Sukses

Bangun Replika Menara Eiffel 8 Tahun, Pria di Prancis Gagal Pecahkan Rekor Dunia Akibat 706 Ribu Korek Api Salah Jenis

Pria tersebut didiskualifikasi dari upaya memecahkan rekor dunia oleh Guinness World Records karena menggunakan jenis korek api yang salah.

Liputan6.com, Paris - Mimpi seorang pria di Prancis sirna ketika mahakarya yang dibuatnya gagal memecahkan rekor dunia.

Richard Plaud (47) dari Montpellier-de-Médillan di Prancis barat, diberitahu oleh Guinness World Records bahwa menara setinggi 7,19 meter yang dibuatnya tidak memenuhi syarat karena menggunakan jenis korek api yang salah.

"Itu adalah bagian dari mimpi saya yang lenyap," katanya kepada wartawan, seperti dilansir BBC, Kamis (8/2/2024).

Padahal, pembuatan model Menara Eiffel tersebut memakan waktu hingga delapan tahun dengan menggunakan 706.900 korek api dan 23 kg lem. Potongan korek api terakhirnya berhasil dipasang pada 27 Desember 2023.

Setelah selesai, ia pun segera menghubungi tim Guinness World Records agar mereka dapat mengautentikasi karyanya untuk memecahkan rekor dunia.

Dari situ, Plaud menyadari telah melakukan kesalahan besar dan Guinness World Records pun tidak mengakui karyanya karena menggunakan korek api tanpa belerang, atau tanpa bagian merah di ujungnya.

Plaud mengatakan kepada media Prancis TFI bahwa ia awalnya membangun menara tersebut dengan korek api yang dibeli secara komersial, namun ia pun bosan karena harus memotong ujung merahnya satu per satu, sehingga akhirnya menghubungi produsen utamanya agar korek tersebut dikirimkan dalam kotak seberat 15 kg.

Melansir Sky News, dia mengatakan tidak tahu hal ini akan mendiskualifikasi upayanya memecahkan rekor.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Salah Menggunakan Jenis Korek Api

Sial baginya, peraturan Guinness World Records menetapkan bahwa hanya bahan "yang tersedia secara komersial" yang memenuhi syarat untuk memecahkan rekor.

"Mereka menganggap korek api yang saya gunakan tidak dijual secara umum. Jadi, tidak lolos," kata Plaud.

"Ini cukup mencengangkan, dan sebenarnya agak menjengkelkan. Bukan permainan yang adil. Yang paling menyakitkan adalah mereka tidak mengakui kerja keras yang saya lakukan, waktu yang saya habiskan, energi mental - karena dapat saya katakan itu tidak mudah."

3 dari 4 halaman

Tak Yakin untuk Apa Menara Replika Tersebut

Walau gagal diakui oleh Guinness World Records, Plaud masih dapat merasa senang lantaran karyanya disaksikan oleh sekitar 4.000 orang di sebuah aula di Saujon pada Januari 2024.

Namun, Plaud tidak yakin apa yang akan dia lakukan dengan menara itu sekarang.

Dia mengatakan harapannya adalah untuk menampilkannya di Olimpiade di Paris musim panas ini, namun pihak penyelenggara mengatakan kepadanya "tidak ada ruang yang cukup tinggi untuk menampungnya".

4 dari 4 halaman

Tanggapan Pihak Guinness World Record

Direktur layanan catatan pusat di Guinness World Records, Mark McKinley mengatakan, "Adalah tugas tim manajemen catatan kami untuk teliti dan cermat dalam meninjau bukti-bukti untuk memastikan persaingan yang adil bagi semua orang yang mencoba meraih gelar Guinness World Records, namun tampaknya kita mungkin sedikit kewalahan dengan aplikasi ini."

"Kami akan menghubungi pemegang rekor lagi serta meninjau aturan untuk rekor serupa sebagai prioritas, untuk melihat apa yang bisa dilakukan," lanjut dia.

Sementara itu, rekor Guinness sebelumnya dipegang oleh pria di di Lebanon, Toufic Daher, yang membangun Menara Eiffel setinggi 6,53 meter pada tahun 2009. Tentunya, ia menggunakan korek api yang tepat.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.