Sukses

23 Januari 1556: Gempa China Tewaskan 800 Ribu Orang Akibat Reruntuhan dan Kelaparan

Pada 23 Januari 1556, atau sekitar 461 tahun silam, terjadi salah satu bencana gempa bumi paling mematikan sepanjang sejarah dunia.

Liputan6.com, Jakarta - Pada 23 Januari 1556, atau sekitar 461 tahun silam, terjadi salah satu bencana gempa bumi paling mematikan sepanjang sejarah dunia.

Malapetaka itu menghantam kawasan Provinsi Shaanxi, China, yang mengakibatkan sekitar 830 ribu orang tewas akibat bencana dan krisis kemanusiaan sampingan.

Seperti dikutip dari History.com (23/1/2023), gempa terjadi pada malam hari. Namun guncangan tidak hanya sekali, melainkan lindu muncul kembali beberapa kali, berlanjut hingga pagi hari, keesokannya.

Gempa berkekuatan 8,3 skala Richter itu mengguncang kawasan padat penduduk dengan konstruksi bangunan yang tak layak, sehingga banyak korban jiwa berjatuhan.

Para warga tinggal di dalam 'rumah gua' alias Yaodongs. Mayoritas korban tertimpa runtuhan batuan gua.

Pusat gempa tercatat di lembah Sungai Wei, dekat siti Huaxian, Weinan dan Huayin.

Di Huaxian, nyaris seluruh bangunan roboh, menewaskan lebih dari separuh jumlah penduduk di kota tersebut. Estimasi jumlah korban kisaran puluhan ribu.

Hal serupa terjadi di Weinan dan Huayin. Jumlah korban terbanyak di kawasan ini diakibatkan oleh patahan daratan yang memicu tanah longsor.

Banyak warga terjebak reruntuhan rumah yang kandas ke dalam tanah longsor.

Gempa ini tak hanya berdampak ke tiga kota, tapi secara keseluruhan ada 97 kota yang terguncang.

Total 840 km persegi wilayah China terkena dampak gempa. Dan 60 persen dari total penduduk di 97 kota dinyatakan tewas.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Korban Bertambah Akibat Krisis Pengungsi dan Wabah Pes

Perkiraan modern menempatkan kematian langsung akibat gempa bumi lebih dari 100.000.

Sementara lebih dari 700.000 bermigrasi atau meninggal karena kelaparan dan wabah, yang menyimpulkan hingga total kerugian 830.000 orang dalam catatan Kekaisaran China.

Itu menjadi salah satu gempa bumi paling fatal di Tiongkok, yang pada gilirannya menjadikannya salah satu bencana teratas di Tiongkok dengan jumlah korban tewas.

 

3 dari 3 halaman

Kesaksian Korban

Qin Keda, korban gempa yang selamat, mengatakan, pada awal-awal guncangan, orang-orang memilih untuk tetap di rumah.

"Kami duduk, berjongkok. Tapi banyak juga yang berlarian ke luar rumah," ujar dia seperti dilansir History.cultural-china.com.

Lindu juga mengakibatkan bangunan tinggi menara Small Wild Goose Pagoda berkurang, dari sebelumnya 45 meter menjadi 43,4 meter.

Puluhan batu bersejarah di kawasan gunung batu pun hancur.

Hingga kini, gempa di Shaanxi menjadi salah satu yang paling mematikan sepanjang sejarah.

Gempa mematikan kedua terjadi di Aceh, Indonesia pada yang disusul tsunami pada 26 Desember 2004, dengan jumlah korban sekitar 230 ribu orang.

Sejarah lain mencatat pada 23 Januari 1950 terjadi peristiwa Kudeta Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) di Bandung, Jawa Barat yang dipimpin mantan komandan DST (Pasukan Khusus) KNIL, Raymond Westerling.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Gempa adalah peristiwa bergetar atau bergoncangnya bumi karena pergerakan atau pergeseran lapisan batuan pada kulit bumi secara tiba‐tiba.

    Gempa

  • Negara dengan penduduk terbanyak di seluruh dunia. Negara ini telah berganti nama menjadi Republik Rakyat Tiongkok.
    Negara dengan penduduk terbanyak di seluruh dunia. Negara ini telah berganti nama menjadi Republik Rakyat Tiongkok.

    China

  • Today in History