Sukses

5 Penyebab Cuaca Panas di Indonesia 2023, Dipengaruhi Gelombang Panas?

Penyebab cuaca panas di Indonesia 2023 adalah gerak semu matahari yang merupakan siklus tahunannya.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG di negara-negara Asia seperti Bangladesh, Myanmar, India, China, Thailand, dan Laos melaporkan kejadian suhu panas lebih dari 40°C yang telah berlangsung beberapa hari belakangan dengan rekor-rekor baru suhu maksimum di wilayahnya.

Cuaca panas ekstrem di sebagian wilayah Asia ini dipengaruhi oleh gelombang panas atau heatwave. Melansir dari The Guardian, 6 kota di utara dan timur India mencatat suhu di atas 44°C sementara ibu kota, Delhi, mencatat 40.4°C pada Selasa, 16 April 2023. Dilaporkan pula cuaca panas ekstrem India telah menyebabkan kematian dan penutupan sekolah.

Lalu, apakah penyebab cuaca panas di Indonesia juga dipengaruhi oleh heatwave?

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Republik Indonesia atau BMKG RI, mengungkap penyebab cuaca panas di Indonesia 2023 bukanlah dipengaruhi gelombang panas atau heatwave, tetapi gerak semu matahari yang merupakan siklus tahunannya.

Dilaporkan pada 25 April 2023, di Indonesia suhu maksimum harian mencapai 37.2°C di stasiun pengamatan BMKG di Ciputat pada pekan lalu. Meskipun secara umum, suhu tertinggi yang tercatat di beberapa lokasi berada pada kisaran 34°C sampai 36°C hingga saat ini.

Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang penyebab cuaca panas di Indonesia 2023, Jumat (28/4/2023).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

1. Dinamika Atmosfer Tidak Biasa

Cuaca panas yang terjadi di Indonesia dapat disebabkan oleh dinamika atmosfer yang tidak biasa. Salah satu contohnya adalah terjadinya fenomena El Nino, yaitu kondisi ketika suhu permukaan laut di kawasan Pasifik menjadi lebih hangat dari biasanya.

"Suhu panas ekstrem melanda negara-negara Asia sepekan terakhir. Indonesia tidak mengalami gelombang panas, tetapi suhu maksimum udara permukaan tergolong panas," terang Pelaksana Tugas atau PLT Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Dodo Gunawan, pada 24 April 2023 melansir dari Antara.

Hal ini juga dapat mempengaruhi pergerakan angin dan pola cuaca di Indonesia, sehingga menyebabkan suhu udara yang lebih tinggi dari normal. Selain itu, adanya tekanan udara rendah di sekitar wilayah Indonesia juga dapat memicu terjadinya suhu udara yang panas.

2. Gerakan Semu Matahari

Penyebab cuaca panas yang terjadi di Indonesia pada tahun 2023 disebabkan oleh adanya gerak semu matahari yang terjadi setiap tahun. Gerak semu matahari ini menyebabkan terjadinya lonjakan panas di wilayah sub-kontinen Asia Selatan, kawasan Indochina, dan Asia Timur.

Khususnya, suhu panas bulan April di wilayah Asia Selatan secara klimatologis dipengaruhi oleh gerak semu Matahari, lonjakan panas tahun 2023 adalah yang terparah.

3. Pemanasan Global dan Perubahan Iklim

Cuaca panas di Indonesia disebabkan oleh tren pemanasan global dan perubahan iklim yang memicu gelombang panas yang semakin sering terjadi.

Dodo Gunawan menunjukkan bahwa gelombang panas akan terjadi 30 kali lebih sering akibat perubahan iklim. Masyarakat perlu mewaspadai bahwa fenomena ini bisa berdampak buruk pada kesehatan manusia, lingkungan, dan sektor ekonomi.

Maka dari itu, penting untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan menerapkan kebijakan-kebijakan yang mendukung penggunaan energi terbarukan dan pola hidup yang ramah lingkungan untuk mengurangi dampak dari perubahan iklim.

3 dari 3 halaman

4. Dominasi Monsun Australia

Penyebab cuaca panas di Indonesia adalah dominasi monsun Australia yang membuat Indonesia memasuki musim kemarau. Pada musim kemarau, umumnya curah hujan di Indonesia akan menurun drastis dan suhu udara menjadi lebih tinggi.

Menghimpun data dari BMKG, Prakiraan Musim Kemarau 2023 pada 699 ZOM di Indonesia menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah diprakirakan mengalami “Awal Musim Kemarau 2023” pada kisaran bulan April hingga Juni 2023 sebanyak 430 ZOM (61.52%).

Kondisinya akan diperparah oleh pengaruh El Nino yang membuat iklim kering terjadi di sebagian wilayah Indonesia. Risiko lainnya, sebagian wilayah Indonesia akan mengalami kekeringan, kebakaran hutan, dan cuaca panas yang berdampak pada kesehatan manusia dan lingkungan.

Lalu, “Puncak Musim Kemarau 2023” di sebagian besar wilayah Indonesia diprakirakan terjadi pada bulan Juli dan Agustus 2023 sebanyak 507 ZOM (72.53%).

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati dalam Konferensi Pers di Jakarta, pada 6 Maret 2023 menjelaskan bahwa wilayah yang akan mengalami musim kemarau lebih awal pada bulan April mendatang meliputi Bali, NTB, NTT, sebagian besar Jawa Timur.

Sedangkan wilayah yang memasuki musim kemarau pada bulan Mei meliputi sebagian besar Jawa Tengah, Yogyakarta, sebagian besar Jawa Barat, sebagian besar Banten, sebagian Pulau Sumatera bagian selatan, Papua bagian selatan.

5. Intensitas Maksimum Radiasi Matahari

Terakhir, cuaca panas di Indonesia disebabkan oleh adanya intensitas maksimum radiasi matahari pada kondisi cuaca cerah dan kurangnya tutupan awan. Pada saat cuaca cerah, sinar matahari akan langsung masuk ke bumi dan memanaskan permukaannya.

Kondisi ini diperparah dengan kurangnya tutupan awan yang dapat menahan radiasi matahari dan meminimalisir paparan langsung sinar matahari ke permukaan bumi. Hal ini menyebabkan suhu udara di Indonesia menjadi lebih tinggi dan dapat memicu terjadinya cuaca panas yang berkepanjangan.

Oleh karena itu, penting untuk menjaga lingkungan dengan cara menanam pohon, mengurangi penggunaan kendaraan bermotor, dan mengurangi emisi gas rumah kaca agar dapat meminimalisir dampak dari cuaca panas yang terjadi di Indonesia.

BMKG juga menegaskan bahwa tinggi rendahnya indeks UV sebenarnya tidak memberikan pengaruh langsung pada kondisi suhu udara di suatu wilayah. Untuk wilayah tropis seperti Indonesia, faktor cuaca lainnya seperti berkurangnya tutupan awan dan kelembapan udara dapat memberikan kontribusi lebih terhadap nilai indeks UV.

Untuk lokasi dengan kondisi umum cuacanya diprakirakan cerah-berawan pada pagi sampai dengan siang hari dapat berpotensi menyebabkan indeks UV pada kategori “Very high” dan “Extreme” di siang hari.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.