Sukses

Percepat Pengembangan Sektor Industri Energi Panas Bumi Indonesia, Selandia baru Hibahkan Dana Rp152 Miliar

Selandia Baru mendonasikan dana sebesar Rp152 miliar untuk memperkuat kapasitas pembangkitan energi terbarukan di Indonesia. Inisiatif ini merupakan langkah penting dalam mendukung target nasional untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan Selandia Baru (MFAT) bekerja sama dengan New Zealand Trade and Enterprise (NZTE) menyelenggarakan acara untuk memperingati kesuksesan Pengembangan Energi Panas Bumi di Indonesia (GeoINZ), bersama mitra-mitra di Indonesia dan komunitas panas bumi yang lebih luas.

Acara yang digelar pada 19 September 2023 di Jakarta ini mengundang sekitar 70 peserta, termasuk pembicara, tamu, serta pejabat seperti Duta Besar Selandia Baru untuk Indonesia, Kevin Burnett, ONZM, Direktur Jenderal EBTKE, Yudo Dwinanda Priadi, dan Ketua INAGA, Prijandaru Effendi.

Duta Besar Burnett melihat perkembangan industri panas bumi di Indonesia, dari awal tahap pengembangan hingga menjadi industri yang kuat dan memiliki kapasitas teknis yang memadai seperti sekarang, bahkan mampu melakukan ekspor ke pasar internasional.

"Selandia Baru bangga bisa bekerja sama secara bilateral dengan Indonesia, dan secara umum di seluruh kawasan Pasifik dan Indo-Pasifik, dalam transisi energi yang berkelanjutan," ujar Dubes Burnett, dikutip dari siaran tertulis dari Kedutaan Selandia Baru di Jakarta yang dikutip Jumat (6/10/2023).

Dalam kerja samanya, dukungan yang diberikan Selandia Baru mencakup peningkatan kemampuan teknis serta kepercayaan diri dalam program pengeboran pemerintah, serta mendorong peluang pemanfaatan energi panas bumi secara langsung. Upaya lain telah dilakukan untuk mengembangkan standar, mengurangi risiko eksplorasi pengeboran, dan mendukung keterlibatan dengan industri secara lebih luas.

"Pemerintah Indonesia telah meluncurkan beberapa inisiatif untuk menarik lebih banyak investasi swasta karena proyek-proyek panas bumi akan menjadi tulang punggung nasional seiring dengan dihentikannya pembangkit listrik tenaga batu bara," ujar Direktur Jendral EBTKE, Yudo Dwinanda Priadi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Dukungan Selandia Baru untuk Sektor Energi Terbarukan Indonesia

Adapun kegiatan dukungan panas bumi Indonesia-Selandia Baru selama lima tahun akan segera berakhir.

Selama periode tersebut, Selandia Baru telah memberikan kontribusi sebesar NZD10,6 juta sekitar Rp98,3 miliar untuk bantuan teknis panas bumi dan peningkatan kapasitas bagi tiga lembaga mitra di Indonesia.

Dukungan untuk Mempercepat Pengembangan Energi Panas Bumi di Indonesia (Geo-INZ) telah dilakukan melalui Jacobs New Zealand dengan dukungan dalam negeri dari Jacobs Indonesia, atas nama Program Kerja Sama Pembangunan Internasional Aotearoa NewZealand - Nga Hoe Tuputupu-mai-tawhiti (IDC).

Energi terbarukan merupakan fokus utama dari dukungan pembangunan Selandia Baru untuk Indonesia, berdasarkan kolaborasi dan kemitraan yang telah berlangsung lama dibidang Energi Terbarukan antara kedua negara.

Program Kerjasama Pembangunan Internasional Aotearoa Selandia Baru - dukungan NgaHoe Tuputupu-mai-tawhiti (IDC) berkomitmen untuk berkontribusi dalam meningkatkan pembangkit energi terbarukan di Indonesia agar bisa mendukung Indonesia dalam mencapai target pengurangan emisi dan komitmen perubahan iklim.

 

3 dari 3 halaman

Kolaborasi Selandia Baru Bangun Potensi Energi Panas Bumi di Indonesia

Untuk diketahui, GeoINZ juga memiliki peran kunci dalam pendirian WING (Women in Geothermal), yang kini telah menjadi entitas independen di Indonesia. Bagian dari jaringan global ini bertujuan untuk memajukan pendidikan, pengembangan profesional, serta meningkatkan keterlibatan perempuan dalam industri energi panas bumi.

Di samping proyek GeoINZ, Selandia Baru dan Pemerintah Indonesia juga telah berkolaborasi dalam program NZSTIGS (New Zealand Support for Geothermal Sector Training in Indonesia).

Program tersebut bertujuan untuk menyusun kurikulum kursus dan program pelatihan, bekerja sama dengan tutor Indonesia, serta memberikan pelatihan keterampilan dan peningkatan kemampuan kepada karyawan di sektor swasta dan publik.

Terkait berakhirnya masa lima tahun periode program dukungan panas bumi di Tanah Air, pemerintah Indonesia dan Selandia Baru telah setuju untuk memperpanjang kerja sama tersebut. Awal tahun ini, Selandia Baru mengumumkan Program Energi Panas Bumi Indonesia-Aotearoa Selandia Baru (PINZ) dengan total rencana hibah sekitar NZD15,64 juta atau sekitar Rp152 miliar, untuk periode 2023 hingga 2028.

PINZ akan terus mengutamakan akses terhadap pengetahuan teknis untuk mempercepat kemajuan industri energi panas bumi. Selain itu, akan terus dilakukan peningkatan berkelanjutan dalam pelatihan keterampilan dan kemampuan, yang sangat penting untuk tenaga kerja di sektor ini yang tengah berkembang.

Dengan dukungan ini, diharapkan Indonesia dapat mencapai target nasional dalam bidang energi terbarukan dan mengurangi emisi gas rumah kaca.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini