Sukses

Kemenkes RI Bakal Berikan Vaksin Kanker Serviks HPV Gratis untuk Siswi Kelas 5 hingga 6 SD di 34 Provinsi Akhir Tahun Ini

Kemenkes RI memberikan vaksin kanker serviks atau Human Papillomavirus (HPV) gratis.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) melancarkan program pemberian vaksin kanker serviks human papillomavirus (HPV) gratis guna mencegah kanker serviks.

"Program pemberian vaksinasi HPV secara gratis diberikan guna mencegah angka pengidap kanker leher rahim (kanker serviks) pada wanita," kata Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin dalam keterangan resmi yang dipublikasikan di Sehat Negeriku pada Senin 22 Mei 2023.

Menurut Budi, vaksin HPV ini diberikan kepada anak perempuan yang duduk di kelas 5 dan 6 sekolah dasar (SD).

Pemberian vaksin HPV di tahun 2023 ini pun lebih luas dan merata. Jika sebelumnya hanya delapan provinsi yang mendapatkan vaksin tersebut, kini 34 provinsi bisa mendapatkannya juga.

"Vaksin HPV diberikan kepada anak perempuan kelas 5 dan 6 SD. Tahun ini akan diberikan secara merata di 34 Provinsi di Indonesia," ujarnya.

Pemberian Vaksin Kanker Serviks Gratis

Kabar vaksinasi HPV gratis ini pun dibenarkan oleh Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI, Siti Nadia Tarmizi.

Menurutnya, vaksin kanker serviks gratis memang ditujukan untuk siswi kelas 5 dan 6 SD dan bisa didapat saat ada imunisasi di sekolah-sekolah. Vaksinnya pun sudah tersedia di seluruh fasilitas kesehatan.

"Untuk siswi kelas 5 dan 6 SD, (cara mendapatkannya dengan) imunisasi di sekolah-sekolah. Iya sudah tersedia (di seluruh faskes)," kata Nadia kepada Health Liputan6.com melalui pesan singkat pada Selasa sore 23 Mei 2023.

Selain vaksinasi, Kemenkes juga tengah menyiapkan program percontohan untuk pemeriksaan kanker serviks menggunakan metode HPV DNA Test.

Saat ini, HPV DNA test dilakukan di lima kota di Provinsi DKI Jakarta, yaitu:

  1. Jakarta Pusat
  2. Jakarta Barat
  3. Jakarta Selatan
  4. Jakarta Utara, dan
  5. Jakarta Timur.

"Hal ini kita lakukan karena ke depannya akan ada tambahan program pengembangan metode Genome Sequencing (kanker serviks) di 38 Laboratorium Kesehatan Masyarakat di Indonesia," kata Budi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Layanan Kanker Jadi Prioritas

Sebelumnya, Budi mengatakan bahwa layanan kanker merupakan prioritas dalam transformasi sistem kesehatan di Indonesia.

Maka dari itu, Kemenkes memaksimalkan ketersediaan layanan kanker di 514 kabupaten/kota di Indonesia.

"Masing-masing pilar transformasi kesehatan memiliki sekitar 10-15 program, sehingga total kita punya kurang lebih 100 program dan salah satu prioritasnya adalah layanan kanker," ujar Menkes Budi dalam Opening Speech Siloam Oncology Summit 2023 di Jakarta pada Jumat 19 Mei 2023.

3 dari 4 halaman

Perlu Mendapat Perhatian Khusus

Lebih lanjut, Budi mengatakan bahwa kanker sebagai penyakit penyebab kematian nomor satu di Indonesia perlu mendapat perhatian khusus.

Tidak hanya pada layanan kuratif dan rehabilitatif, Kemenkes memprioritaskan layanan kanker melalui program promotif dan preventif, terutama pada skrining dan deteksi dini.

Saat ini, sistem kesehatan di Indonesia lebih mengarah pada upaya-upaya pencegahan daripada pengobatan.

Untuk itu, Kemenkes RI melalui skema Jaminan Kesehatan Nasional menjamin pembiayaan gratis untuk skrining 14 jenis penyakit di Puskesmas, salah satu di antaranya program layanan skrining kanker.

"Wujud implementasi transformasi layanan primer yakni melalui BPJS yang saat ini tengah mengalokasikan 9 Triliun untuk pembiayaan layanan skrining yang di dalamnya termasuk untuk kanker," kata Budi.

4 dari 4 halaman

Menyiapkan 10.000 Mesin Ultrasound

Budi Gunadi juga mengatakan bahwa pihaknya tengah menyiapkan 10.000 mesin ultrasound yang tahun ini akan dibagikan ke seluruh Puskesmas di 514 Kabupaten/Kota di Indonesia.

Upaya ini dilakukan guna mencapai target deteksi dini penyakit kanker payudara. Deteksi dini kanker payudara menjadi penting lantaran angka kematian akibat kanker ini masih tinggi.

Setelah ditelusuri Kemenkes, ternyata hanya ada 200 alat deteksi kanker payudara atau yang disebut mammogram/mammografi dari total 3.100 rumah sakit (RS).

Minimnya mammogram berujung pada deteksi kanker payudara menjadi terlambat, bahkan pasien tidak tertolong nyawanya.

Budi Gunadi Sadikin menyayangkan ketersediaan alat deteksi kanker payudara yang sangat minim di RS.

Padahal, salah satu upaya pencegahan yang efektif adalah deteksi dini sehingga jika ada potensi kanker dapat ditangani segera.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.