Sukses

Asma adalah Gangguan Pernapasan karena Penyempitan dan Peradangan, Ini Gejalanya

Asma adalah gangguan pernapasan yang paling banyak diidap oleh masyarakat Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia atau Kemenkes RI menjelaskan asma adalah gangguan pernapasan berupa peradangan kronik saluran napas yang menyebabkan penyempitan saluran napas (hiperaktifitas bronkus). Asma adalah gangguan pernapasan yang paling banyak diidap oleh masyarakat Indonesia.

Penyakit asma adalah membuat pengidapnya sulit bernapas. Selain itu, asma juga bisa menimbulkan gejala lain seperti mengi, batuk-batuk, dan nyeri dada. Gangguan pernapasan asma cenderung terjadi pada pagi hari dan malam hari, polanya terus berulang.

Kondisi lingkungan dapat memicu serangan asma pada penderita. Udara yang tercemar, asap rokok, dan debu dapat memicu serangan asma. Meski bisa reda dengan sendirinya atau reda dengan pengobatan, tetap penting bagi penderita untuk menjaga lingkungan dan pola hidup sehat serta melakukan perawatan kesehatan secara teratur.

Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang asma adalah gangguan pernapasan karena penyempitan dan peradangan, lengkap gejala dan penyebabnya, Senin (20/3/2023).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Ini Penyempitan dan Peradangan di Saluran Pernapasan

Asma adalah salah satu jenis penyakit yang memengaruhi sistem pernapasan seseorang. Penyakit ini ditandai dengan penyempitan dan peradangan saluran pernapasan yang mengakibatkan sesak nafas.

Gangguan pernapasan seperti asma adalah penyakit yang paling banyak diidap oleh masyarakat Indonesia, dengan data dari Kemenkes RI menunjukkan bahwa jumlah penderita asma terus meningkat hingga akhir tahun 2020.

Ciri khas penyakit asma adalah membuat pengidapnya sulit bernapas. Saat serangan asma terjadi, penderita akan mengalami sesak nafas dan sulit mengambil napas dalam-dalam. Selain itu, asma juga bisa menimbulkan gejala lain seperti mengi, batuk-batuk, dan nyeri dada. Hal ini tentunya mengganggu aktivitas sehari-hari penderita dan dapat mempengaruhi kualitas hidupnya.

Kemenkes RI menegaskan bahwa asma adalah gangguan pernapasan berupa peradangan kronik saluran napas yang menyebabkan penyempitan saluran napas (hiperaktifitas bronkus) sehingga menyebabkan gejala episodik berulang berupa mengi, sesak napas, dada terasa berat, dan batuk terutama pada malam atau dini hari.

Kondisi lingkungan juga dapat memicu serangan asma pada penderita. Udara yang tercemar, asap rokok, dan debu dapat memicu serangan asma. Oleh karena itu, penting bagi penderita asma untuk menjaga kesehatan lingkungan dan menghindari paparan faktor-faktor pemicu.

Ciputra Hospital dalam keterangan tertulisnya yang direview oleh dr. Reza Yunusi, menjelaskan asma adalah gangguan pernapasan yang sebenarnya tidak hanya disebabkan penyempitan dan peradangan. Melainkan lebih spesifik dipengaruhi iritabilitas saluran pernapasan (Saluran udara cenderung bereaksi berlebihan (menyempit) karena alergi).

Lalu, dipengaruhi obstruksi saluran pernapasan (pita-pita otot di sekitar saluran udara mengencang, sehingga udara tidak dapat bergerak bebas).

Untuk mengatasi serangan asma, penderita biasanya diberikan obat-obatan yang dapat membantu melebarkan saluran pernapasan dan meredakan peradangan. Selain itu, penderita juga perlu melakukan perawatan kesehatan secara teratur untuk menghindari serangan asma yang lebih parah.

3 dari 3 halaman

Gejala Asma

Penting bagi penderita untuk menjaga lingkungan dan pola hidup sehat serta melakukan perawatan kesehatan secara teratur untuk menghindari serangan asma yang lebih parah. Penderita juga dapat menghindari faktor-faktor pemicu dan menjaga pola hidup sehat untuk mengurangi risiko serangan asma.

Gejala asma adalah pemicu, sering kali terjadi berulang atau hilang timbul, terjadi pada pagi atau malam hari, dan bisa reda sendiri atau dengan pengobatan. Kemenkes RI menjelaskan gejala penyakit asma yang paling sering terjadi adalah sebagai berikut:

  1. Batuk, berdahak
  2. Sesak napas atau sulit bernapas
  3. Napas berbunyi (mengi)
  4. Ada riwayat keluarga yang asthma/alergi
  5. Dada terasa sesak, nyeri, dan seperti tertekan.

Faktor Risiko atau Penyebab Asma

  1. Polusi udara (di dalam dan luar ruang)
  2. Asap rokok
  3. Perubahan cuaca
  4. Alergen di dalam ruangan
  5. Alergen di luar ruangan
  6. Makanan seperti ikan laut, udang, kedelai, telur, susu, minuman bersoda
  7. Obat-obatan seperti aspirin, antibiotik, steroid
  8. Bahan yang mengiritasi
  9. Bau-bauan yang menusuk
  10. Bulu binatang
  11. Asap rokok
  12. Asap rumah tangga
  13. Debu seperti tungau
  14. Bau-bauan yang menusuk
  15. Obat semprot pembunuh serangga
  16. Tepung sari dari bunga/tumbuhan
  17. Perubahan cuaca
  18. Kecapaian, kelelahan fisik
  19. Psikologis/stres
  20. Emosi yang berlebihan
  21. Influenza
  22. Hipereaktivitas Atopi/alergi bronkus
  23. Faktor yang memodifikasi penyakit genetik
  24. Jenis kelamin Ras/etnik (saat masih kecil, anak laki-laki lebih rentan terserang asma daripada anak perempuan)

Komplikasi

Asma adalah gangguan pernapasan yang serius, tetapi jika tidak mendapat penanganan tepat bisa menimbulkan sejumlah komplikasi. Health Line menjelaskan komplikasi penyakit asma adalah sebagai berikut:

  1. Mengalami gangguan tidur dan aktivitas lainnya
  2. Akan cenderung mengalami kesulitan menjalankan tugas sehari-hari
  3. Ada penyempitan permanen pada tabung bronkial pada paru-paru

Menurut Kemenkes RI, asma dapat memengaruhi semua usia, namun lebih sering terjadi pada anak-anak dan dewasa muda. Pada anak-anak, serangan asma biasanya terjadi sebelum usia lima tahun. Sedangkan pada dewasa muda, serangan asma biasanya terjadi pada usia lebih dari 20 tahun.

Meskipun demikian, asma juga dapat terjadi pada usia lanjut. Pada usia lanjut, serangan asma mungkin lebih sering disebabkan oleh penyakit-penyakit yang mendasar, seperti penyakit jantung atau paru-paru.

Oleh karena itu, penting bagi penderita asma untuk menjaga kesehatan secara keseluruhan dan berkonsultasi dengan dokter secara teratur untuk menghindari serangan asma yang lebih parah.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.