Liputan6.com, Jakarta - Guna memperkuat pemahaman tenaga kesehatan dan masyarakat mengenai pentingnya farmakovigilans serta peran profesional kesehatan, Asosiasi Pendidikan Diploma Farmasi Indoensia (APDFI) menggelar seminar internasional yang melibatkan empat negara, Indonesia, Malaysia, Australia dan Inggris pada Agustus 2024.
Kegiatan seminar tersebut juga bertujuan mempererat kolaborasi antarinsititusi Program Studi Diploma Farmasi dan Anafarma di Indonesia dengan berbagai institusi internasional, seperti yang diwakili oleh Prof. Gousuddin dari Lincoln University Malaysia, Dr. Nadzri dari Universitas Teknologi MARA, Prof. Bandana Saini dari University of Sydney, dan Prof. Michael Heinrich dari University College London.
Baca Juga
Seminar internasional mengenai farmakovigilans tersebut merupakan bagian dari rangakaian agenda Pertemuan Ilmiah dan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) APDFI pada 27-29 Agustus 2024 di Solo, Jawa Tengah.
Advertisement
Disampaikan Ketua APDFI, Dra. apt. Yusmaniar, M.Biomed, rakernas itu diharapkan dapat menjadi sarana mengevaluasi dan merancang program kerja tahun berikutnya yang relevan dan bermanfaat bagi organisasi.
"Dengan adanya Rapat Kerja ini, banyak kegiatan yang dilakukan seperti symposium dan pengabdian masyarakat bersama. Agenda yang dilakukan akan menjalin kekompakan dan kesolidan semua tim, serta mampu membuat program kerja yang terukur, terarah, dan terealisasi dengan baik sehingga mencapai tujuan yang diharapkan," ujar Yusmaniar melalui keterangan resmi.
Â
Pengabdian Masyarakat di Desa Wisata Sumber Bulu, Mojogedang
Sementara itu, pada hari kedua kegiatan, dilaksanakan program Pengabdian Kepada Masyarakat di Desa Wisata Sumber Bulu, Mojogedang, Karanganyar.
Ketua Panitia dan Koordinator Regional 4 Jawa Tengah-DIY Dr. apt. Iwan Setiawan, M.Sc menjelaskan, kegiatan kolaborasi antara insititusi Indonesia dan Malaysia tersebut mengambil tema "Edukasi Pemanfaatan Bahan Alam dan Obat Tradisional dari Alam dan Lautan untuk Penyembuhan Luka dan Terapi Pengobatan."
"Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan tentang pemanfaatan bahan alam dan peran profesional kesehatan untuk masyarakat sehat," tutur Iwan.
Pada hari kedua itu, para peserta berkesempatan menikmati tari tradisional Lesung, minuman kunyit, serta mencoba aktivitas budaya dengan kearifan lokal seperti membatik dengan canting serta membuat ecopaint.
Â
Advertisement
Tingkatkan Kinerja dan Beri Manfaat bagi Institusi Pendidikan Diploma Farmasi
Setelah itu, rombongan melanjutkan kunjungan ke Rumah Atsiri Tawangmangu. Para peserta internasional dari Lincoln University, UiTM Mara Malaysia, dan institusi pendidikan tinggi lainnya mengaku sangat terkesan dan mendapatkan banyak wawasan mengenai pengolahan obat tradisional di Karanganyar, Surakarta.
Kolaborasi dengan institusi internasional ini diharapkan dapat memperluas cakupan program studi Diploma Farmasi dan Anafarma di Indonesia ke tingkat global. Bentuk internasionalisasi tersebut mencakup pembukaan kelas internasional, kerjasama riset dengan perguruan tinggi luar negeri, program pertukaran pelajar, serta publikasi ilmiah internasional.
Melalui Pertemuan Ilmiah, Rapat Kerja Nasional APDFI, serta program Corporate Social Responsibility ini, diharapkan mampu meningkatkan kinerja dan memberikan manfaat signifikan bagi seluruh institusi pendidikan diploma farmasi di Indonesia.