Sukses

PT Adaro Minerals Indonesia Tbk, Perusahaan Pertambangan dan Perdagangan Batu Bara

PT Adaro Minerals Indonesia Tbk adalah salah satu perusahaan pertambangan dan perdagangan batu bara.

Liputan6.com, Jakarta PT Adaro Minerals Indonesia Tbk, adalah salah satu perusahaan pertambangan dan perdagangan batu bara metalurgi. Hingga kini, perusahaan ini memiliki 5 konsesi tambang PKP2B yang berlokasi di Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah. Telah tercatat pada tanggal 31 Agustus 2021, PKP2B telah memiliki sumber daya sebesar 980.0 juta ton dan cadangan sebesar 170.7 juta ton batu bara metalurgi yang berkualitas tinggi. 

PT Adaro Minerals Indonesia Tbk saat ini, telah melakukan penjualan sebanyak 1,43 juta metrik ton batu bara yang dikirim ke pasar internasional, baik itu di China, India, Jepang dan Indonesia. Perseroan terus mengembangkan pasar batu bara metalurgi, serta investasi pada sarana pendukung dan fasilitas penambangan.

Produk yang dimiliki oleh PT Adaro Minerals Indonesia Tbk, adalah "Batu bara Metalurgi" yang akan diolah menjadi kokas. Batu bara metalurgi yang dimiliki oleh perusahaan ini, terbagi lagi menjadi beberapa jenis diantaranya Hard coking coal (HCC) yang memiliki kadar abu dan fosfor rendah. Green Coal (GC) yang merupakan batu bara dengan nilai Crucible Swelling Number, serta Pulverized Coal Injection yang digunakan dalam proses pembuatan besi baja, proses sintering, hingga peleburan.

Berikut ini profil PT Adaro Minerals Indonesia Tbk yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (20/12/2022).

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Sejarah PT Adaro Minerals Indonesia Tbk

PT Adaro Minerals Indonesia adalah salah satu perusahaan, yang bergerak di bidang usaha pertambangan dan perdagangan batu bara metalurgi. Perseroan ini merupakan perusahaan yang berada di bawah naungan AEI. Dalam menjalankan usahanya, Perseroan dan anak perusahaan didukung dengan bisnis yang terintegrasi dari tambang hingga ke stockpile dan transshipment area.

Pada tahun 2007, Perseroan ini didirikan dengan nama PT Jasapower Indonesia, dan tahun 2010 LC, MC, SBC, KC dan JC melakukan divestasi kepada perusahaan Indonesia (yang merupakan pemegang saham Perseroan), sehingga kepemilikan saham perusahaan Indonesia menjadi sebesar 25%. Berlanjut pada tahun 2015, PT Adaro Minerals Indonesia memulai produksi Semi Soft Coking Coal (SSCC) berkualitas tinggi melalui LC yang dikenal dengan nama Haju.

Tahun 2016, LC, MC, SBC, KC dan JC melakukan divestasi kepada perusahaan Indonesia (yang merupakan pemegang saham Perseroan), sehingga kepemilikan saham perusahaan Indonesia menjadi sebesar 99%. Setelah berjalan hampir 3 tahun, tepatnya pada 2019, perusahaan ini kembali memulai produksi Hard Coking Coal (HCC) melalui MC yang dikenal dengan nama Lampunut Hard Coking Coal dan Lampunut Green Coal.

Pada tahun 2020, PT Adaro Minerals Indonesia melakukan pengiriman pertama Lampunut Hard Coking Coal (HCC) pada bulan Mei 2020. Tahun 2021 melalui ATDI, perseroan ini kemudian menyelesaikan akuisisi 99% kepemilikan LC, MC, SBC, KC dan JC dari pemegang saham Perseroan. Perusahaan ini kemudian mengubah nama menjadi PT Adaro Minerals Indonesia Tbk, dan telah resmi tercatat perdagangannya di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 3 Januari 2022.

 

3 dari 5 halaman

Produk PT Adaro Minerals Indonesia Tbk

Terdapat beberapa produk yang dimiliki oleh PT Adaro Minerals Indonesia Tbk, di antaranya:

Batu bara metalurgi

Batu bara metalurgi yang telah diolah, akan menjadi kokas yang merupakan komoditas utama dalam industri baja. Untuk mengolahnya, batu bara metalurgi bisa dicampur untuk mencapai kualitas yang diinginkan, kemudian dihancurkan hingga ukuran 3mm dan dimasukkan ke dalam oven kokas yang dikarbonisasi pada suhu 1.100 derajat Celcius. 

Jenis batu bara metalurgi yang dimiliki oleh PT Adaro Minerals Indonesia adalah sebagai berikut:

1. Hard coking coal (HCC)

Batu bara HCC merupakan cadangan mayoritas yang dimiliki oleh perusahaan, di mana batu bara HCC memiliki kadar abu dan fosfor rendah. Tak hanya itu, batu bara ini juga memiliki kandungan zat terbang (volatile matter) yang sedang, hingga tinggi dan kandungan sulfur rendah hingga moderat. Batu bara HCC memiliki nilai pakai (value-in-use) yang tinggi dibandingkan dengan jenis batu bara lainnya.

2. Semi Hard coking coal (SHCC)

Semi hard coking coal memiliki nilai RoMax, yang berbeda dengan HCC. Jika dilihat dari kekuatan kokas yang dihasilkan, SHCC menghasilkan kekuatan kokas yang lebih rendah dibandingkan dengan HCC sehingga nilai pakainya (value-in-use) cenderung lebih rendah dari HCC.

3. Green Coal (GC)

Green coal merupakan batu bara yang ditemui pada lokasi PKP2B, di mana miliki Perseroan dengan nilai Crucible Swelling Number (CSN) ini akan lebih rendah dibandingkan dengan HCC dan SHCC. Berdasarkan karakteristik dan kualitasnya, Green coal terdiri atas Semi Soft Coking Coal dan Pulverized Coal Injection.

4. Semi soft coking coal (SSCC)

SSCC merupakan batu bara kokas dengan kualitas yang lebih rendah, dibandingkan dengan HCC. Batu bara SSCC memiliki kandungan abu rendah, kandungan zat terbang (volatile matter) dan kandungan sulfur moderat. Batu bara SSCC digunakan juga dalam industri pengolahan baja sebagai pencampur dengan batu bara HCC.

5. Pulverized Coal Injection (PCI)

PCI digunakan dalam proses pembuatan besi baja, proses sintering, peleburan (smelting), dan untuk diinjeksikan ke dalam tungku untuk mengurangi penggunaan kokas.

4 dari 5 halaman

Operasi, Proses Penambangan PT Adaro Minerals Indonesia Tbk

PT Adaro Minerals Indonesia Tbk menggunakan metode penambangan tambang secara terbuka, untuk menambang batu bara di wilayah kontrak/kuasa pertambangannya. Berikut adalah proses penambangan yang dilakukan oleh Perseroan pada umumnya:

1. Perencanaan Tambang

Perencanaan tambang meliputi rencana strategis hingga rencana kerja jangka pendek bulanan, mingguan dan harian. Perencanaan tambang berisi rencana kerja serta rencana alur batu bara dimulai dari lokasi penambangan hingga ke lokasi pengapalan.

2. Persiapan

- Pembukaan lahan (land clearing). Pada proses ini, terdapat penggalian dan pemindahan tanah pucuk (topsoil), hingga penempatan ke lokasi timbunan tanah pucuk sementara atau penempatan langsung ke lokasi rehabilitasi.

- Penggalian dan pemindahan lapisan penutup (overburden) hingga penempatan ke lokasi timbunan yang telah ditentukan.

3. Proses penambangan

- Dalam melakukan proses ini, terdapat pembersihan batu bara (coal cleaning) dengan pemisahan batu bara dari batuan kontaknya.

- Penambangan selektif (selective mining) dilakukan dengan pemisahan batu bara dari material pengotor (parting), serta dilakukan pengelompokan berdasarkan keperluan selanjutnya yaitu pengolahan yang diperlukan.

4. Proses pengolahan

Pengolahan batu bara yang dilakukan meliputi penghancuran, atau bahkan pencucian untuk mencapai ukuran dan kualitas yang ditentukan dalam spesifikasi produk penjualan.

5. Proses pengangkutan

Batu bara tertambang akan diangkut menggunakan kombinasi truk, menuju lokasi intermediate stockpile sebelum dibawa ke lokasi pengapalan, atau langsung ke lokasi pengapalan.

6. Transshipment

Batu bara akan dimuat ke dalam kapal melalui bongkar muatan langsung, di Taboneo atau melalui bongkar muat di terminal batu bara di IBT yang berada di Pulau Laut Selatan.

5 dari 5 halaman

Anak Perusahaan PT Adaro Minerals Indonesia Tbk

Perseroan ini melalui anak perusahaan memiliki 5 area PKP2B, dengan konsesi pertambangan yang total luas mencapai 146.579 hektar. Berikut ini anak perusahaan PT Adaro Minerals Indonesia Tbk:

1. PT Lahai Coal (LC) yang memiliki luas are 46.620 dan terletak di Kalteng dan Kaltim. Adapun jenis batu bara yang diproduksi Green coal dengan status telah beroperasi.

2. PT Maruwai Coal (MC) memiliki luas 24.990 di Kalteng dan Kaltim. Jenis batu bara yang diproduksi dengan status telah beroperasi adalah Hard coking coal and Green Coal. 

3. PT Kalteng Coal (KC) seluas 24.988, berlokasi di Kalteng  dengan jenis batu bara Metallurgical coal namun belum beroperasi. 

4. PT Sumber Barito Coal (SBC) yang memiliki luas area sekitar 24.993, terletak di Kalteng namun belum beroperasi dengan jenis Metallurgical coal. 

5. PT Juloi Coal (JC) memiliki luas area sekitar 24.988, terletak di Kalteng namun memiliki jenis Metallurgical coal dengan status belum beroperasi.

Pada saat Prospektus ini diterbitkan, Perseroan telah mengoperasikan dua PKP2B, yaitu Lahai Coal dan Maruwai Coal. Lahai Coal telah memproduksi batu bara sejak tahun 2015 dan memproduksi batu bara green coal. Sedangkan, Maruwai Coal telah memproduksi batu bara HCC serta green coal sejak tahun 2019 dan melakukan shipment pertama pada tahun 2020.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.