Sukses

Presiden Taiwan Tiba di AS untuk Transit, China Awasi dengan Ketat

China mengancam akan ada tindakan pembalasan jika Presiden Taiwan Tsai Ing-wen bertemu dengan Ketua DPR AS Kevin McCarthy.

Liputan6.com, Washington - Presiden Taiwan Tsai Ing-wen tiba di New York, Amerika Serikat (AS), untuk transit dalam lawatannya ke sekutu di Amerika Tengah. Sepulangnya dari kunjungannya, dia juga akan kembali transit di AS, dan disebut-sebut akan bertemu dengan Ketua DPR AS Kevin McCarthy.

China telah mengutuk pertemuan semacam itu dan mengatakan jika tetap dilakukan maka akan ada tindakan pembalasan.

Merespons ancaman China, AS mengatakan, Beijing tidak boleh bereaksi berlebihan terhadap lawatan Tsai Ing-wen.

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby menuturkan lebih lanjut pada Kamis (30/3) bahwa pihaknya berharap transit Tsai Ing-wen berjalan normal dan lancar. Menurut Kirby, ini adalah transit ketujuh Tsai Ing-wen melalui AS sejak dia memimpin Taiwan.

"Ini adalah kejadian biasa... Presiden Taiwan lainnya juga telah transit di AS. Tidak ada yang aneh tentang ini," kata Kirby seperti dilansir BBC, Jumat (31/3/2023).

Ini akan menjadi transit AS ke-29 oleh seorang presiden Taiwan sejak yang pertama pada tahun 1994.

Tsai Ing-wen tiba New York pada Rabu (29/3), di mana dia disambut oleh kerumunan pengunjuk rasa dan pendukungnya di luar hotel tempatnya menginap. Walau hanya sekadar transit, tapi dia dikabarkan memiliki jadwal cukup padat pada Rabu dan Kamis.

Pemimpin Taiwan berusia 66 tahun itu akan terbang ke Guatemala dan Belize minggu ini. Kunjungan tersebut dipandang untuk menopang aliansi Taiwan di Amerika Tengah.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

China: AS Mendukung Kemerdekaan Taiwan

Utusan senior China di Washington menuduh AS mendukung kemerdekaan Taiwan dengan membiarkan Tsai Ing-wen "membuat gebrakan" di negara mereka.

"Tidak peduli (apakah) itu pemimpin Taiwan yang datang ke AS atau sebaliknya. Para pemimpin yang mengunjungi Taiwan dapat menyebabkan konfrontasi serius lainnya... dalam hubungan China-AS," kata Kuasa Usaha China Xu Xueyuan.

"Dengan mengizinkan Tsai Ing-wen berada di AS, Washington secara serius merusak kedaulatan dan integritas teritorial China."

"Kami mendesak pihak AS untuk tidak mengulangi permainan api pada masalah Taiwan," katanya.

Kementerian Luar Negeri China dan Kantor Urusan Taiwan juga mengecam keras kunjungan tersebut, menuduhnya melanggar prinsip "Satu China", di mana China bersikeras bahwa Taiwan adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari wilayahnya dan akan dipersatukan kembali suatu hari nanti.

"Kami dengan tegas menentang ini dan pasti akan mengambil langkah-langkah untuk melawan balik," kata Zhu Fenglian, juru bicara Kantor Urusan Taiwan kepada, Rabu.

Tsai Ing-wen dijadwalkan kembali ke Taipei pada 7 April.

Taiwan menganggap dirinya sebagai negara berdaulat, sementara China memandangnya sebagai provinsi yang memisahkan diri yang pada akhirnya akan dipersatukan kembali dengan daratan.

Beijing tidak menyampingkan kemungkinan penggunaan kekuatan untuk mencapai tujuan itu.

Tahun lalu, ketegangan antara China, Taiwan, dan AS mencapai puncaknya - setelah pendahulu McCarthy, Nancy Pelosi, terbang ke Taipei untuk bertemu Tsai Ing-wen.

Beijing menanggapi kunjungan Pelosi dengan latihan militer besar-besaran selama seminggu di perairan sekitar Taiwan.

Kunjungan Tsai Ing-wen ke Amerika Tengah terjadi setelah Honduras, mantan sekutu Taiwan, pekan lalu beralih dengan menjalin hubungan diplomatik dengan Beijing. Langkah tersebut membuat Taiwan hanya diakui oleh 13 pemerintahan di seluruh dunia saat ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.