Sukses

Tips bagi Wanita Hamil Hadapi Pandemi COVID-19

Meski belum ada informasi terkait dampak COVID-19 terhadap kehamilan, namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan wanita hamil.

Liputan6.com, Jakarta Meningkatnya status virus corona (COVID-19) menjadi pandemi mungkin membuat sebagian besar orang merasa ketakutan. Pasalnya, masih banyak pertanyaan-pertanyaan yang belum terjawab. Misalnya akan seberapa jauh kasus ini menginfeksi orang-orang? atau kapan kasus ini akan berakhir? atau bagaimana dampaknya terhadap wanita hamil?

Ya, hingga saat ini belum ada informasi terkait dampak COVID-19 terhadap kehamilan. Maka dari itu, seorang dokter yang juga sedang hamil, Neha Pathak, memberikan tipsnya dalam menghadapi pandemi COVID-19, seperti dilansir Womenshealthmag:

1. Menekankan kebersihan

Pathak dan suaminya yang juga seorang dokter selalu menekankan kebersihan, terutama mencuci tangan kepada anak-anak dan kakek mereka. Selain mencuci tangan, ia rutin membersihkan setiap sudut rumah dan menghindari menyentuh kenop pintu ataupun tombol bel (ia menggunakan sikunya).

Meskipun ia adalah tenaga medis, namun ia tidak memakai masker kecuali dibutuhkan (sebagai pengingat, masker tidak boleh dipakai kecuali oleh tenaga kesehatan yang sedang merawat pasien dan pasien yang sedang sakit). Ia juga tidak bepergian jauh kecuali ke tempat kerjanya, menjemput anak dari sekolah, dan rumah.

Ia dan sekelurga juga telah mendapat vaksin flu (meskipun ini tidak efektif dalam mematikan COVID-19, namun bisa mencegah flu musiman).

Pathak yang sedang hamil 29 minggu juga telah mendapat vaksin Tdap (tetanus, difteri, pertusis) untuk melindungi bayi dari batuk rejan di awal kehidupannya nanti.

"Saya menerapkan pola hidup sehat dengan mengonsumsi buah dan sayuran setiap hari, minum banyak air putih, beraktivitas sepanjang hari, dan mendapatkan istirahat yang cukup," katanya.

Ia juga merencanakan menyusui. Sejauh ini, belum ada bukti yang menunjukkan keberadaan virus di cairan ketuban ataupun di kelenjar susu.

 

Simak Video Menarik Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

2. Tetap tenang

Kita harus mampu menjaga diri untuk tetap sehat agar bisa melindungi yang lain. Inilah saat penting dimana orang-orang harus saling bahu-membahu dan mensupport tenaga kesehatan.

Membeli masker yang tidak dibutuhkan dan membeli persediaan berlebihan bisa berdampak pada kinerja rumah sakit dan klinik dalam melakukan tugas mereka.

Saat alat perlindungan diri (APD) tenaga kesehatan tidak mencukupi, tentu akan menghambat kerja tenaga kesehatan, karena jika mereka tidak bisa melindungi diri maka bagaimana bisa melindungi orang lain.

Terutama bagi wanita hamil yang rentan terhadap infeksi seperti flu, karena ia harus membagi sistem imunnya untuk bayinya yang sedang tumbuh di dalam rahim. Dan berdasarkan sedikit data yang ada dari wabah SARS (2002-2003) dan MERS (2012), wanita hamil berisiko sedikit lebih tinggi mengalami keguguran dan lahir mati, menurut CDC.

Kita tahu bahwa COVID-19 merupakan satu keluarga virus corona dengan SARS dan MERS, namun belum menunjukkan gejala infeksi parah terhadap kehamilan (tapi datanya masih sangat minim). WHO melaporkan dari 147 wanita hamil yang terinfeksi, hanya 8% yang mengalami gejala infeksi serius dan 1 % dalam kondisi kritis.

Laporan lain, seperti pada Lancet, melaporkan kasus wanita hamil yang gejalanya relatif ringan hingga sedang. Tidak ada yang meniggal, dan bayi mereka terlahir sehat.

Data ini tentu masih belum cukup, namun hingga saat ini bayi tidak terlalu terpengaruh. Berdasarkan studi oleh JAMA, 9 bayi yang tertular di China, tidak satupun membutuhkan perawatan intensif ataupun memiliki gejala komplikasi.

Ini tampaknya juga sama terhadap anak-anak. Ada jauh lebih sedikit laporan kasus infeksi pada anak-anak. Kebanyakan dari mereka didiagnosis gejala ringan seperti demam, ingusan, dan batuk. Namun ini juga tidak bisa membuktikan karena laporannya masih sangat jarang.

Kebanyakan Virus Corona Gejalanya Ringan

Perlu diingat bahwa virus baru ini masih bisa disembuhkan, terbukti dari banyak kasus yang sembuh tanpa komplikasi parah, meskipun penyebarannya sangat cepat dan sudah meluas ke setiap negara.

Hal yang dapat kita lakukan untuk melindungi diri dan keluarga agar tetap sehat yaitu melanjutkan pola hidup bersih dan sehat ini, bahkan nanti setelah kasus ini terlewati. Juga bekali diri dengan pengetahuan dan informasi terbaru yang kredibel, saran Phatak.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.