Sukses

Cek Fakta Kesehatan: Nata De Coco Tidak Bisa Dicerna karena Mengandung Plastik?

Liputan6.com, Jakarta - Beberapa waktu lalu, sebuah unggahan viral menyebutkan bahaya dari makanan berjenis nata de coco. Di sana, tertulis bahwa produk yang sering dimasukkan dalam es itu berbahan seperti plastik dan tidak larut dalam perut.

Kabar tersebut mendapatkan bantahan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia lewat sebuah siaran pers di laman resmi pom.go.id dikutip pada Senin (9/12/2019).

Dalam pernyataannya, BPOM menulis bahwa nata de coco merupakan pangan yang dibuat dari bahan baku air kelapa. Dalam kategori pangan, produk ini masuk ke dalam kelompok bahan baku berbasis buah.

BPOM juga menulis bahwa dalam proses pembuatannya, pangan yang mirip gel ini terbentuk dari jutaan benang selulosa yang berlapis-lapis.

"Sehingga menjadikan pangan ini mengandung serat tinggi yang baik untuk tubuh," tulis BPOM.

Simak juga Video Menarik Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Serat Selulosa yang Dikira Plastik

BPOM juga menjelaskan bahwa benang serat tipis atau selulosa yang ada di nata de coco, sering disebut juga sebagai dietary fiber atau serat pangan yang memang diperlukan dan penting untuk pencernaan.

"Lapisan yang banyak tersebut juga membuat nata de coco bisa memerangkap cairan. Jika ditekan, cairan tersebut akan keluar dan yang tertinggal adalah benang-benang serat yang menyerupai lembaran tipis. Lembaran tipis inilah yang diisukan atau disebut-sebut seolah-olah lembaran plastik."

Dalam unggahan di media sosial Facebook Gabungan Pengusaha Nata De Coco Indonesia (GAPNI), Rahmad Agus Koto dari Divisi Pendidikan dan Litbang GAPNI menjelaskan bahwa serat selulosa yang ada dalam nata de coco sama persis dengan selulosa dalam sayur dan buah.

"Bedanya selulosa nata de coco dibentuk oleh bakteri pangan melalui proses fermentasi air kelapa, sedangkan selulosa sayur dan buah dibentuk oleh tumbuh-tumbuhan," tulis Rahmad.

BPOM juga menyatakan, potongan nata de coco yang awalnya lembut dan kenyal, bisa digigit putus dan menjadi sangat liat dan sulit untuk disobek apabila cairannya berkurang. Hal ini karena yang tertinggal adalah kumpulan benang-benang serat tipis tadi.

 

3 dari 3 halaman

Melihat Kualitas Nata de Coco

BPOM memaparkan bahwa untuk melihat mutu nata de coco yang baik, Anda bisa melihat dari warnanya yang putih bersih, transparan, memiliki struktur kuat, tidak mudah hancur, tidak lengket, tidak berbau asam, serta tidak mengandung kotoran.

Dalam laman Kementerian Pertanian Badan Litbang Pertanian dijelaskan, kualitas nata de coco yang baik juga ditentukan oleh beberapa elemen seperti bahan baku, penambahan sumber nitrogen, penambahan sumber karbon, starter nata, wadah fermentasi dan sanitasi.

Balitbang Kementan juga menjelaskan bahwa bahan baku pembuatan nata de coco haruslah air kelapa murni yang tidak tercampur air atau kotoran lain.

"Air kelapa tidak harus segar asalkan jangan lebih dari delapan hari penyimpanan karena telah berubah sifatnya akibat adanya fermentasi dan kontaminasi bakteri," tulis laman tersebut.

Lebih lanjut, Rahmat menyatakan bahwa serat selulosa memiliki manfaat untuk melancarkan sistem pencernaan manusia. Selain itu, dia menambahkan bahwa bagi mereka yang jarang mengonsumsi atau tidak suka sayur-sayuran, nata de coco bisa menjadi makanan alternatif.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.