Liputan6.com, Seoul - Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol, pada Selasa (16/1/2024), berjanji akan membalas "berkali-kali lebih kuat" jika Korea Utara terus memprovokasi Korea Selatan.
Dalam rapat kabinet hari Selasa, Yoon Suk Yeol mengutuk tembakan artileri Korea Utara di dekat perbatasan maritim dan memperingatkan bahwa uji coba dan tindakan lebih lanjut dari Korea Utara akan ditanggapi dengan "respons yang luar biasa".
Baca Juga
6 Potret Azizah Salsha Nonton Pratama Arhan Cetak Gol Kemenangan untuk Timnas Indonesia saat Melawan Korsel
Variety Show Pick Me Trip in Bali Dikabarkan Kena Masalah Izin, Bomi Apink hingga Hyoyeon SNSD Tertahan di Pulau Dewata
Joget Ernando Ari Usai Gagalkan Penalti di Piala Asia U-23 Bikin Panas Media Korea Selatan
Yoon Suk Yeol juga mengkritik pemimpin Korea Utara Kim Jong Un yang mendefinisikan hubungan antar-Korea sebagai dua negara yang bermusuhan. Demikian seperti dilansir VOA Indonesia, Rabu (17/1)
Advertisement
Kantor Berita Pusat Korea (KCNA), media pemerintah Korea Utara, melaporkan pada hari Senin (15/1) bahwa negara itu telah membubarkan lembaga-lembaga penting pemerintahan yang mengelola hubungan dengan Korea Selatan.
* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Eskalasi di Semenanjung Korea Mengkhawatirkan
Memburuknya hubungan lintas batas baru-baru ini telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan pengamat Korea.
Dalam laporan yang diterbitkan pekan lalu oleh proyek 38 North yang berbasis di AS, mantan pejabat Kementerian Luar Negeri AS Robert Carlin dan ilmuwan nuklir Siegfried Hecker mengatakan situasi di Semenanjung Korea lebih berbahaya daripada yang pernah terjadi sejak awal Juni 1950, sesaat sebelum dimulainya Perang Korea.
"Itu mungkin terdengar terlalu dramatis, tapi kami yakin, seperti kakeknya (Kim Il Sung) pada tahun 1950, Kim Jong Un telah membuat keputusan strategis untuk berperang," ungkap keduanya, seperti dilansir The Guardian.
Advertisement
"Kami tidak tahu kapan atau bagaimana Kim Jong Un berencana melakukan aksinya, namun bahayanya sudah jauh melampaui peringatan rutin di Washington, Seoul, dan Tokyo mengenai 'provokasi' Pyongyang."
Dalam pertemuan Partai Buruh Korea akhir tahun lalu, kantor berita Yonhap melaporkan, Kim Jong Un telah menggambarkan Korea Utara dan Korea Selatan sebagai dua negara yang saling bermusuhan.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Advertisement