Sukses

Biden ke Australia, India dan Jepang: China Menguji Kita

AS bersama dengan Australia, India, dan Jepang merupakan anggota dialog strategis Quad, yang didirikan pada tahun 2007.

Liputan6.com, Washington, DC - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan di depan para pemimpin Australia, India, dan Jepang pada hari Sabtu (21/9/2024)) bahwa China yang agresif sedang menguji mereka. Pernyataan tersebut muncul saat Biden membuka KTT Quad terakhirnya di kampung halamannya di Wilmington, Delaware, bersama Perdana Menteri India Narendra Modi, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, dan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese.

"China terus berperilaku agresif, menguji kita di seluruh wilayah," ujar Biden dalam apa yang seharusnya menjadi pernyataan tertutup kepada para pemimpin Quad, seperti dilansir CNA, Senin (23/9).

Biden mengatakan bahwa sementara Presiden Xi Jinping berfokus pada "tantangan ekonomi dalam negeri", dia juga berusaha untuk secara agresif mengejar kepentingan China.

Namun, Biden bersikeras bahwa "upaya intens" baru-baru ini oleh Washington untuk mengurangi ketegangan, termasuk panggilan telepon dengan Xi Jinping pada bulan April, membantu mencegah konflik.

Pernyataan Biden yang bocor dinilai berisiko merusak upaya diplomatik yang cermat oleh keempat negara selama pertemuan puncak untuk menegaskan bahwa pengelompokan mereka lebih dari sekadar memberikan penyeimbang bagi China.

Dalam pernyataan bersama mereka setelah pertemuan puncak, keempat pemimpin tidak secara langsung menyebut China, bahkan saat mereka menyatakan keprihatinan atas ketegangan di perbatasannya.

"Kami sangat prihatin dengan situasi di Laut China Timur dan Selatan," sebut deklarasi mereka.

Para pemimpin Quad mengutuk "manuver yang bersifat memaksa dan mengintimidasi" di Laut China Selatan - tempat China berselisih dengan Filipina dan negara-negara lain atas klaim maritimnya - namun tanpa mengatakan siapa yang melakukan manuver.

Pulau-pulau yang disengketakan di Laut China Timur telah lama menjadi sumber ketegangan antara Jepang dan China.

Sebaliknya, para pemimpin Quad menggunakan pernyataan terselubung, seperti yang telah mereka lakukan pada kesempatan sebelumnya, tentang menjaga kawasan itu "bebas dan terbuka" dan berbicara tentang "tantangan" geopolitik.

Bayangan lain yang menyelimuti pertemuan puncak Quad adalah Pilpres AS pada bulan November, di mana mantan Presiden Donald Trump yang menganut paham isolasionisme melawan pewaris politik Biden, Kamala Harris.

Biden menegaskan bahwa kelompok itu akan bertahan apa pun situasi politiknya.

"Meskipun tantangan akan datang, dunia akan berubah karena Quad akan tetap ada," kata Biden kepada para pemimpin dalam sambutan publiknya sebelum para jurnalis dipersilakan keluar.

Ketika ditanya oleh wartawan apakah Quad akan bertahan hingga pemilihan 5 November, Biden menjawab, "Jauh setelah November. Jauh setelah November."

2 dari 2 halaman

Dihantui Pilpres AS

Modi membuat janji serupa. 

"Pesan kami adalah, Quad akan tetap ada," kata Modi, yang akan menjadi tuan rumah pertemuan puncak Quad tahun depan di India.

Biden, yang mengundurkan diri dari Pilpres AS pada bulan Juli setelah kekhawatiran tentang usianya, mengisi pertemuan puncak perpisahannya dengan sentuhan pribadi.

Pertemuan empat pihak itu berlangsung di bekas sekolah menengahnya di Wilmington dan sebelumnya dia membuka rumahnya di kota itu untuk pembicaraan pribadi empat mata dengan masing-masing pemimpin.

"Saya sangat senang Anda dapat berada di rumah saya dan melihat tempat saya dibesarkan," ujar Biden.

Para pemimpin Quad juga mengumumkan investasi untuk memerangi kanker serviks untuk inisiatif "Cancer Moonshot" Biden - lagi-lagi proyek yang sangat personal karena putra sulungnya Beau meninggal karena kanker otak.

Media tidak diberi akses ke pertemuan pribadi di rumah Biden.

Biden mengunggah foto-foto di media sosial dirinya bersama Albanese dan kemudian bersama Kishida di ruang tamu berpanel kayu di rumahnya, serta memperlihatkan kepada mereka pemandangan danau dari beranda.

Gedung Putih mengatakan pertemuan puncak itu mencerminkan cara Biden memprioritaskan aliansi internasional.

Ada pertanyaan yang berkembang tentang apa yang akan terjadi jika Trump -- yang telah mengancam akan menarik AS keluar dari kelompok-kelompok seperti NATO sambil memuji para pemimpin Rusia dan Korea Utara -- kembali ke Gedung Putih.