Sukses

Vitiligo Tak Berbahaya tapi Pasien Rentan Depresi

Penyakit kulit vitiligo tidak menular, tidak berbahaya dan tidak mematikan meski begitu pasiennya rentan depresi.

Liputan6.com, Jakarta Penyakit kulit vitiligo tidak menular, tidak berbahaya dan tidak mematikan meski begitu kondisi ini bisa menurunkan rasa percaya diri pasiennya. Kehadiran bercak putih susu di sebagian kecil atau besar kulit bisa membuat roboh benteng kepercayaan diri yang menimbulkan pasien rentan depresi.

"Yang ditakutkan justru depresi itu ya. Karena pasien vitiligo lima kali lebih mungkin depresi dibandingkan yang tidak vitiligo," kata dokter spesialis kulit dan kelamin Dian Pratiwi.

Sebagai dokter spesialis kulit dan kelamin, Dian memang tidak memiliki kapasitas mendiagnosis depresi pada pasiennya. Namun, paling tidak dia beberapa kali sempat menemukan pasien menunjukkan ke arah gejala depresi.

"Dia sudah tidak mampu lagi bekerja optimal, kemampuan dia sehari-hari jadi berkurang, kemampuan sebagai makhluk sosial terganggu. 'Aduh dok saya enggak mau keluar-keluar lagi, enggak mau ketemu teman saya lagi', " kata Dian saat temu media bersama Klinik Pramudia Jakarta.

Biasanya kondisi ini terjadi pada pasien vitiligo yang dalam kehidupan sehari-hari tampil di depan publik. Jika memang kondisi tersebut terjadi pada pasiennya, biasanya akan merujuk ke psikolog atau mungkin pada kasus yang lebih berat ke psikiater.

"Jadi, perlu ditangani juga ya psikologisnya. Bareng-barenglah antara dokter kulit dan psikolog atau psikiater. Dalam pengalaman saya sih, belum pernah merujuk ke psikiater tapi psikolog," tuturnya.

Saksikan juga video menarik berikut:

2 dari 2 halaman

Orang Dewasa Lebih Terguncang Psikologisnya

Penyakit yang membuat kulit tidak bisa memproduksi melanin ini bisa menyerang segala umur, baik anak dan orang dewasa. Kondisi psikologis yang terguncang biasanya lebih rentan terjadi pada orang dewasa dibandingkan pasien yang sejak kecil sudah terkena vitiligo.

"Kalau pasien anak, munculnya dari kecil dan punya orangtua yang positif tampaknya anaknya happy-happy saja ya," kata Dian.

Berbeda halnya bila terkena vitiligo ketika sudah dewasa. Kulit yang tadinya tidak apa-apa kemudian menjadi ada bercak putih susu bisa membuat kaget.

"Pasien dewasa biasanya bertanya, 'Apa sebabnya dok?' Hingga kini belum jelas (penyebabnya). Nah itu, bisa membuat depresi," kata Dian.

Itu sebabnya dia sering mengingatkan bahwa penting juga menjaga kesehatan mental pasien vitiligo.Â