Sukses

16 Februari Hari Antropologi Sedunia, Selamat untuk Para Antropolog

World Anthropology Day atau Hari Antropologi Sedunia adalah hari bagi para antropolog untuk merayakan dan berpartisipasi dalam disiplin ilmunya bersama masyarakat di sekitarnya.

Liputan6.com, Jakarta - Tahukah Anda bahwa hari ini, 16 Februari adalah World Anthropology Day atau Hari Antropologi Sedunia. Peringatan ini adalah sebuah kesempatan yang menyoroti studi ilmiah tentang kemanusiaan.

Situs anthropology.washington.edu, menyebut hari itu sebagai hari bagi para antropolog untuk merayakan dan berpartisipasi dalam disiplin ilmunya bersama masyarakat di sekitarnya.

Para antropolog adalah sosok inovator dan pemikir kreatif yang berkontribusi pada setiap industri.

Sementara antropologi adalah ilmu yang dipelajari dalam ilmu sosial yang mengeksplorasi asal usul dan perkembangan masyarakat dan budaya manusia, menjadi peran penting dalam memahami dunia, perilaku, dan dampak yang ditimbulkan terhadap lingkungan sekitar.

Antropologi merupakan studi sistematis tentang kemanusiaan, dengan tujuan untuk memahami asal-usul evolusi manusia, kekhasan manusia sebagai suatu spesies, dan keragaman besar dalam bentuk keberadaan sosial di seluruh dunia. Fokus Antropologi adalah memahami kemanusiaan dan keberagamannya, serta terlibat dengan beragam cara hidup di dunia.

Peringatan setiap 16 Februari ini bermula dari ditetapkan Hari Antropologi Nasional oleh American Anthropological Association (A.A.A.) pada tahun 2015. Lalu setahun setelahnya pada 2016, peringatan tersebut dialihkan ke Hari Antropologi Sedunia karena menyadari pentingnya antropologi secara global. Dalam hal ini untuk mengakui dan merayakan kontribusi yang dibuat oleh para antropolog melalui eksplorasi budaya dan masyarakat yang mereka lakukan.

Untuk memahami keseluruhan dan kompleksitas budaya sepanjang sejarah manusia, antropologi mengambil dan membangun pengetahuan dari ilmu-ilmu sosial, biologi, serta ilmu-ilmu humaniora dan fisika.

Antropologi mengambil pendekatan luas untuk memahami berbagai aspek pengalaman manusia. Beberapa antropolog mempertimbangkan apa yang membentuk struktur tubuh biologis dan genetika pada manusia, tulang, pola makan, dan kesehatan. Dan beberapa antropolog lainnya mempelajari apa yang terjadi masa lalu untuk melihat bagaimana kelompok manusia hidup ratusan atau ribuan tahun yang lalu dan apa yang penting bagi mereka.

Ilmu antropologi adalah studi sistematis tentang kemanusiaan, dengan tujuan untuk memahami asal usul evolusi manusia, manusia sebagai suatu spesies, dan keragaman besar dalam bentuk keberadaan sosial manusia di seluruh dunia dan sepanjang waktu.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Jenis Jenis Antropolog

Antropologi dibagi menjadi tiga sub bidang: sosiokultural, biologi, dan arkeologi.

1. Antropolog Sosiokultural:

Antropolog sosiokultural menafsirkan isi budaya tertentu, menjelaskan variasi antar budaya, dan mempelajari proses perubahan budaya dan transformasi sosial. Antropologi sosiokultural melakukan penelitian di sebagian besar wilayah di dunia, dengan fokus pada topik yang meliputi

  • Ekologi manusia
  • Hubungan gender
  • Budaya dan ideologi
  • Demografi dan sistem keluarga
  • Ketidaksetaraan ras, kelas dan gender
  • Gerakan perlawanan; kolonialisme, neokolonialisme -penjajahan ekonomi dan kebudayaan-, dan pembangunan. 

2. Antropolog Biologi

Antropolog biologi mempelajari berbagai aspek biologi evolusi manusia. Beberapa meneliti fosil dan menerapkan pengamatan mereka untuk memahami evolusi manusia. Ada juga yang membandingkan adaptasi morfologi, genetik biokimia, dan fisiologis manusia hidup dengan lingkungannya, dan mengamati perilaku manusia dan primata seperti monyet dan kera untuk memahami akar perilaku manusia.

3. Arkeologi

Para arkeolog mempelajari sisa-sisa sistem budaya masa kini dan masa lalu untuk memahamiteknis, sosial, dan politik dari sistem tersebut serta proses evolusi budaya budaya yang lebih besar di masa lalu. 

3 dari 4 halaman

Temuan Pahatan Kuno Berusia 2.700 Tahun di Irak

Bicara soal arkeologi, para arkeolog di Irak utara membuat penemuan menarik berupa batu dengan pahatan indah yang berusia sekitar 2.700 tahun.

Pahatan ini ditemukan di Mosul, Irak oleh tim Amerika Serikat-Irak yang bekerja untuk merekonstruksi Gerbang Mashki kuno.

Delapan relief marmer menunjukkan adegan perang yang dipahat dengan halus, tanaman anggur dan pohon palem.

Pahatan ini berasal dari Raja Asyur Sennacherib, yang memerintah kota kuno Niniwe dari tahun 705 hingga 681 SM, kata Badan Purbakala dan Warisan Negara Irak.

Raja yang kuat itu dikenal karena kampanye militernya, termasuk saat perang Babel, dan upaya perluasan Niniwe.

Peninggalan itu diyakini pernah menghiasi istananya, dan kemudian dipindahkan ke Gerbang Mashki. Gerbang Mashki adalah salah satu yang terbesar di Niniwe, dan merupakan ikon ukuran dan kekuatan kota.

Gerbang itu dibangun kembali pada 1970-an, tetapi dihancurkan dengan buldoser oleh militan ISIS pada 2016. 

Baca selengkapnya di sini...

4 dari 4 halaman

Penemuan Makam Berusia 2.500 Tahun, Berisi 3 Kerangka

Serupa dengan penemuan pahatan kuno berusia 2.700 tahun di Irak. Tim arkeolog berhasil menemukan sisa-sisa manusia purba, serat, dan peralatan buatan manusia yang terpelihara dengan baik di dalam sebuah gua yang terletak di negara bagian Nuevo León, Meksiko.

Keberhasilan ini memberikan wawasan mendalam tentang masa lalu manusia di wilayah tersebut, membuka pintu menuju pemahaman yang lebih dalam tentang evolusi budaya dan peradaban di Amerika Tengah.

Sebuah penemuan khusus yang mencengangkan adalah pemakaman tiga individu berusia 2.500 tahun yang tersembunyi di dalam gua tersebut. Para arkeolog menemukan kuburan ini lengkap dengan berbagai barang pemujaan dan artefak kuburan, mengungkapkan praktik keagamaan dan budaya masyarakat kuno yang belum pernah tercatat sebelumnya.

Temuan ini memberikan perjalanan melintasi waktu yang menggugah minat, menghadirkan kesempatan langka untuk menggali lebih dalam rahasia perjalanan manusia di wilayah timur laut Meksiko.

Penemuan yang lebih mendalam terkait kondisi jenazah menunjukkan bahwa kerangka manusia tersebut ditemukan dalam keadaan terpotong-potong, memberikan indikasi potensi adanya praktik ritual dalam pemakamannya.

Meskipun demikian, analisis osteologis yang lebih rinci masih harus dilakukan untuk mengungkapkan lebih banyak detail tentang proses pemakaman dan kemungkinan signifikansi budaya di balik pemotongan tersebut.

Temuan ini memberikan tambahan lapisan misteri pada penemuan tersebut dan mendorong penelitian lebih lanjut untuk memahami konteks budaya dan spiritual di Nuevo León pada periode waktu tersebut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.