Sukses

12 Warga Palestina di Gaza Tenggelam Saat Berusaha Raih Bantuan yang Jatuh di Laut

Pengiriman bantuan via udara sebagai cara yang tidak efisien dan merendahkan martabat warga Jalur Gaza.

Liputan6.com, Gaza - Setidaknya 12 warga Palestina tenggelam di lepas pantai utara Jalur Gaza, dekat Beit Lahia, pada hari Senin (25/3/2024) ketika mencoba mencapai paket bantuan yang dijatuhkan dari udara dan mendarat di laut.

Rekaman yang diperoleh CNN menunjukkan ratusan warga Palestina bergegas ke lokasi penyerahan bantuan dan beberapa di antaranya masuk ke dalam air ketika paket-paket jatuh di laut. Salah satu adegan memperlihatkan warga sipil melakukan CPR pada beberapa tubuh yang tidak responsif dalam upaya putus asa untuk menyadarkan mereka.

Abu Mohammad, yang menyaksikan kejadian tersebut, mengatakan kepada CNN bahwa bantuan tersebut dijatuhkan jauh dari pantai ke laut, setelah itu beberapa orang yang tidak tahu cara berenang tenggelam ketika mencoba mengambilnya.

"Arusnya kuat dan semua parasut jatuh ke air. Masyarakat mau makan dan lapar," ujarnya, seperti dilansir CNN, Rabu (27/3). "Saya belum dapat apa pun. Para pemuda bisa berlari dan mendapatkan bantuan (yang dijatuhkan), tapi bagi kami lain ceritanya. Kami mendesak pembukaan penyeberangan dengan cara yang benar, metode yang hina ini tidak dapat diterima."

Awal bulan ini, setidaknya lima orang tewas dan 10 lainnya terluka ketika paket bantuan yang dijatuhkan dari udara menimpa mereka di Kamp Al Shati di sebelah barat Kota Gaza.

Kelompok pemerhati hak asasi manusia (HAM) telah berulang kali mengkritik pengiriman bantuan via udara sebagai cara yang tidak efisien dan merendahkan martabat warga Jalur Gaza. Mereka mendesak pemerintah Israel mencabut kontrol atas penyeberangan darat ke wilayah tersebut.

Hamas juga telah meminta negara-negara Barat mengakhiri pengiriman bantuan melalui udara ke Jalur Gaza. Sejak awal, Hamas mengkritik pengiriman bantuan via udara, menyebutnya bukan cara terbaik untuk memberikan bantuan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Warga Gaza: Di Mana Hati Nurani Dunia?

Pembatasan ketat yang dilakukan Israel terhadap bantuan yang masuk ke Jalur Gaza telah menguras pasokan penting, sehingga menurut laporan yang didukung PBB, seluruh penduduk di wilayah kantong yang berjumlah lebih dari 2,2 juta orang berisiko mengalami kelaparan.

Badan-badan kemanusiaan termasuk Oxfam dan Human Rights Watch telah memperingatkan Israel bahwa menggunakan kelaparan warga sipil sebagai senjata perang di Jalur Gaza merupakan kejahatan perang. Israel sendiri bersikukuh tidak ada batasan mengenai jumlah bantuan yang bisa masuk ke Gaza, namun inspeksi yang mereka lakukan membuat bantuan hampir tidak masuk.

Seorang pejabat senior pertahanan Amerika Serikat (AS) mengklaim pada hari Selasa bahwa ada peningkatan signifikan dalam jumlah bantuan yang mengalir ke Gaza melalui berbagai penyeberangan, yang mengakibatkan hampir 200 truk datang dalam sehari, naik dari sekitar 100 truk sehari pada Februari.

Belum jelas negara mana yang menerjunkan bantuan via udara pada hari Senin yang menyebabkan korban jiwa.

Mesir, Jerman, Inggris, Amerika Serikat (AS), Singapura, dan misi gabungan Uni Emirat Arab-Yordania semuanya menerbangkan bantuan via udara di atas Jalur Gaza pada hari Senin.

Pentagon pada hari Selasa (26/3) menuturkan bahwa tiga dari 80 paket bantuan yang dikirimkan selama penerjunan udara AS di Gaza pada hari Senin telah mendarat di laut setelah kerusakan parasut.

"Selama penerjunan kemanusiaan kemarin, yang mencakup sekitar 80 bungkusan, tiga bungkusan dilaporkan mengalami kerusakan parasut dan mendarat di air," kata Wakil Sekretaris Pers Pentagon Sabrina Singh.

Saksi mata lain dari tragedi tenggelamnya massa di dekat Beit Lahia mendesak para pemimpin regional untuk mengasihani mereka.

"Tidak ada yang melindungi kami," kata Abu Mahmoud al-Nather kepada CNN. "Kami sekarat, anak-anak kami sekarat. Apa yang sedang kamu lakukan? Di manakah hati nurani dunia?"

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini