Sukses

Setahun Usai Ledakan Gunung Dahsyat, Tonga Masih Hadapi Permasalahan

Satu tahun setelah letusan besar gunung berapi bawah air di Pasifik Selatan, Tonga kini masih menghadapi kerusakan perairan pesisirnya.

Liputan6.com, Nuku'alofa - Satu tahun setelah letusan besar gunung berapi bawah air di Pasifik Selatan, Tonga kini masih menghadapi kerusakan perairan pesisirnya.

Ketika Hunga-Tonga-Hunga Ha'apai meledak, gunung ini mengirimkan gelombang kejut ke seluruh dunia, menghasilkan semburan air dan abu yang melonjak lebih tinggi ke atmosfer.

Ledakan ini mencatat rekor tersendiri dan memicu gelombang tsunami yang melanda ke banyak wilayah, dikutip dari Channel News Asia, Minggu (15/1/2023).

Terumbu karang berubah menjadi puing-puing dan banyak ikan mati atau bermigrasi.

Hasilnya membuat warga Tonga kesulitan, padahal lebih dari 80 persen keluarga Tonga mengandalkan penangkapan ikan untuk menyambung hidup, menurut data Bank Dunia tahun 2019.

Menyusul letusan tersebut, pemerintah Tonga akan mencari US$ 240 juta untuk pemulihan, termasuk meningkatkan ketahanan pangan. Kemudian Bank Dunia menyediakan US$ 8 juta.

"Dalam hal rencana pemulihan, kami sedang menunggu dana untuk menutupi pengeluaran terkait perikanan skala kecil di sepanjang masyarakat pesisir," kata Poasi Ngaluafe, kepala divisi sains Kementerian Perikanan Tonga.

Sebagian besar wilayah Tonga adalah lautan, dengan zona ekonomi eksklusifnya membentang hampir 700.000 km persegi perairan.

Sementara perikanan komersial hanya memberikan kontribusi 2,3 persen terhadap ekonomi nasional, penangkapan ikan subsisten dianggap penting sebagai makanan pokok Tonga.

Organisasi Pangan dan Pertanian PBB memperkirakan dalam laporan November 2022 bahwa letusan tersebut merugikan sektor perikanan dan akuakultur Tonga sekitar US$ 7,4 juta.

Ini adalah jumlah yang signifikan bagi perekonomian Tonga yang berjumlah sekitar US$ 500 juta.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Alasan Kerugian

Kerugian tersebut sebagian besar disebabkan oleh kapal penangkap ikan yang rusak, dengan hampir setengah dari kerusakan tersebut terjadi di sektor perikanan skala kecil, meskipun beberapa kapal komersial juga terkena dampaknya.

Karena pemerintah Tonga tidak melacak penangkapan ikan secara dekat, sulit memperkirakan dampak letusan terhadap panen ikan.

Tetapi para ilmuwan mengatakan bahwa, selain dari beberapa stok ikan yang mungkin habis, ada tanda-tanda lain yang mengganggu yang menunjukkan bahwa perikanan membutuhkan waktu lama untuk pulih.

Karang muda gagal tumbuh di perairan pantai di sekitar lokasi letusan, dan banyak daerah yang dulunya memiliki terumbu karang yang sehat dan berlimpah kini menjadi tandus, menurut survei pemerintah pada Agustus 2022.

Kemungkinan besar abu vulkanik menutupi banyak terumbu karang, membuat ikan kehilangan tempat makan dan tempat pemijahan.

Survei menemukan bahwa tidak ada kehidupan laut yang selamat di dekat gunung berapi.

 

3 dari 3 halaman

Pertanian Selamatkan Tonga

Sementara itu, tsunami merobohkan bongkahan batu karang yang besar sehingga menimbulkan hamparan puing-puing karang.

Pertanian terbukti menjadi penyelamat bagi warga Tonga yang menghadapi air kosong dan perahu yang rusak.

"Produksi pangan telah dilakukan dan menghasilkan sedikit dampak", kata Siosiua Halavatu, seorang ilmuwan tanah yang berbicara atas nama pemerintah Tonga.

"Kami telah mendukung pemulihan melalui persiapan lahan, dan menanam kebun belakang dan tanaman umbi-umbian di pertanian, serta tanaman ekspor seperti semangka dan labu," kata Halavatu kepada Reuters.

Pemantauan jangka panjang akan sangat penting, katanya, dan Tonga berharap dapat mengembangkan strategi tanah nasional dan meningkatkan laboratorium pengujian tanah mereka untuk membantu para petani.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.