Sukses

Ibu Menyusui Ingin Minum Kopi, Boleh Enggak Sih?

Menurut pakar, ibu menyusui diperbolehkan mengonsumsi kafein. Berikut penjelasannya.

Liputan6.com, Jakarta - Banyak orang menjadikan kopi yang merupakan salah satu sumber kafein sebagai minuman wajib yang dikonsumsi setiap hari, baik di pagi hari sebelum memulai aktivitas, siang hari saat jam makan siang, atau malam hari setelah menyelesaikan seluruh pekerjaannya.

Kafein membuat mata melek dan lebih waspada.Lalu, ibu menyusui boleh tidak sih mengonsumsi kopi?

Ibu menyusui dapat mengonsumsi kafein untuk membantu menyesuaikan diri dengan jadwal baru dan lebih waspada meski kurang tidur banyak tidur akibat sibuk merawat bayi. Menurut La Leche League, ibu menyusui boleh minum kopi asal jumlahnya terbatas.

Untuk takarannya, mayoritas wanita dapat menikmati satu atau dua cangkir kopi drip berukuran delapan ons per hari, ucap konsultan laktasi bersertifikat dewan internasional di New York Leigh Anne O'Connor dilansir dari situs Romper.

Meski para ahli mengatakan aman untuk menikmati cold brew saat menyusui, cari tahu berapa kafein yang terkandung dalam minuman beraroma harum tersebut. Dengan begitu, akan tahu apakah jumlah kafein yang dikonsumsi masih berada dalam batas aman atau tidak.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Batas Aman Konsumsi Kafein

Aman untuk mengonsumsi sekitar 200 hingga 300 miligram kafein per hari, tutur konsultan laktasi bersertifikat dewan internasional Kristen Howorko.

"Tergantung pada minuman yang dipilih Anda mungkin dapat menikmati satu hingga tiga cangkir kopi atau cold brew per hari. Secangkir kopi (8 ons) biasanya mengandung 100 hingga 175 miligram kafein," katanya.

Selain jumlah yang boleh dikonsumsi, Anda mungkin bertanya-tanya berapa lama waktu yang dibutuhkan sampai kafein mencapai aliran darah dan kemudian ASI. 

ASI bisa saja mengandung jejak kecil kafein. Jumlahnya juga bervariasi pada tiap ibu. Selain itu, beberapa bayi juga lebih sensitif terhadapnya ketimbang bayi yang lain.

Tanda-tanda bahwa asupan kafein Anda mempengaruhi bayi meliputi:

-Lebih rewel

-Lebih kesulitan tidur atau tetap tertidur

-Hiperaktif

-Gelisah.

Jika bayi mengalami tanda-tanda di atas, kurangi asupan kafein yang dikonsumsi.

Semakin kecil usia bayi, semakin besar pengaruh kafein terhadap bayi tersebut. Kafein juga dapat bertahan di sistem bayi yang baru lahir lebih lama daripada bayi yang lebih tua. Pada bayi berusia 6 bulan, kafein dapat bertahan sekitar 2,5 jam. Akan tetapi, untuk bayi yang baru lahir, kafein dapat bertahan hingga beberapa hari.

3 dari 4 halaman

Jarak antara Konsumsi Kafein dan Menyusui

Untungnya, bayi seringkali tidak terpengaruh oleh kafein yang Anda konsumsi, kata Howorko. Artinya, asal tidak melewati ambang batas, bayi akan baik-baik saja.

Akan tetapi, agar lebih aman, Anda dapat meminumnya segera setelah menyusui untuk mendapatkan selang beberapa jam sebelum kembali menyusui.

Menurut WebMD, tunggu setidaknya tiga jam sebelum menyusui lagi. Ini akan memberi tubuh cukup waktu untuk memproses kafein dan menghindari penyebarannya melalui ASI.

Anda juga tidak perlu memompa ASI kemudian membuangnya untuk mencegah bayi terpengaruh ASI yang mengandung kafein.

"ASI sangat berharga," ingatnya.

"Jika Anda merasa telah mengonsumsi terlalu banyak kafein, dan sebelumnya Anda telah memperhatikan bahwa bayi menunjukkan tanda-tanda terkena kafein, Anda dapat memompa ASI, tetapi tidak membuangnya.

Campurkan ASI yang dipompa tersebut dan dengan ASI yang disimpan di lemari es atau freezer untuk menghilangkan jejak kafein yang mungkin mempengaruhi bayi Anda, jelasnya.

4 dari 4 halaman

Kafein Pengaruhi Kualitas ASI

Meski aman dinikmati dalam batas wajar, ingatlah bahwa mengonsumsi teh, kopi, cokelat maupun sumber kafein lainnya saat menyusui dapat mempengaruhi kualitas nutrisi ASI Anda.

Menurut situs WebMD, ibu yang minum tiga cangkir kopi per hari memiliki sekitar sepertiga lebih sedikit zat besi dalam ASI yang diproduksi dibanding ibu yang tidak minum kopi sama sekali.

Dengan demikian, menghindari kafein dapat meningkatkan kandungan zat besi dalam ASI yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan organ bayi.

Kendati demikian, jika Anda berniat mengurangi atau menghentikan konsumsi kafein, lakukan secara bertahap untuk menghindari efek penarikan kafein yang terjadi akibat berhenti mengonsumsi kafein secara tiba-tiba.

Efek ini dapat berlangsung selama dua hingga sembilan hari dan dapat memengaruhi kemampuan Anda untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Gejalanya meliputi:

-Sakit kepala

-Lelah

-Lebih mudah marah

-Depresi

-Kesulitan fokus

-Nyeri dan kaku otot

-Mual dan muntah.

 

(Adelina Wahyu Martanti)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini