Sukses

Peneliti London Pecahkan Teka-teki Misterius pada Lukisan Zaman Es 20.000 Tahun Silam

Seorang konservator asal London sukses memecahkan teka-teki misterius dari penemuan penting yang berasal dari Zaman Es.

Liputan6.com, London - Seorang konservator asal London sukses memecahkan teka-teki misterius dari penemuan penting yang berasal dari Zaman Es.

Ia sukses menyimpulkan makna lukisan-lukisan hewan dari gua yang kebanyakan di temukan di Benua Eropa tersebut.

Ben Bacon menganalisis tanda-tanda di gua yang diprediksi sudah berusia 20.000 tahun. Ia menyimpulkan bahwa tanda-tanda itu bisa merujuk pada proses pembuatan kalender lunar.

Tim spesialis kemudian membuktikan bahwa orang Eropa zaman dahulu membuat catatan tentang waktu siklus reproduksi hewan.

Dikutip dari BBC, Jumat (6/1/2022) Bacon mengatakan bahwa sulit dipercaya akhirnya ia bisa mengetahui makna dari tanda-tanda lukisan tersebut.

Lukisan yang terdapat di gua ini berupa gambar binatang seperti rusa, ikan dan ternak lainnya dan ditemukan di gua-gua di seluruh wilayah Eropa.

Tetapi para arkeolog bingung dengan arti titik-titik dan tanda-tanda lain pada lukisan itu. Jadi Bacon memutuskan untuk memecahkan kode kuno rahasia tersebut.

Dia menghabiskan banyak waktu mengakses internet dan di Perpustakaan Inggris untuk berkonsultasi soal lukisan gua tersebut dan "mengumpulkan data sebanyak mungkin baru kemudian mulai mencari pola berulang".

Secara khusus, ia meneliti tanda 'Y' pada beberapa lukisan, yang menurutnya mungkin merupakan simbol "melahirkan" karena menunjukkan satu garis tumbuh dari yang lain.

Saat penelitiannya mengalami kemajuan, dia membawa teman-teman dan akademisi senior untuk melanjutkan penyelidikannya.

Dia bekerja sama dengan sejumlah tim, termasuk dua profesor dari Durham University dan satu dari University College London.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Dipublikasi di Cambridge Archeological Journal

Mereka secara bersama mengerjakan siklus kelahiran hewan-hewan yang hidup di masa kini dan menyimpulkan bahwa jumlah tanda pada lukisan gua adalah simbol dari rekor atau pencapaian, kalender lunar dan musim kawin hewan.

Temuan tim dipublikasikan di Cambridge Archeological Journal.

Prof Paul Pettitt, dari Universitas Durham, mengatakan dia "senang bisa menjalankan penelitian" ketika Bacon menghubunginya.

"Hasilnya menunjukkan bahwa para pemburu yang hidup di Zaman Es adalah peradaban pertama yang menggunakan kalender sistemik dan tanda untuk mencatat informasi soal peristiwa ekologi besar dalam kalender itu."

Dia menambahkan: "Pada gilirannya, kami dapat menunjukkan bahwa orang-orang ini telah meninggalkan warisan seni spektakuler di gua Lascaux [di Prancis] dan Altamira [di Spanyol], juga meninggalkan catatan ketepatan waktu yang pada akhirnya akan menjadi hal yang biasa dilakukan di antara spesies kita."

Bacon mengatakan, nenek moyang kita ternyata "jauh lebih mirip dengan kita selama ini. Orang-orang ini, yang terpisah dari kita selama ribuan tahun, tiba-tiba menjadi lebih dekat lewat penemuan tersebut".

3 dari 4 halaman

Arkeolog Temukan Pahatan Kuno Berusia 2.700 Tahun di Irak

Bicara soal penemuan kuno, para arkeolog di Irak utara juga pernah membuat penemuan menarik berupa batu dengan pahatan indah yang berusia sekitar 2.700 tahun.

Pahatan ini ditemukan di Mosul, Irak oleh tim Amerika Serikat-Irak yang bekerja untuk merekonstruksi Gerbang Mashki kuno.

Lokasi ini sebelumnya dihancurkan oleh militan ekstremis (ISIS) pada tahun 2016, dikutip dari laman BBC, Kamis (20/10/2022).

Irak adalah rumah bagi peninggalan kota paling kuno di dunia, termasuk Babel.

Tapi bertahun-tahun, kekacauan telah terjadi di sana. Ada banyak situs arkeologi dijarah dan dirusak oleh militan ISIS dan aksi militer baik yang disengaja ataupun tidak.

Delapan relief marmer menunjukkan adegan perang yang dipahat dengan halus, tanaman anggur dan pohon palem.

Pahatan ini berasal dari Raja Asyur Sennacherib, yang memerintah kota kuno Niniwe dari tahun 705 hingga 681 SM, kata Badan Purbakala dan Warisan Negara Irak, dalam sebuah pernyataan yang dilihat oleh AFP.

Raja yang kuat itu dikenal karena kampanye militernya, termasuk saat perang Babel, dan upaya perluasan Niniwe.

 

4 dari 4 halaman

Gerbang Mashki

Peninggalan itu diyakini pernah menghiasi istananya, dan kemudian dipindahkan ke Gerbang Mashki, kata Fadel Mohammed Khodr, kepala tim arkeologi Irak kepada AFP.

Gerbang Mashki adalah salah satu yang terbesar di Niniwe, dan merupakan ikon ukuran dan kekuatan kota. Gerbang itu dibangun kembali pada 1970-an, tetapi dihancurkan dengan buldoser oleh militan ISIS pada 2016.

Kelompok militan itu mengobrak-abrik dan menghancurkan beberapa situs kuno yang sudah ada sebelum Islam di Irak, mencela peninggalan itu sebagai simbol "penyembahan berhala".

Khodr mengatakan bahwa ketika lempengan marmer diposisikan di pintu gerbang, sebagian dalam posisi terkubur.

Tim penggalian, yang terdiri dari para ahli dari Universitas Mosul Irak dan Universitas Pennsylvania Amerika Serikat, bekerja untuk memulihkan situs Gerbang Mashki sebelum ISIS menghancurkannya.

Lebih dari 10.000 situs arkeologi telah ditemukan di Irak.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.