Sukses

Seniman Asal Belanda Tampilkan Pameran Litter Critters, Lengkap dengan Workshop Daur Ulang Gratis

Seniman visual asal Belanda, Arike Gill, menggelar pamerannya yang berjudul "Litter Critters" untuk meningkatkan kesadaran akan sampah di sekitar kita.

Liputan6.com, Jakarta - Di tengah maraknya isu lingkungan yang sedang berlangsung saat ini, seorang seniman asal Belanda membuka disuksi melalui karyanya di pameran "Litter Critters".

Tepat di Hari Laut Sedunia, tanggal 8 Juni, acara pembukaan pameran tersebut digelar di Erasmus Huis, Jakarta dan dipandu oleh senimannya sendiri, Arike Gill dan juga exhibition manager, Pieter Aartsen.

Sesuai dengan judul pameran "Litter Critters", isi karyanya menyoroti binatang yang terbuat dari sampah. Arike pertama kali mendapatkan idenya saat pandemi COVID-19. Dia berjalan-jalan di taman-taman kota, taman nasional, dan sepanjang pantai Laut Utara di Belanda untuk mencari binatang kecil bersama kedua anaknya, tetapi saat itu dia malah menemukan banyak sampah di sepanjang perjalanan.

Kemudian dia mulai mengumpulkan bungkus permen, kaleng kosong, masker medis, dan sampah lainnya, yang sebagian besar merupakan sampah plastik.

Di saat itulah Arike memulai menggambar seninya yang berukuran kecil. Jumlah karya yang di gambar tangan ada 35 secara total, dan itu membutuhkan waktu bertahun-tahun.

"Saya mengambil foto dari perspektif yang berbeda-beda, kemudian pada satu momen akan ada foto posisi sampah yang pas seperti binatang," kata Arike.

"Saya ingin gambarnya terlihat halus, dan Anda bisa menginterpretasikan sendiri sampahnya seperti binatang apa," tambahnya.

Selain seni gambarnya, ada juga beberapa gambaran digital, kertas dinding, tampilan proyektor, gantungan sampah bungkusan yang bervariasi, kotak beriisi seni, dan Litter Critters sungguhan yang dipajang di dinding.

Uniknya, hampir seluruh isi pameran ini dibuat secara lokal di Indonesia. Selebihnya, pengunjung dapat melakukan aktivitas interaktif yang mendorong partisipasi proses daur ulang, dengan membuat hewan sampah mereka sendiri dan menghidupkan di lanskap Indonesia yang indah.

Anda dapat menikmati pameran ini secara gratis dimulai tanggal 9 Juni hingga 13 Agustus 2023 di Erasmus Huis, dibuka untuk umum setiap hari Selasa - Sabtu sampai dengan jam 16.00.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Tujuan Pameran

Seni ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap sampah yang diproduksi setiap harinya, serta pentingnya membuang sampah pada tempatnya.

Direktur Erasmus Huis Yolande Melsert mengatakan, "Karya seni yang dibuat oleh Arike Gill memperlihatkan sisi buruk dari cara kita memperlakukan planet kita."

Arike menambahkan, "Seni adalah cara yang baik untuk membuka diskusi tanpa membuat orang merasa terintimidasi."

Sampah yang dipakai untuk membuat karyanya itu sebagian besar dari Indonesia. Arike bercerita bahwa mereka mengalami kesulitan mencari sampah bersih di sekitar sini. Oleh sebab itu, banyak yang ikut serta membantu mencari sampah.

Para sekuriti, teknisi, dan tim mereka menyumbang botol bekas, kotak rokok bekas, dan bungkus plastik.

Sementara, proyek manager mereka, mengumpulkan sampah keluarganya dari hari Senin. Keesokan harinya, ketika dia mengantar sampah kumpulannya kepada Arike, dia kaget betapa banyaknya sampah yang diproduksi keluarganya dalam satu hari saja.

"Itu menurut saya sudah peningkatan kesadaran yang cukup yang dapat diambil dari pameran ini, sedikit demi sedikit saja," ujar Arike.

Beliau juga sempat berkunjung ke sekolah dasar untuk melakukan workshop pembuatan binatang dari sampah.

Menurutnya, anak-anak muda sudah tertarik mengenai isu ini. "Ketika saya mengatakan bahwa satu botol sampah plastik membutuhkan 450 tahun untuk hilang, mereka terkejut," katanya.

Seseorang dari organisasi yang membuat bungkus sabun ramah lingkungan, yang ikut hadir dalam pembukaan pameran, mengatakan, "Menurut saya, anak muda sudah mempunyai kesadaran yang cukup. Yang dibutuhkan sekarang adalah platform yang bisa menyalurkannya."

 

3 dari 4 halaman

Proses Pembuatan Pameran

Pameran "Litter Critters" dibuat bersamaan dengan Exibition Designer, Pieter Aartsen.

Dalam proses perencanaan, Arike dan Pieter membutuhkan hanya waktu satu jam karena mereka "sudah tahu apa yang mereka ingin lakukan".

Sebagian besar isi pamerannya dibuat di Indonesia dalam waktu dua minggu. Itu termasuk kursi dan meja yang disediakan untuk workshop, papan pemandangan yang merupakan bagian dari workshop juga, pajangan karya, wallpaper, dan lain-lain.

Pajangan untuk karyanya terbuat dari kayu dan net yang biasa dipakai untuk konstruksi bangunan.

Sementara, barang yang dibawa dari Belanda hanya lukisan dan gambar Arike sendiri, tampilan proyektor, dan karya gantungnya.

Dia menceritakan pengalamannya saat membawa barang sampah tersebut ke Indonesia, "Ketika di bandara, mereka bingung mengapa saya membawa banyak koper isi sampah. Saya harus mengisi data yang sangat detail mengenai kegunaan setiap sampahnya.

"Itu sangat rumit, namun mereka tidak terlalu mempermasalahkannya."

4 dari 4 halaman

Daftar Karya Seni

Ketika berkunjung ke pameran "Litter Critters", Anda dapat melihat:

  • Tampilan Proyektor
  • Gantungan Bungkusan Bekas Daur Ulang (dari Belanda)
  • Wallpaper Bernuansa Litter Critters
  • 35 Karya Gambar Tangan Arike
  • Lukisan Digital Arike
  • Kotak Kayu Beriisi Seni Terbuat Dari Sampah Daur Ulang
  • Workshop
  • Papan Pajangan Hasil Workshop

Pameran “Litter Critters” membawa kita ke dunia yang unik dari Arike Gill, ahli biologi dan seniman visual asal Belanda, memperlihatkan bagaimana sampah secara ironis menyatu dengan alam.

Salah satu karya Arike yang paling unik merupakan sebuah kotak kayu yang beriisi seni terbuat dari sampah daur ulang. Pengunjung dapat melihat karyanya melalui bolongan yang dibuat pada kotak tersebut. "Bagian bunga itu terbuat dari tes pack COVID-19," ujar Arike.

Setiap karyanya memberikan perspektif unik terhadap sampah yang biasa ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Walaupun pameran ini menyoroti sampah bekas, hasilnya masih terlihat mahal dan berkelas.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.