Sukses

AS: 3 Objek Terbang yang Ditembak Jatuh Tidak Terkait Aktivitas Mata-Mata China

Pejabat AS dan Kanada sejauh ini belum menemukan lokasi atau puing-puing dari tiga objek yang ditembak di lokasi berbeda tersebut.

Liputan6.com, Washington - Gedung Putih mengatakan, tiga objek terbang yang diledakkan selama akhir pekan lalu oleh militer Amerika Serikat (AS) tidak terkait dengan aktivitas spionase China.

"Objek-objek tersebut mungkin terkait dengan entitas komersial atau penelitian dan karena itu tidak berbahaya," ungkap juru bicara Gedung Putih John Kirby seperti dikutip dari BBC, Rabu (15/2/2023).

Tetapi Kirby menggarisbawahi bahwa belum ada perusahaan, organisasi, atau pemerintah yang mengklaim objek tersebut. Dia menambahkan, akan sulit menentukan tujuan atau asal dari tiga objek lainnya sampai puing-puingnya ditemukan dan dianalisis.

Pejabat AS dan Kanada sejauh ini belum menemukan lokasi atau puing-puing dari tiga objek yang ditembak di lokasi berbeda tersebut.

"Kami belum melihat indikasi apapun atau apapun yang menunjuk secara khusus pada gagasan bahwa ketiga objek ini adalah bagian dari program mata-mata China atau bahwa mereka secara definitif terlibat dalam upaya pengumpulan intelijen eksternal," tegas Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih.

Satu objek ditembak jatuh di atas Danau Huron. Panglima Militer AS Mark Milley menjelaskan bahwa objek tersebut ditembak dengan rudal Sidewinder.

"Tembakan pertama meleset. Tembakan kedua kena," kata Jenderal Milley saat berkunjung ke Brussel, Belgia, Selasa (14/2).

"Kami berusaha keras untuk memastikan bahwa wilayah udara bersih dan latar belakang bersih hingga jangkauan maksimum efektif rudal. Dan dalam hal ini, rudal mendarat... tanpa membahayakan di perairan Danau Huron."

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

China: AS Lebay

Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri China, mengkritik respons AS atas sejumlah objek terbang.

"Banyak orang di AS bertanya, 'manfaat apa yang dihasilkan oleh tindakan mahal seperti itu bagi AS dan pembayar pajaknya?'," kata Wang Wenbin pada Selasa.

Beijing sebelumnya juga mencap AS sebagai bereaksi berlebihan atas insiden balon mata-mata yang ditembak jatuh pada 4 Februari 2023 di South Carolina.

China membantah balon tersebut bertujuan untuk memata-matai. Mereka mengklaim itu hanyalah pesawat pemantau cuaca yang secara tidak sengaja terbang keluar jalur.

3 dari 3 halaman

Sedang Dianalisis FBI

Sensor dari balon mata-mata China telah ditemukan di Samudera Atlantik pada Senin (13/2), dan tengah dianalisis oleh FBI.

"Kru pencarian menemukan puing-puing yang signifikan dari situs tersebut, termasuk sensor utama dan potongan elektronik yang diidentifikasi di lepas pantai South Carolina," kata Komando Utara AS.

Seluruh Senat AS menerima pengarahan rahasia pada Selasa tentang isu tersebut dari para pemimpin militer.

Sementara itu, pemimpin mayoritas Senat Chuck Schumer mengatakan, majelis akan meluncurkan penyelidikan mengapa balon mata-mata itu tidak terdeteksi sebelumnya.

"Ini pertanyaan yang bagus," kata Schumer. "Kita harus menjawabnya."

Di benua berbeda, Rumania dilaporkan mengerahkan jet tempur pada Selasa untuk menyelidiki objek terbang yang memasuki wilayah udara Eropa.

Tetapi kementerian pertahanan negara itu mengatakan pilot tidak dapat menemukannya dan meninggalkan misi setelah setengah jam.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.