Sukses

Menguap adalah Perubahan Wujud Cair Menjadi Gas, Kenali Contohnya

Menguap adalah proses perubahan benda cair menjadi gas.

Liputan6.com, Jakarta Menguap adalah istilah yang berkaitan dengan proses terjadinya hujan. Menguap atau penguapan adalah proses pertama dalam proses terjadinya hujan. Setelah itu, diikuti oleh kondensasi atau pengembunan, kemudian presipitasi.

Menguap adalah istilah yang dikenal juga dengan evaporasi. Hal ini berkaitan dengan proses berubahnya air menjadi uap air dalam proses terjadinya hujan. Menguap atau evaporasi merupakan salah satu komponen dalam siklus hidrologi, yang membuat zat cair menjadi gas.

Menguap adalah proses perubahan benda cair menjadi gas. Evaporasi terjadi karena ada perubahan molekul yang spontan berubah menjadi gas. Hal ini dipengaruhi oleh suhu, kelembapan, kecepatan angin, dan sinar matahari.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (22/11/2022) tentang menguap.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Menguap adalah

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, menguap adalah fenomena alam yang dikenal juga dengan istilah evaporasi. Menguap adalah suatu proses yang terjadi ketika air berubah menjadi uap air. Menguap adalah proses perubahan benda cair menjadi gas. Menguap atau evaporasi terjadi karena ada perubahan molekul yang spontan berubah menjadi gas. Spontanitas ini sangat dipengaruhi oleh suhu, kelembapan, kecepatan angin, dan sinar matahari.

Evaporasi atau menguap adalah salah satu komponen dalam siklus hidrologi. Tahapan yang dilalui air dari atmosfer ke bumi dan kembali lagi ke atmosfer. Siklus inilah yang selama ini membuat jumlah air di bumi relatif seimbang. Menurut para ahli, jumlah total air di bumi mencapai 1.38 miliar km3. Jumlah volume yang besar ini selalu sama, tetapi mengalami pergerakan yang cukup dinamis dengan siklus hidrogologi yang dimulai dengan evaporasi. Lalu jatuh menjadi hujan, salju, hujan es, kabut, dan lain-lain. 

Pengertian Evaporasi atau Menguap Menurut Para Ahli

- Menurut Lakitan (1994). Evaporasi atau menguap adalah suatu proses penguapan air yang berawal dari permukaan bentangan air atau juga dari bahan padat yang mengandung air.

- Menurut Manan dan Suhardianto (1999). Pengertian menguap adalah perubahan air menjadi uap air.

- Menurut Robert B. Long (1995). Pengertian evaporasi adalah proses penguapan daripada liquid (cairan) yakni dengan penambahan panas.

- Menurut Warren L. Mc Cabe (1999). Pengertian menguap adalah perpindahan kalor ke dalam zat cair yang dapat atau bisa mendidih. Panas tersebut dapat atau bisa disuplai dengan segala amcam cara, baik secara alami serta juga penambahan steam.

3 dari 4 halaman

Contoh Peristiwa Menguap dalam Kehidupan Sehari-hari

Dalam kehidupan sehari-hari, contoh menguap adalah sebagai berikut:

- Pembuatan garam melalui proses penguapan. Air laut secara alami mengandung garam. Ketika air laut diuapkan, garam akan terlalu padat dan berat untuk naik ke atas, sehingga tetap berada di Bumi dan mengkristal menjadi garam.

- Pengeringan pakaian di luar ruangan (menjemur pakaian).

- Alat pengering rambut yang dapat menyerap air pada rambut basah

- Alat setrika uap yang menggunakan panas sehingga mengeluarkan uap yang dapat menghaluskan permukaan baju.

- Cat dinding atau cat lukis berbentuk cairan yang mengering setelah didiamkan dalam kondisi suhu ruangan.

- Genangan air di tanah yang menyusut dan menghilang.

- Uap yang dihasilkan dari air panas dituangkan dalam cangkir.

- Uap dari pancuran atau bak mandi air panas.

- Keringat yang keluar dari tubuh menguap dan mengering dengan sendirinya.

4 dari 4 halaman

Proses Terjadinya Hujan (Siklus Hidrologi)

Penguapan (Evaporasi)

Proses terjadinya hujan yang pertama adalah penguapan atau evaporasi. Energi panas yang dimiliki oleh matahari membuat air yang berada di laut, sungai, danau, dan sumber air dipermukaan bumi lainnya mengalami proses evaporasi atau yang biasa dikenal dengan penguapan.

Evaporasi merupakan proses perubahan air yang berwujud cair menjadi gas sehingga air berubah menjadi uap-uap air dan memungkinkanya untuk naik ke atmosfer bumi. Semakin tinggi panas matahari jumlah air yang menjadi uap air dan naik ke atmosfer bumi juga akan semakin besar.

Pengembunan (Kondensasi)

Uap-uap air yang naik pada ketinggian tertentu akan mengalami proses pengembunan atau kondensasi. Proses kondensasi terjadi dimana uap air tersebut berubah menjadi partikel-partikel es berukuran sangat kecil.

Perubahan wujud uap air menjadi es tersebut terjadi karena pengaruh suhu udara yang sangat rendah di titik ketinggian tersebut. Partikel-partikel es yang terbentuk akan saling mendekati dan bersatu satu sama lain sehingga membentuk awan. Semakin banyak partikel yang bergabung, awan yang terbentuk juga akan semakin tebal dan hitam. Proses bergabungnya es atau tetes-tetes air menjadi awan ini disebut dengan koalensi.

Pada proses terjadinya hujan ini, es atau tetes air memiliki ukuran jari-jari sekitar 5-20 mm. Dalam ukuran ini tetesan air akan jatuh dengan kecepatan 0,01-5 cm/detik sedangkan kecepatan aliran udara ke atas jauh lebih tinggi sehingga tetes air tersebut tidak akan jatuh ke bumi.

Presipitasi

Presipitasi merupakan proses terjadinya hujan yang terakhir. Proses prespitasi adalah proses mencairnya awan akibat pengaruh suhu udara yang tinggi. Pada proses inilah hujan terjadi. Butiran-butiran air jatuh dan membasahi permukaan bumi.

Awan-awan yang terbentuk kemudian tertiup oleh angin dan mengalami perpindahan dari satu tempat ketempat lainnya. Proses ini disebut adveksi. Adveksi adalah proses perpindahan awan dari satu titik ke titik lain dalam satu garis horizontal akibat arus angin atau perbedaan tekanan udara. Adveksi memungkinkan awan akan menyebar dan berpindah dari atmosfer lautan menuju atmosfer daratan. Awan-awan yang terbawa angin ini akan semakin besar ukurannya karena terus menyatu dengan awan lainnya.

Butir-butir es yang ada pada awan akan tertarik oleh gaya gravitasi bumi hingga akhirnya jatuh ke permukaan bumi. Ketika jatuh butiran-butiran es ini akan melalui lapisan udara yang lebih hangat di dalamnya sehingga mengubah butiran es tersebut menjadi butiran air. Hangatnya lapisan udara membuat butiran air tersebut sebagian menguap kembali keatas dan sebagian lainnya terus turun kepermukaan bumi. Butiran air yang turun ke bumi inilah disebut sebagai hujan.

Apabila suhu udara di sekitar awan terlalu rendah hingga berkisar minus 0 derajat Celcius, presipitasi memungkinkan terjadinya hujan salju. Awan yang mengandung banyak air akan turun ke litosfer dalam bentuk butiran salju tipis seperti yang dapat kita temui di daerah beriklim sub tropis.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.