Sukses

Ketahui Fakta Menarik dari Pengaruh Karakter Fiksi pada Identitas Diri

Terlalu mendalami karakter fiksi yang kita baca atau tonton dapat mempengaruhi kehidupan nyata

Liputan6.com, Jakarta - Dunia fiksi menawarkan pelarian yang menarik, membawa kita ke petualangan epik, romansa yang memikat, dan karakter yang tak terlupakan.

Namun, di balik tembok fantasi tersebut, terdapat bahaya tersembunyi yang dapat mengaburkan batas antara realita dan khayalan. Adalah pengaruhnya pada identitas diri, di mana kita terlarut dalam dunia fiksi dan mulai meniru atau bahkan menggabungkan karakter fiksi tersebut dengan jati diri kita.

Dilansir dari Ohio State News, sebuah studi baru yang menarik mengungkapkan bahwa "kehilangan diri" dalam dunia karakter fiksi saat membaca cerita, dapat benar-benar mengubah perilaku dan pikiran kita, bahkan secara sementara.

Peneliti di Universitas Negara Bagian Ohio mempelajari fenomena "pengambilan pengalaman", di mana pembaca merasakan emosi, pikiran, keyakinan, dan respons internal karakter seolah-olah milik mereka sendiri. Studi ini menemukan bahwa dalam situasi tertentu, pengambilan pengalaman dapat membawa perubahan nyata dalam kehidupan pembaca.

Salah satu eksperimen menunjukkan bahwa orang yang sangat mengidentifikasi diri dengan karakter fiksi yang berhasil mengatasi rintangan, jauh lebih mungkin untuk menghadapi rintangan di kehidupannya sendiri beberapa hari kemudian.

"Pengambilan pengalaman dapat menjadi cara yang kuat untuk mengubah perilaku dan pikiran kita dengan cara yang bermakna dan bermanfaat," jelas Lisa Libby, salah satu penulis studi dan asisten profesor psikologi di Universitas Ohio.

Temuan ini menunjukkan bahwa cerita fiksi tidak hanya menghibur, tetapi juga memiliki kekuatan untuk memengaruhi kita secara mendalam. Dengan "kehilangan diri" dalam karakter fiksi, kita dapat belajar, berkembang, dan bahkan terinspirasi untuk melakukan perubahan positif dalam hidup kita sendiri.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Menghayati Tokoh Fiksi Dapat Mengubah Sikap dan Pandangan

Dalam eksperimen lain, peneliti menemukan bahwa orang yang mengalami pengambilan pengalaman saat membaca cerita tentang karakter dengan ras atau orientasi seksual yang berbeda, menunjukkan sikap yang lebih positif terhadap kelompok lain dan cenderung tidak membuat stereotip.

"Pengambilan pengalaman mengubah kita dengan memungkinkan kita untuk menggabungkan kehidupan kita sendiri dengan kehidupan karakter yang kita baca, yang dapat menghasilkan hasil yang positif," kata Geoff Kaufman, pemimpin studi ini.

Temuan ini menunjukkan bahwa "kehilangan diri" dalam karakter fiksi tidak hanya bermanfaat untuk diri sendiri, tetapi juga dapat meningkatkan toleransi dan pemahaman terhadap kelompok lain.

Namun, pengambilan pengalaman tidak selalu terjadi. Hal ini hanya terjadi ketika pembaca benar-benar "lupa diri" dan konsep diri mereka saat membaca. Dalam satu eksperimen, para peneliti menemukan bahwa sebagian besar mahasiswa tidak dapat mengalami pengambilan pengalaman jika mereka membaca di ruangan dengan cermin.

"Semakin sering Anda diingatkan akan identitas pribadi Anda, semakin kecil kemungkinan Anda untuk mengambil identitas karakter," kata Kaufman.

"Anda harus bisa melepaskan diri dari gambaran, dan benar-benar 'kehilangan diri' dalam buku untuk memiliki pengalaman autentik mengambil identitas karakter."

3 dari 4 halaman

Membaca Berpengaruh Besar Pada Keputusan yang Diambil

Sebuah studi meneliti pengaruh "pengambilan pengalaman" dalam cerita fiksi terhadap partisipasi dalam pemilihan umum. 82 mahasiswa yang akan memilih ditugaskan untuk membaca salah satu dari empat versi cerita pendek tentang seorang mahasiswa yang menghadapi berbagai hambatan pada Hari Pemilihan sebelum akhirnya memilih.

Cerita-ceritanya bervariasi dalam sudut pandang (orang pertama vs. orang ketiga) dan kecocokan karakter (universitas yang sama vs. berbeda).

Setelah membaca, para peserta mengisi kuesioner untuk mengukur tingkat "pengambilan pengalaman" mereka.

Hasilnya menunjukkan bahwa peserta yang membaca cerita dengan sudut pandang orang pertama tentang seorang mahasiswa di universitas yang sama dengan mereka memiliki tingkat "pengambilan pengalaman" tertinggi (65%).

Dibandingkan dengan 29% peserta yang membaca cerita orang dengan sudut pandang orang pertama tentang mahasiswa dari universitas lain.

"Berbagi latar belakang yang sama dengan karakter dalam cerita sudut pandang orang pertama meningkatkan kemungkinan 'pengambilan pengalaman'," kata Libby. "Pengalaman ini dapat memengaruhi perilaku, seperti partisipasi pemilih, selama beberapa hari setelahnya."

 

4 dari 4 halaman

Perbedaan Antara Pengalaman Fiksi dan Pengambilan Perspektif

Lisa Libby menjelaskan bahwa "pengambilan pengalaman" berbeda dengan "pengambilan perspektif". Dalam pengambilan perspektif, seseorang mencoba memahami apa yang dialami orang lain dalam situasi tertentu, namun tanpa kehilangan identitas mereka sendiri.

"Pengambilan pengalaman jauh lebih mendalam - Anda benar-benar 'menjadi' orang lain," kata Libby.

Proses ini terjadi secara spontan, tanpa perlu arahan khusus. Orang-orang "kehilangan diri" dalam karakter fiksi secara alami dalam situasi yang tepat.

"Kekuatan 'pengambilan pengalaman' terletak pada sifatnya yang tidak disadari," kata Libby. "Orang-orang bahkan tidak menyadari bahwa mereka mengalaminya."

Perbedaan utama antara "pengambilan pengalaman" dan "pengambilan perspektif" terletak pada tingkat "kehilangan diri". Dalam "pengambilan perspektif", kita tetap sadar akan identitas diri, sementara dalam "pengambilan pengalaman", kita benar-benar "menjadi" karakter fiksi dan melupakan identitas diri kita sendiri.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.