Sukses

Cuci Rambut Minimal 2 Hari Sekali Saat Musim Kemarau

Saat musim kemarau rambut cenderung lebih mudah berketombe, begini tips merawat rambut.

Liputan6.com, Bandung Memasuki musim kemarau, udara dipastikan lebih lembap. Hal ini membuat kulit kepala menjadi lebih berminyak. 

"Kemarau di Indonesia kali ini lebih dingin dan kering karena pengaruh musim dingin di Australia, menyebabkan batang rambut lebih kering," kata dokter spesialis kulit dan kelamin Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, Jawa Barat, Reiva Farah Dwiyana saat dihubungi Kamis (18/7/2019).

Reiva menyarankan untuk mengatasi rambut berminyak dengan cara mencuci rambut secara rutin dua hari sekali. Bahkan, untuk rambut amat berminyak bila perlu setiap hari.

Jangan salah dalam memilih sampo yang disesuaikan sesuai dengan kondisi kulit kepala dan rambut. Cek sampo tersebut untuk rambut normal, berminyak atau berketombe.

Untuk rambut jenis kering dan pecah-pecah, lanjut Reiva, harus memakai kondisioner mulai dari pertengahan batang rambut hingga ke ujung. Pastikan penggunaannya jangan sampai terkena kulit kepala, supaya tidak berminyak. Diamkan beberapa menit baru dibilas.

"Kalau musim kemarau, rambut lebih mudah berketombe karena suhu panas dan lembab menyebabkan jamur saprofit di permukaan kulit jadi lebih aktif (malasezzia furfur)," ujar Reiva.

 

 

Saksikan juga video menarik berikut

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Jika sampo antiketombe tak mempan

Reiva mengatakan jika penggunaan sampo antiketombe belum bisa mengatasi masalah, maka bisa menggunakan sampo yang mengandung obat antijamur misalnya ketokonazol dan selenium sulfida.

Caranya hanya digunakan dua kali dalam seminggu, diamkan selama 5-10 menit baru bilas dalam sekali pemakaian.

Perawatan rambut terakhir di musim kemarau adalah, rambut harus dalam keadaan kering sebelum ditutup dengan penutup kepala seperti hijab, helm, topi dan lainnya.

 

3 dari 3 halaman

Suhu Lebih Dingin

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan musim kemarau kali ini disertai oleh suhu dingin dibawah normal. Penyebabnya adanya angin bertiup yang melewati Jawa Barat itu angin pasat tenggara atau angin timuran dari arah Benua Australia.

Pada bulan Juli, Agustus, September 2019 di Australia sedang mengalami puncak musim dingin, sehingga suhunya relatif lebih dingin dibandingkam musim penghujan.

Pantauan alat pengukur suhu udara di Stasiun Geofisika Bandung, selama bulan Juli 2019 suhu udara terendah tercatat sebesar 16,4 derajat Celcius pada tanggal 12 Juli 2019. Sedangkan, pada hari kemarin tanggal 17 Juli 2019 suhu minimum dicatat oleh Stasiun Geofisika Bandung mencapai 15 derajat Celcius. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.