Sukses

Mampukah Budaya Indonesia Mendunia Ikuti Jejak K-pop?

Industri ekonomi digital diyakini menjadi aset Indonesia paling berharga di masa depan.

Liputan6.com, Jakarta - Fenomena tersebarnya budaya dan industri hiburan Korea Selatan, atau dikenal K-wave, tak diragukan lagi ketenarannya. Artis, musik, film hingga drama Korea Selatan kini tak hanya dinikmati oleh masyarakat di Asia, namun telah menyebar ke seluruh dunia bahkan hingga Amerika Serikat (AS) dan Eropa.

Hal ini lantas membuat banyak negara ingin mengikuti jejak Korea Selatan dalam memasarkan budayanya, termasuk Indonesia. Pertanyaannya, mampukah Indonesia mengikuti jejak Korea Selatan?

Koordinator Urusan ASEAN, Intra dan Ekstra Regional, Badan Strategi Kebijakan Luar Negeri, Kementerian Luar Negeri RI (Kemlu RI) Joannes Ekaprasetya Tandjung menjawabnya dengan yakin, bahwa Indonesia mampu mengikuti jejak Korea Selatan.

"Asal dilakukan dengan strategi yang tepat, orang-orang dan pejabat pemerintahan yang tepat. Karena saya perlu mengakui, kita tidak akan bisa bekerja di sektor kreatif dan digital jika tidak mempunyai passion," kata dia kepada para jurnalis peserta workshop perdana Indonesia Korea Journalist Network yang diselenggarakan oleh Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) dan Korea Foundation di Jakarta, Selasa (10/9/2024).

Joannes menilai bahwa di masa depan, Indonesia harus mencari aset alternatif selain sumber daya alam yang semakin menipis.

"Untuk mencapai 2045, akan kah kita masih bergantung pada batu bara dan bahan bakar fosil (dalam perdagangan)? Atau akan kah kita memperdalam hubungan dengan negara lain atas dasar pendidikan, kebudayaan, dan kreativitas?" tuturnya.

2 dari 3 halaman

Perlunya Landasan Pendidikan yang Kuat

Pria yang sebelumnya menjabat sebagai Koordinator Fungsi Ekonomi Kreatif dan Digital di KBRI Seoul itu meyakini bahwa budaya Indonesia mampu bersaing jika dilandasi dengan pendidikan yang kuat.

"Kami percaya bahwa untuk menjadi artis di Korea, untuk menjadi entertainer yang sukses, harus memiliki dasar Pendidikan yang kuat. Maka dari itu beberapa universitas atau lembaga pendidikan tinggi, setara dengan universitas, yang difokuskan untuk menciptakan entertainer sejati," jelasnya.

"Karena di tahun 2045, generasi yang sukses berasal dari industri ekonomi kreatif. Menjadi seorang entertainer bukan lagi pekerjaan sambilan."

Selama bertugas di Korea Selatan, Joannes memaparkan bahwa KBRI Seoul aktif menggandeng universitas Korea Selatan dan Indonesia untuk bekerja sama dan melakukan pertukaran mahasiswa.

"Dalam MoU kita pastikan di tahun pertama dilakukan perkenalan. Misalnya rektor Seoul Institute of Arts bertemu dengan rektor Institut Kesenian Jakarta (IKJ). Di tahun kedua kita pastikan sudah terjadi pertukaran, mungkin antar dosen atau jika memungkinkan mahasiswanya," kata dia.

3 dari 3 halaman

MoU Terbaru Kerja Sama Bidang Seni Musik

Terbaru, Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta dan College of Music, Seoul National University (SNU), menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) untuk memperkuat hubungan dan kolaborasi di bidang seni, khususnya musik.

Mengutip siaran pers KBRI Seoul, penandatanganan MoU ini menjadi tonggak baru dalam upaya kedua institusi untuk mengembangkan potensi akademik dan kebudayaan melalui berbagai program inovatif dan berkelanjutan.

Kerjasama ini mencakup beberapa program utama, termasuk pertukaran mahasiswa antara kedua institusi.

Melalui program pertukaran ini, mahasiswa dari ISI Surakarta dapat memperluas wawasan mereka dengan belajar langsung di SNU, salah satu universitas terkemuka di Korea Selatan.