Sukses

Serangan Houthi terhadap Kapal Komersial di Laut Merah Belum Berhenti

Data pelacakan kapal mengidentifikasi kapal itu merupakan kargo berbendera Palau bernama Islander dan sedang berlayar dari Thailand menuju Mesir.

Liputan6.com, Sanaa - Sebuah kapal terbakar pada Kamis (22/2/2024) saat melintasi Teluk Aden akibat serangan yang diduga dilakukan oleh pemberontak Houthi. Pusat Operasi Perdagangan Maritim Inggris milik militer Inggris menyatakan bahwa dua rudal ditembakkan, menyebabkan kapal mengalami kerusakan ringan dan awaknya selamat.

Data pelacakan kapal yang dianalisis oleh AP mengidentifikasi kapal itu merupakan kargo berbendera Palau bernama Islander. Kapal datang dari Thailand menuju Mesir dan sebelumnya mengirimkan pesan yang menyatakan "KRU SURIAH BERADA DI KAPAL" untuk menghindari jadi target Houthi.

"Serangan rudal menyebabkan kebakaran di kapal dan aset militer koalisi merespons insiden tersebut," kata perusahaan keamanan swasta Ambrey.

Belum ada keterangan dari pemilik kapal yang dilaporkan AP pada Jumat (23/2) terdaftar di Liberia.

Militer Prancis secara terpisah mengatakan pihaknya menembak jatuh dua drone Houthi pada Kamis di bagian selatan Laut Merah.

Sementara itu, sirene dibunyikan pada Kamis dini hari di Eilat diikuti oleh video yang diunggah secara online tentang apa yang tampak seperti intersepsi di langit.

Militer Israel kemudian mengatakan intersepsi tersebut dilakukan oleh sistem pertahanan rudal Arrow miliknya.

Israel belum mengidentifikasi apa sumber api itu dan dari mana asalnya. Namun, sistem Arrow mencegat rudal balistik jarak jauh dengan hulu ledak yang dirancang untuk menghancurkan target saat mereka berada di luar angkasa.

"Sistem tersebut berhasil mencegat peluncuran yang diidentifikasi di wilayah Laut Merah dan sedang dalam perjalanan ke Israel," kata militer Israel.

Kelompok Houthi tidak segera mengklaim serangan tersebut. Mereka biasanya mengakui penyerangan yang mereka lakukan beberapa jam setelahnya.

Eilat di Laut Merah adalah kota pelabuhan utama Israel. Pada 31 Oktober, Houthi pertama kali mengklaim serangan rudal dan drone yang menargetkan kota tersebut.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Masih Mampu Lancarkan Serangan Signifikan

Sejak November, Houthi telah berulang kali menargetkan kapal-kapal di Laut Merah dan perairan sekitarnya menyusul dukungan mereka terhadap Hamas dalam perang melawan Israel di Jalur Gaza. Mereka sering menargetkan kapal-kapal yang memiliki dengan Israel, tindakan yang membahayakan pelayaran di jalur utama perdagangan antara Asia, Timur Tengah, dan Eropa.

Meskipun serangan udara koalisi yang dipimpin Amerika Serikat (AS) terhadap Houthi telah berlangsung selama sebulan, kelompok itu masih mampu melancarkan serangan yang signifikan. Pekan ini, serangan mereka merusak parah sebuah kapal dan menjatuhkan drone AS senilai puluhan juta dolar.

Houthi bersikeras bahwa serangan mereka akan terus berlanjut sampai Israel menghentikan operasi tempurnya di Jalur Gaza.

3 dari 3 halaman

Respons AS

Kementerian Luar Negeri AS mengkritik serangan sembrono dan sembarangan terhadap kapal kargo sipil oleh kelompok Houthi yang telah menunda bantuan kemanusiaan termasuk makanan dan obat-obatan yang dikirim ke Ethiopia, Sudan, dan Yaman. Serangan disebut turut berdampak pada Sea Champion, kapal yang membawa jagung dan bantuan lainnya ke Aden dan Hodeida.

"Bertentangan dengan apa yang diklaim oleh Houthi, serangan mereka tidak membantu Palestina," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Matthew Miller. "Tindakan mereka tidak memberikan satu pun bantuan atau makanan kepada rakyat Palestina."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.