Sukses

7 Fenomena Astronomi Langka, Salah Satunya Terjadi 8 April 2024

Menariknya, tak semua fenomena astronomi terjadi setiap tahunnya. Beberapa fenomena terjadi puluhan atau ratusan tahun sekali.

Liputan6.com, Jakarta - Fenomena astronomi adalah peristiwa alam di luar angkasa yang dapat diamati dari Bumi. Setiap bulan, fenomena ini berubah karena pergerakan benda-benda langit yang memiliki orbit dan kecepatan berbeda.

Menariknya, tak semua fenomena astronomi terjadi setiap tahunnya. Beberapa fenomena terjadi puluhan atau ratusan tahun sekali. Hal ini kerap disebut sebagai fenomena astronomi langka.

Dikutip dari laman Live Science pada Senin (18/03/2024), berikut fenomena astronomi langka, salah satunya gerhana Matahari total.

1. Gerhana Matahari Total

Fenomena Gerhana Matahari terjadi beberapa kali dalam setahun. Namun, Gerhana Matahari Total adalah fenomena yang sangat jarang terjadi.

Gerhana Matahari Total terjadi saat Bumi, Bulan, dan Matahari berada dalam posisi sejajar dan Bulan menutupi Matahari sepenuhnya. Saat Gerhana Matahari Total terjadi, maka kondisi Bumi menjadi gelap seperti malam, tetapi hanya untuk interval waktu yang singkat.

Gerhana Matahari Total terakhir kali terjadi pada November 2012. Menariknya, manusia akan kembali mengalami gerhana Matahari total pada 8 April 2024 nanti.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kesejajaran Planet-Planet

2. Kesejajaran Planet-Planet

Fenomena astronomi langka selanjutnya adalah kesejajaran planet-planet atau konjungsi planet. Konjungsi planet terjadi ketika dua atau lebih planet tampak dekat satu sama lain di langit.

Konjungsi planet dapat terjadi antara planet apa pun, tetapi konjungsi Jupiter dan Saturnus adalah salah satu yang paling terkenal. Para ilmuwan memprediksi akan ada keselarasan langka posisi planet Mars, Merkurius, Venus, Jupiter, Saturnus dan Bulan pada 2040.

Tercatat pula kesejajaran Mars, Saturnus, Venus, Merkurius dan Yupiter pada tahun 2000. Pada Mei 2011, tercatat kesejajaran dalam bentuk segitiga antara Yupiter, Merkurius, dan Venus.

Fenomena sejajarnya planet-planet dan bulan ini akan menghasilkan suatu pemandangan yang indah jika dilihat dari Bumi.

3. Munculnya Sarang Bintang Baru

Fenomena munculnya sarang bintang baru atau pembibitan bitang merupakan kejadian langka selanjutnya. Terdapat sedikitnya 150 kluster di Bima Sakti yang memiliki gugus bola dengan sekitar satu juta bintang.

Pada 2006, para astronom menemukan sebuah kluster yang penuh dengan gas tetapi hampir tidak mengandung bintang. Benda langit langka ini ada di dalam galaksi Antena yang jaraknya 50 juta tahun cahaya dari Bumi.

Para ilmuwan menyatakan bahwa di wilayah tersebut tetap tidak ditemukan bintang selama sekitar 1 juta tahun. Fenomena astronomi langka ini sangat menarik karena memberi para ilmuwan kesempatan untuk mempelajari hal-hal misterius yang disimpan alam semesta.

Wilayah ini juga bertanggung jawab atas lahirnya sebagian besar gugus bintang menakjubkan yang ditangkap oleh Teleskop Luar Angkasa Hubble. Fenomena astronomi langka ini juga merupakan pertama dan terakhir kalinya astronom mengamati peristiwa seperti ini.

 

3 dari 4 halaman

Komet Halley

4. Komet Halley

Fenomena astronomi langka selanjutnya adalah munculnya komet Halley. Komet Halley adalah komet periodik yang pertama kali ditemukan oleh Edmund Halley pada 1531.

Komet ini mengorbit mengelilingi Matahari setiap 75 tahun, dengan orbit berbentuk elips. Komet Halley memiliki panjang 14,5 km dan lebar 8 km.

Menariknya, keberadaan komet ini dapat terlihat dari berbagai lokasi di Bumi dengan mata telanjang. Komposisi Komet Halley sebagian besar terdiri dari es, tapi juga mengandung besi, amonia, natrium, dan karbon monoksida.

Komet Halley terakhir diamati pada 1986 dan diperkirakan akan muncul kembali pada 2061. Komet Halley dianggap sebagai komet paling terkenal.

Sebelum Edmund Halley meresmikannya, komet ini telah dicatat oleh para astronom awal sejak 240 SM, dari peradaban seperti Cina, Babilonia, dan penulis sejarah dari Eropa abad pertengahan.

5. Transit Venus

Transit Venus adalah fenomena astronomi di mana posisi planet Venus berada di antara Bumi dan Matahari. Selama peristiwa tersebut, Venus dapat terlihat dari bumi sebagai sebuah titik atau piringan hitam yang ada di permukaan Matahari.

Peristiwa ini sebenarnya berulang setiap delapan tahun sekali, tetapi posisi Venus terhadap Matahari dapat bervariasi. Perlu waktu sekitar 110 tahun untuk mendapatkan posisi yang sama persis dengan transit sebelumnya.

 

4 dari 4 halaman

Badai Petir di Saturnus

6. Badai Petir di Saturnus

Fenomena astronomi langka selanjutnya adalah badai petir di Saturnus. Badai Petir Putih Besar adalah badai yang terjadi setiap 20 hingga 30 tahun di belahan utara Saturnus.

fenomena ini terjadi saat planet ini memiliki kemiringan maksimum ke arah Matahari. Badai besar terjadi dengan dipenuhi awan yang kaya akan amonia, lengkap dengan guntur dan kilat yang ganas.

Badai disertai dengan sekitar 10 sambaran petir terjadi setiap detik dan menguapkan kandungan air di atmosfer Saturnus. Intensitas guntur dan kilat meningkat saat air mengembun, menciptakan badai yang 10 ribu kali lebih kuat daripada yang biasa terjadi di Bumi.

Badai besar ini terjadi karena beratnya air di atmosfer. Hal ini mengakibatkan pendinginan atmosfer bagian atas menjadi sangat dingin, sehingga memicu terjadinya padai setiap 20 atau 30 tahun sekali.

Badai berikutnya akan terjadi sekitar tahun 2030 hingga 2040, dan mungkin dapat dilihat dari bumi.

7. Terurainya Asteroid P/2013 R3

Fenomena astronomi langka yang terakhir adalah terurainya asteroid P/2013 R3. Pada 2013 hingga 2014, Teleskop Luar Angkasa Hubble mengamati adanya peristiwa langka, yaitu pecahnya asteroid P/2013 R3.

Asteroid P/2013 R3 tampaknya secara spontan melenyapkan dirinya sendiri secara tak terduga ketika perlahan-lahan ditarik oleh efek bertahap sinar matahari. Peristiwa langka ini terjadi karena saat sinar matahari menyinari asteroid ini.

Hal ini menyebabkan asteroid berputar di luar kendali. Intensitas rotasi meningkat secara bertahap hingga asteroid pecah menjadi sekitar 10 potongan besar.

Potongan-potongan ini melayang menjauh satu sama lain secara perlahan. Jika ada bagian yang tidak tertarik ke matahari, ini bisa menjadi meteor di masa depan.

Pada 2013 hingga 2014 adalah pertama dan terakhir kalinya terjadi peristiwa seperti ini pada asteroid.

(Tifani)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.