Sukses

China Kirim Kapal Perang Sebagai Respons Pertemuan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen dengan Ketua DPR AS Kevin McCarthy

Presiden Taiwan Tsai Ing-wen dan Ketua DPR Amerika Serikat (AS) Kevin McCarthy bertatap muka di California pada Rabu (5/4/2023).

Liputan6.com, Washington - China meluncurkan latihan militer sebagai respons atas pertemuan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen dengan Ketua DPR Amerika Serikat (AS) Kevin McCarthy. Keduanya bertatap muka di California pada Rabu (5/4/2023), seminggu setelah Tsai Ing-wen dianugerahi penghargaan Global Leadership oleh Institut Hudson di New York.

Tsai Ing-wen memuji kemitraan yang kuat dan unik dengan AS, sementara McCarthy mengatakan bahwa penjualan senjata ke Taiwan harus dilanjutkan. Sementara China pada gilirannya menepati janji untuk memberikan tanggapan tegas atas pertemuan keduanya, dengan mengirimkan kapal perang ke perairan di sekitar Taiwan.

Waktu kunjungan Tsai Ing-wen terjadi pada saat permusuhan AS tumbuh dan semakin mendalam ke China, di mana Beijing menolak mengangkat telepon dari Washington pasca insiden balon mata-mata. Pada saat bersamaan, politik internal AS menunjukkan kompetisi yang semakin sengit antara Partai Demokrat dan Partai Republik untuk mengalahkan satu sama lain, termasuk dalam hal mendukung Taiwan secara terbuka.

Hal itulah yang disebut menjadi alasan utama mantan Ketua DPR Nancy Pelosi, yang berasal dari Demokrat, mendarat di Taipei tahun lalu, meski dia tahu tindakannya akan memicu reaksi keras dari China.

"Saya pribadi sangat menentang kunjungan Pelosi," ujar profesor William Stanton, mantan direktur Institut Amerika di Taiwan, seperti dilansir BBC, Jumat (7/4/2023). "Bagi politikus tingkat tinggi AS melakukan kunjungan ke pulau itu hanyalah mencolek China tanpa keuntungan apapun. Dan konsekuensinya cukup menakutkan."

Rudal-rudal China terbang di atas Taiwan saat itu, membuat invasi dikhawatirkan benar-benar akan terjadi.

Taiwan, dinilai merupakan titik konflik terbesar antara AS dan China.

Dan ketika McCarthy, seorang Republikan, terpilih sebagai ketua DPR pada Januari ini, dia menunjukkan niatnya untuk mengikuti jejak Pelosi. Namun, menurut Stanton, Tsai Ing-wen memutuskan bahwa itu bukan ide bagus.

"Saya rasa cukup jelas bahwa Kevin McCarthy ingin meniru Pelosi," kata Stanton. "Tapi Tsai Ing-wen mengatakan, 'Tidak, terima kasih, bagaimana kalau kita minum teh bersama saja di California'."

Presiden Tsai Ing-wen dinilai belum menginginkan kunjungan kontroversial lain oleh seorang pemimpin AS, tetapi dia juga perlu menunjukkan kepada China bahwa Beijing tidak akan berhasil memutus kontak antara Taipei dan Washington.

AS sendiri mengatakan, China tidak perlu bereaksi berlebihan atas pertemuan McCarthy dan Tsai Ing-wen.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Diplomasi Transit Tsai Ing-wen

Apa yang dilakukan Tsai Ing-wen, bertemu dengan pejabat tinggi AS di AS, kemudian dijuluki diplomasi transit karena dilakukan saat presiden Taiwan itu transit di sela perjalanannya ke sekutu diplomatiknya.

Ilmuwan politik di Universitas Nasional Australia Wen-Ti Sung menilai bahwa diplomasi transit sangat penting bagi Taiwan. Selama bertahun-tahun, China telah berhasil mengurangi jumlah sekutu diplomatik Taiwan, menjadikan negara yang mengakui Taiwan hanya tersisa 13.

"Kunjungan ini sesuai dengan kebutuhan masyarakat Taiwan akan pengakuan internasional," ujar Sung. "Ketika tidak ada dukungan internasional, indikator proksi lain dari dukungan internasional penting bagi Taiwan."

Di lain sisi, Partai Komunis China mengundang pendahulu Tsai Ing-wen, Ma Ying-jeou, untuk berkeliling daratan.

Ma Ying-jeou dilaporkan melakukan tur lima kota, seolah-olah untuk memberi penghormatan kepada leluhurnya. Meskipun memang mengunjungi kuburan leluhurnya di China tengah, tetap saja perjalanan Ma Ying-jeou politis. Faktanya, ini adalah pertama kalinya seorang mantan presiden Taiwan diundang ke China.

"Beijing mencoba untuk melunakkan nada terhadap Taiwan... memenangkan lebih banyak hati dan pikiran, dan juga menghindari gelombang nasionalisme Taiwan selama kampanye presiden (2024)," ungkap Sung.

Kunjungan Ma Ying-jeou, tambahnya, memberikan "penutup politik" yang diperlukan untuk melakukan itu.

Ketika mendarat di Nanjing, Ma Ying-jeou membuat pidato politik yang mencolok, "Orang-orang di kedua sisi Selat Taiwan adalah orang Tionghoa. Dan keduanya adalah keturunan Kaisar Yan dan Kaisar Kuning."

"Beijing bersikap baik kepada Ma Ying-jeou karena dia mewakili kapitulasi," kata Stanton. "Dia mengatakan 'kita semua orang Tionghoa'. Itu adalah sesuatu yang dia dan China sepakati, tapi bukan sesuatu yang disetujui orang Taiwan."

Risiko dalam strategi Ma Ying-jeou adalah bahwa lebih dari 60 persen penduduk Taiwan, menurut survei, menggambarkan diri mereka sebagai orang Taiwan, bukan Tionghoa.

Namun, Ma Ying-jeou dinilai bisa mendapat keuntungan lain dari pidatonya. Survei menunjukkan bahwa lebih dari setengah warga Taiwan yakin perang dengan China sekarang mungkin terjadi.

"Dan tujuan Tuan Ma adalah meyakinkan pemilih bahwa hanya partainya, Kuomintang (KMT),yang dapat menghindari perang itu," tutur Sung. "Ini tentang memperkuat warisannya sebagai jembatan antara kedua sisi Selat Taiwan. Dan pada tingkat politik domestik Taiwan memulai kampanye kepresidenannya. Argumen KMT adalah bahwa mereka dapat membawa perdamaian dengan China."

Selama beberapa dekade, AS mengelola status quo yang agak rumit, yakni mengakui tapi tidak mendukung "kebijakan Satu China". AS mempertahankan hubungan resmi dengan China sejak 1979. Namun, di lain sisi, AS tetap menjadi sekutu setia Taiwan dan menjamin untuk membantu pulau itu mempertahankan diri.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini