Sukses

Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

LanjutkanStop di Sini

Perusahaan Jerman Menawarkan 'Perbaikan' Keperawanan

Produk ‘keperawanan’ ini laku keras dibeli oleh mereka yang tidak ingin disebut namanya, namun menggantungkan nasibnya kepada alat ini.

Liputan6.com, Recklinghausen - Banjirnya pengungsi dari Timur Tengah memasuki Jerman ternyata membawa keuntungan tidak diduga bagi suatu perusahaan di Jerman yang menawarkan ‘keperawanan’ kepada kaum wanita keturunan Timur Tengah yang ingin membuktikan kesucian kepada suaminya di malam pertama.

Diktuip dari Daily Mail pada Kamis (14/01/2016), konsep penjualan selaput dara secara online sebenarnya dimulai di Tiongkok belum lama ini dan membidik pasar Timur Tengah. Namun calon pembeli yang meragukan mutunya. Nah, perusahaan serupa di Jerman diuntungkan terutama oleh banyaknya wanita keturunan Timur Tengah di sana yang ingin berpura-pura masih perawan selama belum menikah.

Karena harganya jauh lebih terjangkau—sekitar Rp 740 ribu—dibandingkan dengan biaya pembedahan selaput dara yang berbiaya rata-rata sebesar Rp 35 juta, produk ‘keperawanan’ ini laku keras dibeli oleh mereka yang tidak ingin disebut namanya, namun menggantungkan nasibnya kepada alat ini. Penjualan secara online menyertakan embel-embel “Mutu dari Jerman”.

Produk 'keperawanan'

VirginiaCare menjual paket berisi dua selaput sangat tipis yang dapat dimasukkan sendiri ke dalam vagina oleh wanita pemakainya sehingga seakan-akan selaput daranya masih utuh.

Setiap selaput mengandung dua kulit selulosa yang di antaranya diselipkan bubuk darah steril yang dikeringkan dengan pembekuan.

Selaput itu dirancang agar membentuk dirinya sendiri dalam suasana hangat dan lembab di dalam tubuh wanita, namun kemudian akan koyak ketika melakukan hubungan seksual. Bubuk darahnya kemudian menjadi ‘bukti’ keperawanan pengantin wanita.

Jurubicara perusahaan mengatakan, “Rancangannya dibuat sedemikian rupa dan tidak terlepas. Ketika melakukan hubungan seks, hasilnya adalah bercak darah yang tampak alamiah bercampur dengan cairan tubuh.”

Produk ‘keperawanan’ ini laku keras dibeli oleh mereka yang tidak ingin disebut namanya, namun menggantungkan nasibnya kepada alat ini. (Sumber VirginiaCare)

Petunjuk dalam kemasan bahkan membeberkan caranya wanita berpura-pura belum pernah melakukan hubungan seks sebelumnya, demikian, “Tunjukkan rasa sakit. Inilah yang diharapkan pria dari wanita ketika melakukan seks untuk pertama kalinya.”

Produknya juga beragam, ada yang memberi bercak darah merah kecoklatan untuk ‘pembuktian’ kepada orangtua dan mertua pada hari sesudah malam pertama. Satu lagi memberikan bercak berwarna ‘darah segar’ yang dirancang untuk ‘pembuktian’ kepada suami.

Sejumlah pernyataan dari pelanggan mengatakan bahwa produk ini menjadi penyelamat nyawa, misalnya “Jika produk ini tidak ada, aku sudah tidak ada lagi sekarang.”

Seorang pengguna lagi menuliskan, “Aku tidak tahu harus mulai dari mana untuk mensyukuri pertolonganmu. Terima kasih sebesar-besarnya.”

Teknologi melawan tradisi

Hubungan seksual sebelum pernikahan dapat menjadi ancaman terhadap nyawa di kalangan keluarga tradisional. Di awal bulan Desember 2015, satu pasangan asal Pakistan yang sekarang tinggal di Darmstadt, Jerman, dijatuhi hukuman seumur hidup.

Mereka terbukti telah membunuh puteri mereka yang berusia 19 tahun setelah orangtuanya mendapati bahwa ia telah melakukan hubungan seksual dengan pria yang tidak mereka setujui.

Namun demikian, layanan ‘selaput dara’ secara online ini mengundang kecaman di Mesir. Para politisi di sana menggagas upaya agar produk itu dilarang.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini