Liputan6.com, Gaza - Badan pertahanan sipil Gaza mengatakan serangan udara Israel menghantam sebuah rumah di Kota Gaza pada Sabtu (14/9/2024) pagi dan menewaskan 11 anggota satu keluarga, termasuk wanita dan anak-anak.
"Kami telah menemukan jenazah 11 martir, termasuk empat anak-anak dan tiga wanita, setelah serangan udara Israel menghantam rumah keluarga Bustan di bagian timur Kota Gaza," kata juru bicara badan tersebut Mahmud Bassal kepada AFP yang dikutip Minggu (15/9).
Baca Juga
Serangan itu terjadi di dekat sekolah Shujaiya di lingkungan Al-Tuffah di Kota Gaza, katanya.
Advertisement
"Tim penyelamat terus mencari yang hilang," kata Bassal.
Militer Israel belum memberikan komentar langsung mengenai serangan itu.
Bassal mengatakan pasukan Israel melakukan serangan serupa di beberapa bagian lain wilayah yang dikuasai Hamas semalam (Sabtu malam), menewaskan sedikitnya 10 orang.
Lima orang tewas di barat laut Kota Gaza ketika serangan udara menghantam sekelompok orang di dekat sekolah Dar al-Arqam, tutur Bassal.
Adapun tiga orang lainnya tewas dalam serangan di wilayah al-Mawasi di provinsi selatan Khan Younis, tempat puluhan ribu warga Palestina yang mengungsi mencari perlindungan, Bassal menambahkan.
Perang di Gaza meletus setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 di Israel selatan, yang mengakibatkan tewasnya 1.205 orang, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan AFP berdasarkan angka resmi Israel.
Militan juga menangkap 251 tawanan selama serangan itu, 97 di antaranya masih ditahan di Gaza, termasuk 33 orang yang menurut militer Israel telah tewas. Jumlah tersebut termasuk sandera yang tewas dalam penahanan.
Kampanye militer balasan Israel sejauh ini telah menewaskan sedikitnya 41.118 orang di Gaza, menurut kementerian kesehatan wilayah yang dikuasai Hamas, yang tidak memberikan rincian kematian warga sipil dan militan. Kantor hak asasi manusia PBB mengatakan sebagian besar yang tewas adalah wanita atau anak-anak.
Desa Diserang Israel Picu 3 Orang Tewas Termasuk Anak-anak, Lebanon Balas Serangan Pakai Roket Katyusha
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan Lebanon mengatakan seorang anak termasuk di antara tiga orang yang tewas dalam serangan Israel di selatan negara itu pada hari Kamis (12/9/2024), di tengah baku tembak yang sedang berlangsung antara Israel dan Hizbullah.
Kelompok Hizbullah Lebanon yang didukung Iran dilaporkan saling tembak lintas batas hampir setiap hari dengan pasukan Israel sejak kelompok Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober 2023, yang memicu perang di Jalur Gaza.
Kementerian Kesehatan Lebanon mengatakan, seperti dikutip dari AFP, Sabtu (14/9), "serangan musuh Israel" menghantam Desa Kfarjouz dekat Nabatieh, sekitar 10 kilometer (enam mil) dari perbatasan dengan Israel.
Serangan itu menewaskan "tiga orang, termasuk seorang anak, dan melukai tiga lainnya," kata kementerian itu, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Seorang sumber yang dekat dengan Hizbullah mengonfirmasi bahwa salah satu yang tewas adalah "seorang anggota Hizbullah" dan dua lainnya merupakan "warga sipil."
Kantor Berita Nasional milik pemerintah Lebanon mengatakan serangan itu "menargetkan dua sepeda motor di jalan Nabatieh-Kfarjouz," dan menambahkan bahwa sebuah mobil yang lewat juga terkena serangan.
Dalam sebuah pernyataan yang diunggah di Telegram pada Jumat (13/9) pagi, Hizbullah mengatakan telah menembakkan rentetan roket Katyusha ke Komando Utara Israel "sebagai tanggapan atas serangan dan pembunuhan yang dilakukan" di Kfarjouz.
Militer Israel mengatakan tak lama setelah itu "sekitar 20 proyektil diidentifikasi melintas dari Lebanon ke wilayah Israel" di sekitar Safed, tempat Komando Utara bermarkas.
"Sebagian besar berhasil dicegat, sisanya jatuh di area terbuka," kata militer dalam sebuah pernyataan, dan menambahkan bahwa tidak ada korban luka yang dilaporkan tetapi tim sedang bekerja untuk "memadamkan api yang meletus karena jatuhnya seseorang di area tersebut."
Sebelumnya pada Kamis, Hizbullah mengatakan telah melancarkan sejumlah serangan terhadap posisi militer di Israel utara, beberapa menggunakan pesawat nirawak.
Militer Israel mengatakan pada saat itu bahwa “sekitar 15 proyektil” diidentifikasi melintas dari Lebanon.
Advertisement