Sukses

Mengenal Apa Itu Inses dan Bahayanya, Kasus di Purwokerto Jadi Sorotan

Konvensi Hak Asasi Manusia menyatakan bahwa semua hubungan inses dikategorikan sebagai tindakan kriminal, bahkan jika kedua belah pihak setuju dan menyadari konsekuensinya.

Liputan6.com, Jakarta - Hubungan inses tengah menjadi sorotan usai terungkapnya kasus yang terjadi di Purwokerto. 

Pasalnya, pria berinisial R (57) telah ditetapkan sebagai tersangka kasus penemuan tujuh kerangka bayi di lahan bekas kolam tepi Sungai Banjaran, Kelurahan Tanjung, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Kerangka bayi tersebut diduga merupakan hasil hubungan inses yang dilakukannya. 

Dilansir dari laman CPTSD Foundation, Selasa (27/6/2023), hubungan inses adalah hubungan seksual antara dua orang yang memiliki hubungan darah. 

Hubungan seks secara konsensual antara dua anggota keluarga sedarah juga dikategorikan sebagai tindakan kriminal di sebagian besar negara bagian Amerika Serikat serta banyak negara di dunia. Bahkan, Konvensi Hak Asasi Manusia menyatakan bahwa semua hubungan seks dalam keluarga merupakan tindakan kriminal, meskipun kedua belah pihak memberikan persetujuan penuh dan mengetahui konsekuensi dari tindakan mereka.

Selain merupakan tindakan kriminal, hubungan seks antara dua anggota keluarga sedarah juga mengakibatkan kehamilan dengan konsekuensi yang sangat besar bagi janin. 

Meskipun tidak seluruh bayi hasil hubungan inses memiliki gangguan parah, namun lebih banyak kasus bayi yang lahir cacat akibat hubungan sedarah. 

Berikut adalah sejumlah risiko penyakit bagi bayi yang lahir cacat akibat hubungan inses:

1. Skor IQ Rendah

Hubungan inses berdampak negatif pada kemampuan intelektual anak, bahkan dalam beberapa kasus menyebabkan gangguan perkembangan.

2. Cystic Fibrosis

Cystic fibrosis adalah penyakit parah yang mempengaruhi sel-sel yang memproduksi lendir, keringat, dan cairan pencernaan.

3. Kelahiran Prematur

Anak-anak hasil hubungan inses berisiko lahir secara prematur, memiliki berat badan yang rendah dan ukuran tubuh yang kecil. 

4. Bibir Sumbing

Bibir sumbing dapat disebabkan oleh kelainan genetik pada kedua orang tua yang mengakibatkan kesulitan berbicara dan makan.

5. Gangguan Jantung

Kelahiran bayi dengan jantung yang cacat atau mengalami gangguan lainnya merupakan salah satu konsekuensi dari hubungan inses. Sayangnya, jika mereka bertahan hidup, anak-anak ini akan memiliki kehidupan yang lebih pendek dengan masalah jantung yang hampir sulit sembuh. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Jadi Korban Kekerasan

Berdasarkan penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Langan dan Harlow pada tahun 1994, 10 hingga 20 persen anak mengalami hubungan inses merupakan korban perkosaan oleh salah satu anggota keluarganya.

Sebagian besar korban pemerkosaan di Amerika Serikat mengalami trauma sebelum usia 18 tahun, dan 29 persen kasus pemerkosaan tersebut terjadi sebelum usia 11 tahun.

Dari korban perkosaan anak, 11 persen di antaranya diperkosa oleh ayah kandung mereka, dan 16 persen diperkosa oleh kerabat lainnya. Sejauh ini, tidak ada statistik yang menunjukkan berapa banyak wanita yang melakukan inses dengan anak mereka.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.