Sukses

Studi Awal Temukan Mencium Bau Badan Orang Lain Bermanfaat untuk Terapi Social Anxiety

Peneliti Swedia mengungkapkan bahwa mencium aroma atau bau badan orang lain kemungkinan bermanfaat dalam terapi social anxiety atau kecemasan sosial.

Liputan6.com, Jakarta - Para peneliti Swedia mengungkapkan hal mengejutkan dari hasil penelitian terhadap puluhan sukarelawan. Menurut mereka, mengendus bau badan orang lain kemungkinan bermanfaat dalam terapi social anxiety atau kecemasan sosial.

Para ilmuwan menggunakan keringat ketiak dalam percobaan yang memunculkan dugaan bahwa bau dapat mengaktifkan jalur otak yang terkait dengan emosi dan menawarkan efek menenangkan.

Meski demikian, masih terlalu dini untuk mengatakan apakah mereka hasil penelitian itu memang benar. Para peneliti mempresentasikan beberapa temuan awal mereka pada konferensi medis di Paris, Prancis, pekan ini, melansir BBC.

Mengapa dan Bagaimana Kita Mencium Aroma?

Bayi dilahirkan dengan indera penciuman yang kuat, dengan preferensi untuk ibu dan air susu ibu (ASI).

Aroma dapat membantu manusia merasakan bahaya, dari makanan atau asap misalnya, berinteraksi dengan lingkungan kita, serta satu sama lain.

Aroma juga membuat makanan lebih enak dan bisa membangkitkan ingatan yang kuat. Aroma dideteksi oleh reseptor di bagian atas hidung. Sinyal dari ini kemudian diteruskan langsung ke sistem limbik, wilayah otak yang berhubungan dengan memori dan emosi.

Para peneliti Swedia berpendapat bahwa aroma atau bau badan manusia dapat mengomunikasikan keadaan emosi kita, bahagia atau cemas misalnya, bahkan menimbulkan tanggapan serupa pada orang lain yang menciumnya. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Proses Penelitian

Peneliti meminta sukarelawan untuk menyumbangkan keringat ketiak saat mereka menonton film horor atau film bahagia.

Selanjutnya, 48 wanita dengan social anxiety setuju untuk mengendus beberapa sampel ini. Mereka juga menerima terapi yang lebih konvensional yang disebut mindfulness, di mana mereka didorong untuk fokus dan tidak memikirkan hal-hal negatif.

Beberapa wanita diberi bau badan asli untuk diendus, sementara sebagian yang lain sebaliknya diberi udara bersih. Mereka yang mendapat keringat asli melakukan terapi dengan lebih baik.

Sementara itu, Fox News menulis pandangan peneliti utama Elisa Vigna, dari Institut Karolinska di Stockholm.

Vigna mengatakan bahwa keringat yang dihasilkan seseorang saat menonton film bahagia memiliki efek yang sama dengan yang sedang ketakutan menonton film horor.

Jadi, mungkin ada sesuatu tentang sinyal kemo manusia dalam keringat secara umum yang memengaruhi respons pengobatan.

3 dari 4 halaman

Apa Itu Keringat dan Apakah Selalu Berbau?

Sebagian besar keringat kulit tidak berbau. Namun, kelenjar keringat di ketiak dan selangkangan menghasilkan senyawa tertentu yang menyebabkan bau badan.

Bakteri di permukaan kulit dan di sekitar folikel rambut memecah senyawa ini, menghasilkan senyawa lain yang menimbulkan bau.

Profesor Kedokteran Klinis di New York University Langone Medical Center dan kontributor medis Fox News, Marc Siegel, mengatakan, ”Aroma memicu sistem struktur otak, yang memicu emosi yang kuat atau menenangkan, tergantung pada aromanya. Itu juga dapat memicu ingatan yang menenangkan.”

“Saya menduga itu adalah aroma asin dari bau ketiak yang memunculkan respons berhubungan dengan emosi primitif,” tambah Siegel.

4 dari 4 halaman

Hubungan Kuat Indera Penciuman dengan Kesejahteraan Emosional

Duncan Boak dari badan amal Fifth Sense, yang bertujuan meningkatkan kesadaran tentang gangguan penciuman dan rasa, mengatakan ada hubungan kuat antara indra penciuman dan kesejahteraan emosional.

Menurut Boak, kehilangan kemampuan mencium orang lain, seperti pasangan dan anak-anak dapat menyebabkan depresi dan perasaan terasing, melansir BBC.

“Studi pendahuluan dan pekerjaan lebih lanjut tentu diperlukan, sangat menggembirakan untuk melihat penelitian lebih lanjut tentang pentingnya indra penciuman kita untuk kesehatan mental yang baik,” kata Boak.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.