebenarnya tindakan yang dilakukan oleh masyarakat lemah yang berada pada struktur bawah terhadap pihak kuat yang berada pada struktur atas atau penguasa dan pengusaha,” dijelaskan.

Para ahli sepakat, resistansi atau resistensi adalah perilaku yang berhubungan dengan sebuah penolakan untuk  menciptakan perubahan. Masih melansir sumber jurnal penelitian yang sama, resistansi atau resistensi adalah bagi orang miskin bukan karena keinginan untuk membuat kerusuhan, tetapi keterbatasan sarana alternatif yang mampu menyuarakan pandangan dan tekanan mereka terhadap perubahan.

 

3 dari 4 halaman

Pemicu Resistansi atau Resistensi

Apa yang bisa menjadi pemicu terjadinya resistansi atau resistensi? Pemicu resistansi atau resistensi adalah pemahaman benar dan salah akan suatu hal. Dalam buku berjudul Creating Growth from Change oleh Silvio De Bono, pemicu resistansi atau resistensi adalah ada delapan. Ini penjelasannya:

1. Takut Terhadap Kemungkinan

Pemicu resistansi atau resistensi adalah rasa takut adanya kemungkinan. Perubahan berimplikasi pada adanya sebuah ketidakpastian, dan ketidakpastian adalah sesuatu yang tidak memberikan kenyamanan.

Ketidakpastian berarti keraguan atau ketidaktahuan terhadap apa yang mungkin akan terjadi. Ini dapat menimbulkan rasa takut, dan menolak perubahan menjadi tindakan yang dapat mengurangi rasa takut itu.

2. Takut Kegagalan

Pemicu resistansi atau resistensi adalah rasa takut akan kegagalan. Perubahan mungkin menuntut keterampilan dan kemampuan diluar kapabilitasnya. Resistensi terhadap pendekatan atau strategi baru kemudian muncul karena orang mengetahui bagaimana operasionalisasinya, sementara mereka merasa tidak memiliki keterampilan baru atau perilaku baru yang dituntut.

3. Tidak Sepakat dengan Perubahan

Pemicu resistansi atau resistensi adalah ketidaksepakatan pada perubahan. Anggota organisasi merasa bahwa langkah yang baru adalah langkah yang salah dan tidak masuk akal.

4. Takut Kehilangan yang Bernilai

Pemicu resistansi atau resistensi adalah takut kehilangan sesuatu yang bernilai baginya. Setiap anggota organisasi tentu ingin mengetahui bagaimana dampak perubahan pada mereka. Jika merasa yakin bahwa mereka akan kehilangan sesuatu sebagai hasil dari penerapan perubahan, maka mereka akan menolak.

4 dari 4 halaman

Pemicu Resistansi atau Resistensi Selanjutnya

5. Enggan Meninggalkan yang Nyaman

Pemicu resistansi atau resistensi adalah merasa enggan meninggalkan yang nyaman. Seringkali orang merasa takut menuruti keinginan melakukan hal baru karena akan memaksa mereka keluar dari wilayah yang selama ini sudah nyaman. Melakukan hal baru juga mengandung sejumlah risiko tentunya.

6. Keyakinan Salah

Pemicu resistansi atau resistensi adalah adanya keyakinan yang salah dalam diri seseorang. Tidak sedikit orang merasa yakin bahwa segala sesuatu akan selesai dengan sendirinya, suatu saat, tanpa melakukan apapun. Sebenarnya hal demikian sekadar untuk memudahkan diri sendiri dan menghindar dari risiko. Itu tindakan yang sungguh bodoh!

7. Ketidakpahaman dan Ketiadaan Kepercayaan

Pemicu resistansi atau resistensi adalah adanya ketidakpahaman dan ketiadaan kepercayaan. Anggota organisasi menolak perubahan ketika mereka tidak memahami implikasinya dan menganggap perubahan bisa jadi hanya akan lebih banyak membebani daripada apa yang dapat diperoleh. Situasi demikian terjadi apabila tidak ada kepercayaan antara pihak yang mengusulkan perubahan dengan para anggota organisasi.

8. Ketidakberdayaan (Inertia)

Pemicu resistansi atau resistensi adalah rasa ketidakberdayaan. Setiap organisasi bisa mengalami suatu kondisi ketidakberdayaan pada tingkatan tertentu, dan karenanya mencoba mempertahankan status quo. Perubahan memang membutuhkan upaya, bahkan seringkali upaya yang sangat serius, dan kelelahan pun bisa terjadi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.