Sukses

1 Desember Diperingati sebagai Hari AIDS Sedunia, Kenali 10 Mitos Soal HIV

AIDS adalah kondisi di mana sistem kekebalan tubuh sangat lemah akibat infeksi HIV.

Liputan6.com, Jakarta - Hari AIDS Sedunia atau World AIDS Day jatuh setiap 1 Desember. Hari ini diperingati untuk menyebarkan kesadaran soal HIV/AIDS.

Melansir laman resmi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) HIV dan AIDS adalah kondisi kesehatan yang serius dan perlu dipahami dengan baik oleh masyarakat.

Human Immunodeficiency Virus atau HIV adalah virus yang dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh. Sedangkan Acquired Immuno-Deficiency Syndrome atau AIDS adalah kondisi di mana sistem kekebalan tubuh sangat lemah akibat infeksi HIV.

Ada beberapa mitos seputar pasien HIV/AIDS yang perlu dicek faktanya. Stigma sosial yang ada di masyarakat adalah bahwa menyentuh orang yang terkena penyakit akan menyebabkan penularan virus.

Padahal, virus ini hanya menular melalui pertukaran cairan tubuh seperti darah, ASI, air mani, atau cairan vagina penderita.

Dokter Konsultan di Rumah Sakit Yashoda Hyderabad, India Dr Dilip Gude, menjelaskan soal mitos-mitos terkait HIV/AIDS sebagai berikut:

HIV Menular Lewat Sentuhan

Mitos mengatakan bahwa HIV ditularkan melalui batuk, sentuhan, dan jabat tangan.

“Padahal, sentuhan atau batuk tidak menularkan HIV, virus hanya bisa menular jika kulit mengalami koreng atau lecet,” kata Dilip Gude mengutip Mint, Jumat (1/12/2023).

Pengidap HIV Akan Meninggal dalam Beberapa Bulan

Ada mitos yang mengatakan bahwa mereka yang terdiagnosis HIV akan meninggal dalam beberapa bulan.

“Faktanya, mereka yang didiagnosis dengan HIV dapat hidup selama beberapa tahun dengan bantuan obat-obatan untuk menekan virus dalam jangka panjang.”

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Mitos Lainnya Soal HIV/AIDS

Mitos lain yang beredar di masyarakat soal HIV/AIDS adalah:

Anak yang Lahir dari Ibu HIV Pasti Akan Tertular

Ada pula mitos yang mengatakan bahwa anak yang lahir dari perempuan HIV-positif akan selalu positif HIV.

“Padahal, risiko penularan virus ke bayi baru lahir dapat diturunkan menjadi kurang dari 2 persen dengan pengobatan antiretroviral dan operasi caesar serta dengan mengambil tindakan pencegahan lainnya,” jelas Dilip.

Obat Antibakteri dan Antijamur Tak Ada Gunanya

Ada mitos yang mengatakan bahwa HIV adalah penyakit virus sehingga obat-obatan antibakteri atau antijamur tidak ada gunanya.

Padahal, mereka yang terinfeksi HIV dapat dengan mudah tertular serangan bakteri dan jamur karena kekebalan mereka terganggu oleh virus tersebut.

“Oleh karena itu, obat antibakteri dan/atau antijamur mungkin diperlukan dalam jangka panjang.”

3 dari 4 halaman

Berhubungan Intim dengan Pasien HIV Tidak Berisiko Menularkan

Mitos juga menyebut bahwa tidak ada risiko jika dua atau lebih pasien HIV positif berhubungan intim.

“Padahal, hubungan seks tanpa kondom mendorong evolusi dan penularan jenis HIV yang berbahaya.”

Orang HIV Tanpa Gejala Sebenarnya Tidak HIV

Di masyarakat ada pula mitos yang menganggap bahwa orang dengan HIV yang tidak menunjukkan gejala sebenarnya tidak mengidap HIV.

“Faktanya, HIV memerlukan waktu bertahun-tahun untuk menunjukkan gejalanya dan hanya dapat didiagnosis melalui tes.”

Minum Obat Sebelum Seks Cegah Penularan HIV

Ada mitos yang menganggap bahwa obat yang diminum sebelum berhubungan intim dapat mencegah penularan HIV.

“Nyatanya, profilaksis pra pajanan memang meminimalkan risiko, tapi risiko tidak sepenuhnya hilang.”

4 dari 4 halaman

HIV Bisa Ditularkan Lewat Serangga

Lebih lanjut, ada mitos yang mengatakan bahwa HIV dapat ditularkan melalui serangga dan hewan peliharaan yang terinfeksi.

“Namun, mitos ini tidak benar,” kata Dilip.

Transfusi Darah Meningkatkan Risiko HIV

Sebagian orang juga termakan mitos yang mengatakan bahwa transfusi darah meningkatkan risiko HIV.

“Padahal, dengan tindakan pencegahan dan pengujian yang ketat, risiko penularan HIV lewat transfusi darah kini hampir nol.”

Orang yang Sudah Jalani Pengobatan Tidak Bisa Menyebarkan Virus HIV

Ada mitos yang mengatakan bahwa orang yang terinfeksi virus dan menjalani pengobatan tidak dapat menyebarkan virus.

“Faktanya, seseorang yang mengidap HIV masih dapat menularkan penyakit meskipun telah diobati, meskipun pengobatan dapat menurunkan jumlah virus hingga tingkat yang dapat diabaikan,” tutup Dilip.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.